PWMU.CO– Afternoon Talk with Mars UMY edisi 16 dengan tema Kartini masa kini di era Covid-19 diselenggarakan Program Studi Magister Administrasi Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Rabu (21/04/21).
Acara Afternoon Talk melalui Zoom dan Youtube dengan moderator dr Maria Ulfa MMR PHD. Menghadirkan Direktur Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan (RSML) dr Hj Umi Aliyah MKes dengan topik peran perempuan Muhammadiyah dalam organisasi kesehatan.
Dokter Umi menyampaikan manajemen krisis dalam penanganan pandemi Covid-19 di RSML. Dia terinspirasi dua wanita perempuan Muhammadiyah yaitu Nyai Walidah Dahlan dan Ibu Fatmawati yang dibesarkan di keluarga Muhammadiyah.
Ayahnya konsul Muhammadiyah dan ibunya aktivis Aisyiyah. Sedangkan Fatmawati aktif di Nasyiatul Aisyiyah. Satu lagi yang menginspirasinya adalah syair Mars Aisyiyah bahwa wanita itu tiang utama negara dan juga di tanganmulah nasib bangsa.
Selanjutnya dr Umi Aliyah memperkenalkan sejarah singkat berdirinya RSML yang berawal dari pos kesehatan korban banjir tahun 1968 yang dikembangkan menjadi Balai Kesehatan Islam (Bakis) PKU yang berlokasi di Jl. KH Ahmad Dahlan.
”Karena suasana Bakis PKU di dalam kota, maka pada tahun 1995 dikembangkan menjadi RSML dengan membeli tanah seluas 2,3 ha di Jl. Suprapto. Membangun dan mengembangkan RSML menjadi RS tipe B. Dengan 260 tempat tidur di atas tanah seluas 4,9 ha. SDM sejumlah 750 orang,” kata dr Umu yang pengurus IDI Cabang Lamongan.
Setelah itu, sambung dia, membangun gedung perawatan baru, mengembangkan produk-produk layanan baru. ”Juga membeli Rumah Sakit Muhammadiyah Kalikapas Lamongan (RSMKL), dan membeli tanah- tanah untuk pengembangan sarana prasarana RSML dan memfasilitasi pendirian Klinik Pratama di beberapa kecamatan,” cerita surveyor KARS ini.
Tangani Covid
Dalam penanganan pandemi Covid-19 berawal pada tanggal 3 Maret 2020, direktur RSML menerbitkan SK tentang pembentukan tim khusus penanganan Covid-19. Pada tanggal 6 Maret 2020 Pimpinan Pusat Muhammadiyah membentuk MCCC.
Tanggal 17 Maret 2020, sambungnya, PP Muhammadiyah memberikan amanah kepada RSML untuk menjadi rumah sakit penanganan Covid-19. ”Dilanjutkan pada tanggal 22 Maret 2020 Gubernur Jawa Timur menunjuk RSML sebagai rumah sakit rujukan Covid,” papar Korwil Persi (Persatuan Rumah Sakit Indonesia) Jatim ini.
Dia menjelaskan, demi kepentingan tugas itu, RSML mulai Maret 2020 sampai sekarang membuat 10 langkah kerja. Pertama, membentuk tim Covid-19. Langkah kedua, mencari, menghimpun, menganalisis informasi dan data.
Ketiga, konsolidasi dan koordinasi. Keempat, menyusun tata laksana dan SOP. Kelima, melakukan perubahan rencana anggaran tahunan semester Il. Kemudian langkah keenam melakukan renovasi pada ruangan dan fasilitas.
Ketujuh mengatur alokasi sumber daya insani. Langkah kedelapan, perawatan pasien Covid-19. Kesembilan merevitalisasi dan merekondisi dalam kelazIman baru. Langkah terakhir mendorong ke arah pembaruan.
Umi Aliyah menambahkan, di tengah pandemic, RSML meresmikan Gedung Sujak lima lantai digunakan untuk merawat pasien-pasien non Covid. Gedung lama digunakan untuk pasien infeksius dan Covid-19.
”Pada 8 April RSM Kalikapas Lamongan tipe D diresmikan oleh Bubati Lamongan. Ini adalah hasil dari pembelian RSML. Kemudian RSML bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam satu malam bisa didirikan tenda operasional ruang tunggu Swab PCR agar pasien tidak berkerumun,” tuturnya.
Dia bercerita, RSML juga membuat video Youtube pemulasaran jenazah Covid-19. Karena pada saat itu banyak jenazah yang dikabarkan di rumah sakit lain tidak dimandikan.
”Video pemulasaran jenazah produksi RSML itu ditayangkan di Youtube mendapat animo dari masyarakat yang sangat besar sampai viewer hampir tiga juta, sehingga mendapat fee dari Youtube,” ujarnya.
Dokter Umi mengatakan, sebagai amal usaha kesehatan yang berbasis Penolong Kesengsaraan Umum (PKU) maka berdasarkan qaidah Muhammadiyah, RSML harus mengambil peran dalam penanganan Covid-19.
Klaim Disput Covid-19
Dia mendapat banyak pengalaman dari pandemi ini. Salah satunya bisa bekerja maksimal melampaui batas kapasitas, kompetensi normal organisasi. ”Pada titik inilah kekuatan penggerak yang bersumber dari nilai dan budaya organisasi menjadi kekuatan vital bagi pimpinan manajeman untuk menggerakkan dan mengelola krisis yang terjadi,” ungkapnya.
Lewat acara Afternoon Talk ini, dr Umi Aliyah juga mengungkapkan RSML dan Rumah Sakit Muhammadiyah-Aisyiyah se-Indonesia sudah sungguh-sungguh merawat pasien Covid-19 dengan baik. Tapi sayang ada permasalahan dalam klaim Disput Covid-19 yang besar sekali belum dibayar. Ini menjadi PR yang harus disampaikan. (*)
Penulis Slamet Hariadi Editor Sugeng Purwanto