PWMU.CO – Ketua PWPM Jatim: Jalankan Khittah Perjuangan Pemuda Muhammadiyah. Pesan itu disampaikan Dikky Syadqomullah di Rapimda PDPM Situbondo.
Rapat Pimpinan Daerah (Rapimda) Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Situbondo digelar di Masjid Al-Jihad Kompleks Pusat Dakwah Muhammadiyah Kabupaten Situbondo, Selasa (20/4/2021). Kegiatan ini mengambil tema Konsolidasi Organisasi Merajut Ghirah Pemuda Muhammadiyah Situbondo yang Mandiri dan Berkemajuan.
Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Jatim Dicky Sadqomullah menyampaikan permohonan maaf karena selama Musyawarah Daerah (Musyda) dan pelantikan belum pernah ke Situbondo, dan merasa punya hutang jika tidak hadir.
“Saya pribadi merasa kaget dan heran karena tidak biasanya Pemuda Muhammadiyah melakukan sebuah kegiatan pada hari efektif. Ini adalah momen yang langka. Karena kalau kami keliling mulai dari Pacitan hingga Banyuwangi itu mengadakan agenda pemuda mesti di hari libur,” ujarnya.
Menurutnya tema Rapimda Pemuda Muhammadiyah Situbondo ini luar biasa. Konsolidasi itu penting atau makanan pokok bagi orang berorganisasi. “Kalau di dalam sebuah organisasi tidak ada rapat maka namanya perkumpulan bukan berorganisasi,” ujarnya.
Dimensi Religi dan Sosial
Dalam organisasi Pemuda Muhammadiyah, lanjutnya, itu ada Khittah Perjuangan Pemuda Muhammadiyah yang tertuang dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD-ART) Pemuda Muhammadiyah.
“Jadi gerakan kita ini ada kontrolnya yang harus kita kerjakan atau tidak sembarangan. Ada beberapa dimensi dalam Khittah Pemuda Muhammadiyah. Pertama adalah dimensi religi yang mana di sana terdapat pengajian dan kajian,”
“Kalau pengajian identik dengan bapak-bapak, sedangkan kajian ini identik dengan Pemuda Muhammadiyah yang mana kita sebagai pemuda harus mengkaji semua lini agar bisa di terima semua kalangan,” jelasnya.
Kedua, sambungnya, dimensi sosial seperti sering mengadakan baksos. Kokam ada banjir atau bencana alam lainnya ikut membantu. Itu merupakan salah satu bentuk dimensi sosial.
Dimensi Ekonomi dan Politik
“Ketiga dimensi ekonomi. Mari Pimpinan Pemuda Muhammadiyah Situbondo membangun jaringan agar mempunyai ekonomi yang kuat. Minimal dengan ekonomi yang kuat itu kita bisa mandiri. Sehingga Pemuda Muhammadiyah ini tetap kritis di tengah kondisi atau serba alternatif ini, walaupun menggunakan gaya khasnya sendiri,” jelasnya.
Dia mengingatkan Kabupaten Situbondo ada 17 kecamatan. Ada 12 kecamatan yang aktif Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah (PCPM)-nya dan mempunyai PR sebanyak 5 kecamatan. Alhamdulillah jika setiap PCPM terdapat 6 anggota yang aktif di dalamnya.
“Keempat ada dimensi politik. Diharapkan Pemuda Muhammadiyah ini bersinergi dalam hal politik untuk memajukan Kabupaten Situbondo bukan sebaliknya membuat saingan,” terangnya.
“Kita juga membutuhkan sebuah pengkaderan agar tercipta tim khusus yang bisa menggerakkan politik itu sendiri,” imbuhnya.
Menurutnya jika semua empat dimensi ini sudah dilakukan maka mari kita jadikan Surat Ash-Shaff ayat 4 ini sebagai ayat Pemuda Muhammadiyah.
“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang beperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur. Mereka seakan-akan seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh,” sitirnya.
Amal Usaha Pemuda Muhammadiyah
Sementara itu Ketua Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Situbondo Nisan menyatakan dirinya adalah ketua baru yang dipilih dan dipercaya saat pemilihan melalui Zoom Meeting.
“Hal ini karena Ketua PDPM sebelumnya Khoirul Anam telah mengundurkan diri dari jabatan ini dan melaksanakan tugas sebagai Aparatur Sipil Negara di Pare Kabupaten Kediri,” jelasnya.
Pemuda Muhammadiyah Situbondo, lanjutnya, membutuhkan penguatan kembali karena mengalami kevakuman semenjak selesainya penyelenggaraan Pemilu.
“Penguatan ini dilakukan agar Pemuda Muhammadiyah Situbondo bisa kembali mandiri dan berkemajuan sesuai dengan tema yang sudah dibuat. Untuk bisa mandiri maka saya ingin menitikberatkan ke depan dapat memiliki amal usaha,” harapnya. (*)
Penulis Pandu Anom Nayaka. Editor Sugiran.