Indikasi Orang Kiri Sedang Bermain oleh M Rizal Fadillah, pemerhati politik dan kebangsaan.
PWMU.CO– Ada orang menganggap berlebihan kalau curiga komunisme bangkit lagi di Indonesia. Bukankah ada Ketetapan MPRS No XXV/MPRS/1966 yang melarang PKI dan Komunisme dan hukum ini masih berlaku.
Demikian juga dengan UU No. 27 tahun 1999 yang melarang dan mengancam pidana penyebaran komunisme dan penggantian ideologi Pancasila.
Masalah yang dihadapi bukanlah aturan dan perundang-undangan, tetapi permainan politik yang bergerak di sela peraturan dan program pemerintah. Tidak eksplisit berbenturan tetapi ada agenda tersembunyi. Indikasi ada orang berpaham komunisme atau kiri sedang bermain. Ini sudah berkembang dalam beberapa peristiwa.
Kehadiran petinggi Partai Komunis Cina (PKC) yang bersilaturahmi dengan pimpinan partai politik di Indonesia seperti PDIP. Terakhir Dubes Cina untuk RI, Xiao Qian, berkunjung ke PKB ternyata direspons konstruktif. Jalinan kerja sama sepertinya terus dibangun. Hubungan dengan PKC makin mesra saja.
Berkaitan dengan itu tiba-tiba muncul masalah yang mengindikasikan ada cara kerja orang komunis atau setidaknya orang-orang berpaham kiri menyusup di beberapa tempat.
Dulu ada hasil rapat pembahasan kurikulum sekolah yang menghilangkan Pendidikan Agama diganti Pendidikan Budi Pekerti. Setelah resume rapat ini bocor, pejabat Kemendikbud membantah dan menyangkalnya.
Kemudian muncul lagi peta jalan (road map) pendidikan nasional dalam Peraturan Pemerintah No. 57 tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan yang menghilangkan pelajaran Pancasila dan Bahasa Indonesia. Kali ini Mendikbud mengakui salah dan segera meralat PP itu.
Kamus Sejarah
Setelah itu muncul lagi masalah Kamus Sejarah Indonesia yang tak memasukkan nama KH Hasyim Asy’ari, pendiri NU,nama KH Abdurrahman Wahid, dan nama tokoh HMI. Tapi tokoh-tokoh PKI seperti Musso, Darsono, DN Aidit, Amir Syarifuddin dan kamerad-kamerad lainnya lengkap ada.
Orang pun mencurigai apakah Kemendikbud sudah disusupi orang-orang sekuler kiri atau komunis? Netizen pun mencari-cari rekam jejak Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid yang bertanggung jawab atas penyusunan kamus itu.
Maka muncul sederet jejak digital Hilmar Farid yang aktivis Partai Rakyat Demokratik (PRD) ini. Video pandangan dia yang membela PKI dan menyalahkan rezim Orde Baru dan TNI dalam peristiwa G30S yang terungkap lagi. Ohhhh… layak Kemendikbud sekarang modelnya begini.
Kemudian muncul foto Mendikbud Nadiem Makarim dan Megawati bertemu membahas pelurusan sejarah 1965. Entah fragmen sejarah mana yang dianggap bengkok dan mau diluruskan.
Selain itu muncul Jozeph Paul Zhang yang mengaku nabi ke-26 lalu menghina Nabi Muhammad dan Islam. Dia yang menetap di Jerman kini diburu polisi.
Bukan Kebetulan
Apakah semua ini kebetulan? Dalam politik tidak ada kebetulan. Tapi by design. Ada operasi tersembunyi. Kini kerja orang komunis dan kiri itu mulai tampak satu per satu. Apalagi sebelumnya ada RUU HIP yang menafsirkan Pancasila kemauan sendiri bukan kesepakatan founding fathers.
Indonesia darurat komunis. Sedang terjadi upaya menguasai semua lini birokrasi. Indikasi sudah mirip-mirip suasana jelang tahun 1965. Seperti rakyat terpolarisasi pro pemerintah dan oposisi, utang dan krisis ekonomi, oligarkhi menguat, hukum yang diperalat politik, penistaan agama Islam marak, budaya menjilat, oposisi ditekan.
Kondisi ini tak bisa dianggap biasa. Perlu waspada. Ada indikasi operasi sembunyi dan kerja kaum kiri dan komunis. TNI dan umat Islam harus segera melakukan konsolidasi. (*)
Bandung, 22 April 2021
Editor Sugeng Purwanto