Praktik puasa dan shalat malam terus menerus dilakukan beberapa sahabat. Rasulullah saw memberi nasihat untuknya.
PWMU.CO– Di kalangan sahabat ada yang praktik puasa dan shalat terus menerus. Hampir-hampir diri dan keluarganya tidak terurus. Salah seorang sahabat yang mempraktikkan ibadah seperti itu adalah Abu Darda.
Dalam Sahih Bukhori, satu kisah sahabat Nabi diriwayatkan oleh Abu Juhaifah ra menceritakan, Nabi Muhammad saw mempersaudarakan Abu Darda dengan Salman al-Farisi. Suatu hari Salman mengunjungi rumah Abu Darda. Dia bertemu Ummu Darda dan melihat pakaiannya sangat buruk.
”Bagaimana kabar Anda?” tanya Salman al-Farisi.
”Saudaramu Abu Darda tidak membutuhkan dunia,” jawab Ummu Darda.
Kemudian Abu Darda datang. Dia segera menyiapkan makanan untuk Salman. Setelah siap, dia mempersilakan Salman makan. ”Makanlah. Saya puasa,” kata Abu Darda.
Salman tak langsung makan. ”Saya tidak akan makan sebelum engkau makan,” katanya.
Abu Darda terpaksa menemani saudara angkatnya itu makan bersama. Setelah hari malam waktunya tidur, Abu Darda bangkit ingin shalat malam. Salman mencegahnya dengan berkata,”Tidurlah.”
Abu Darda menurut. Dia pun berbaring. Tapi tak lama kemudian dia bangkit lagi untuk shalat malam. Salman mencegahnya lagi. ”Tidurlah.”
Kemudian mereka tidur. Setelah larut malam, Salman membangunkan saudaranya. ”Bangunlah sekarang,” ujarnya. Lalu kedua-duanya shalat malam.
Setelah itu Salman mengatakan kepada Abu Darda,”Sesungguhnya Tuhanmu ada hak atas dirimu, dan dirimu ada hak atasmu. Keluargamu juga ada hak atasmu. Karena itu bayarlah masing-masing hak mereka.”
Sesudah kunjungan itu Salman datang kepada Nabi saw menceritakan pengalamannya bersama Abu Darda itu. Nabi Muhammad saw berkomentar,”Salman benar.”
Sahabat Abdullah bin Amru
Para sahabat yang praktik puasa dan shalat terus menerus itu katanya meniru Nabi Muhammad saw. Padahal Rasulullah itu puasa juga berbuka. Shalat malam tapi juga tidur. Namun di mata para sahabat, Rasulullah itu tampak puasa dan shalat terus-menerus setiap hari.
Hadits riwayat Abu Sa’id al-Kudri ra menceritakan, dia mendengar Rasulullah saw berkata,”Janganlah puasa terus menerus. Siapa saja di antaramu yang hendak puasa teruskanllah sampai waktu sahur.”
Kata mereka, ”Bukankah Anda puasa terus menerus, ya Rasulullah?”
Rasulullah menjawab,”Tidak! Aku ada orang yang selalu memberi makan dan minum kepadaku.”
Siapakah orang yang memberi makan dan minum itu? Mufasirin menjelaskan, itu malaikat. Kejadian ini tidak dilihat para sahabat sehingga mereka menduga sepertinya Nabi puasa terus tanpa buka.
Sahabat lainnya yang puasa terus menerus adalah Abdullah bin Amru bin Ash ra. Sebuah riwayat hadits darinya mengisahkan, Rasulullah suatu hari bertanya kepadanya. ”Ya Abdullah, benarkah kabar orang kepadaku bahwa kamu puasa sepanjang siang dan bangun untuk shalat sepanjang malam?”
”Benar, ya Rasulullah,” jawabnya.
”Janganlah kamu lakukan lagi. Puasalah sehari dan berbukalah sehari. Bangunlah dan tidurlah. Sesungguhnya tubuhmu mempunyai hak atasmu. Matamu mempunyai hak atasmu. Istrimu mempunyai hak atasmu. Tamumu punya hak atasmu,” kata Nabi.
”Sesungguhnya cukuplah jika kamu puasa tiap bulan tiga hari. Maka untuk setiap kebaikanmu akan dibalas sepuluh kali lipat. Sesungguhnya yang demikian itu sama dengan puasa sepanjang masa,” kata Nabi lagi.
Abdullah berkata,”Ya Rasulullah, sesungguhnya aku sanggup.”
”Puasalah seperti puasa Nabi Daud as dan jangan kamulebihi dari itu.” (*)
Penulis/Editor Sugeng Purwanto