PWMU.CO – Protokol Rububiyah diperlukan untuk menjaga kesempurnaan hati dan ruhani. Karena protokol kesehatan saja kurang bagi Muslim sejati.
Demikian yang disampaikan Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Genteng, Surabaya, Ustadz Budi Santoso dalam Pengajian Rutin Ahad Pagi (25/4/21). Bertempat di Mushalla Bahagia, Peneleh, Genteng, Budi Santoso menyampaikan pentingnya protokol rububiyah bagi muslim sejati.
Menurutnya, disiplin dalam pandemi dengan menerapkan 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak), ternyata belum cukup untuk terhindar dari Covid-19. Bagi seorang Muslim sejati, selain protokol kesehatan, ada satu aturan dan cara yang wajib dijalani, yakni protokol rububiyah. “Jika protokol kesehatan hanya menjaga tubuh, maka protokol rububiyah ini menjaga kesempurnaan hati dan ruhani,” ujarnya.
Enam Poin
Di dalam protokol rububiyah tersebut, sambungnya, ada enam poin yang harus dijalankan umat Islam. Ketika dijalankan dengan penuh keyakinan, insyaallah terhindar dari virus tersebut. “Pertama adalah mengedepankan tauhid dan jangan syirik. Ini adalah kunci dari segala bentuk ibadah. Hati kita harus bersih untuk tetap menggapai ridha Allah SWT,” ungkapnya.
Kedua, kata dia, berprasangka baik kepada Allah. “Ada sebuah potongan hadit qudsi dari Abu Hurairah RA berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, ‘Aku sesuai persangkaan hamba-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku’,” tuturnya.
Sementara yang ketiga adalah berdoa dengan yakin. “Dalam firman Allah di surat al-Mu’min ayat 40, ‘Berdoalah kepada-Ku niscaya akan aku kabulkan’. Oleh karena itu, marilah kita terus berdoa dengan yakin agar terhindar dari virus ini,” terang Ustadz Budi.
Kalaupun toh kita terkena, lanjut dia, itu memang sudah ketentuan dari Allah, yang tidak bisa dihindarkan dan ditolak. “Firman Allah dalam al-Quran dijelaskan, ‘Katakanlah (Muhammad) tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah bagi kami. Dialah pelindung kami dan hanya kepada Allah bertawakal-lah orang-orang beriman’,” ungkapnya menyitir surat at-Taubah ayat 51.
Ustadz Budi melanjutkan, jikalau virus itu sudah menempel di hidungnya fulan, tapi Allah menakdirkan tidak mengizinkan, pasti orang itu tetap bebas dari Covid-19. “Maka mari memperbanyak shadaqah dan banyak berdzikir hasbunallaah wanikmal wakil nikmal maula wa nikman nashir,” jelasnya pada para jamaah tentang poin keempat dan kelima dari protokol rububiyah.
Pesan terakhirnya adalah memperbanyak istighfar, terutama di waktu sahur. “Waktu sahur adalah waktu yang mustajab dan dianjurkan untuk memperbanyak istighfar. Insyaallah akan dipalingkan dari penyakit yang jelek,” tandasnya.
Sebelum kegiatan rutin yang menerapkan protokol kesehatan tersebut, digelar Gerakan Pelajar Subuh Berjamaah (GPSB) SMA Muhammadiyah 10 (SMAMX) Surabaya. Tidak hanya di Mushalla Bahagia, tapi juga berlangsung di tujuh kota berbeda. (*)
Penulis Azmi Izuddin. Co-Editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.