PWMU.CO – Hajriyanto Y Thohari MA mengatakan untuk membangun peradaban dunia bisa dilakukan dengan dakwah liberasi disampaikan dalam Pengajian Ramadhan 1442 H, Sabtu (24/4/21).
Dalam pengajian yang diselenggarakan Mugeb Islamic Center (MIC) Majelis Dikdasmen Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) GKB Gresik secara virtual Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah ini mengatakan liberasi itu diartikan membebaskan, gerakan pembebasan.
“Pembebasan yang dimaksud di sini adalah pembebasan kebodohan, angka-angka melek huruf harus ditingkatkan karena membaca menjadi gerbang dalam pembangunan peradaban. Membaca, membaca!” ujar Duta Besar (Dubes) RI untuk Lebanon ini.
Mercusuar Peradapan
Dalam pengajian yang mengangkat tema Peran Strategi Dakwah Muhammadiyah dalam Membangun Peradapan Dunia, Hajriyanto menjelaskan berakhirnya Ottoman Empire atau kekhalifahan Ottoman, menyisakan kelemahan, seperti beberapa kawasan di dunia arab angka buta hurufnya mencapai 90%.
“Hal ini menunjukkan pendidikan tidak dipikirkan sama sekali,” sesalnya
Padahal, lanjutnya, kita semua tahu pada masa Kekhalifahan Abbasiyah Islam menunjukkan masa kegemilangan peradaban, bahkan menjadi mercusuar peradaban dunia.
“Pusat perkembangan ilmu pengetahuan dan sains itu di dunia Islam dengan universitas-universitasnya yang menjadi tujuan dari masyarakat dunia,” jelasnya.
Islam Berkemajuan
Hajriyanto mengungkapkan dakwah kedua dengan cara membebaskan dari keterbelakangan agar maju seperti slogannya Muhammadiyah, Islam Berkemajuan.
“Tidak mungkin kita akan bisa membangun peradaban kalau miskin,” imbuhnya.
Gerakan Emansipasi
Hajriyanto mengatakan sebagai gerakan liberasi, dakwah yang membangun peradaban dalam pandangan Muhammadiyah adalah dakwah yang dipahami sebagai gerakan emansipasi dan transendensi.
“Emansipasi adalah mengangkat harkat dan martabat manusia sehingga menjadi manusia yang terhormat,” kata pria kelahiran Karanganyar Jawa Tengah ini.
Hal ini, sambungnya, karena manusia itu diciptakan Allah sebagai makhluk yang terhormat. Hanya perbuatan-perbuatan yang salah yang bisa menghancurkan kemuliaannya,” jelasnya.
Memanusiakan Manusia
Hajriyanto menjelaskan dalam bahasa lain, emansipasi sering juga diartikan sebagai humanisasi, yakni memanusiakan manusia.
“Sedangkan gerakan transendensi atau yang bisa juga disebut sublimasi merupakan apa yang kita lakukan selalu mempunyai dimensi kerohanian, dimensi ibadah,” ungkapnya.
Untuk itu, lanjutnya, dakwah intinya adakah mengejar ketertinggalan, membebaskan dari kemiskinan dan kebodohan dengan cara penggalakan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta agama sebagai faktor motivasi, kreatif, dan sublimatif.
“Sedangkan langkah kongkrit yang bisa dilakukan Muhammadiyah adalah membangun sekolah-sekolah yang bermutu, lembaga-lembaga penelitian dan pengkajian, perpustakaan yang hebat, universitas-universitas yang the best,” tandasnya. (*)
Penulis Ahmad Nasafi. Editor Ichwan Arif.