PWMU.CO – Yusuf Mansur, berbicara mengenai keberkahan al-Quran. Menurutnya terdapat banyak keutamaan yang diperoleh bagi siapapun yang berinteraksi dengannya.
Hal itu dia sampaikan dalam acara Haflah Khotmil Hifdzil Quran yang diselenggarakan secara virtual oleh Pesantren Mahasiswa KH Ahmad Dahlan (Persada) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Selasa (27/04/2021).
Yusuf Mansur menjelaskan, dari segi bacaan, tak jarang fadhilah al-Quran mampu mengalahkan dunia medis.
“Terdapat banyak kisah testimoni yang menceritakan tentang sembuhnya penyakit-penyakit kronis seperti ginjal, kista karena dibacakan ayat-ayat al-Quran secara rutin,” katanya.
Berkaitan dengan terkabulnya doa, pendakwah masyhur ini mengemukakan sebuah teori yang dilandaskan pada surah al-Baqarah ayat 183–186.
Dia menerangkan, Surat al-Baqarah ayat 183 dan 184 itu berbicara mengenai puasa Ramadhan, ayat 185 tentang turunnya al-Quran, sedangkan ayat 186 tentang terkabulnya sebuah doa.
“Artinya, ketika pensyariatan puasa bersambung dengan peristiwa nuzulul Qur’an, maka hal tersebut menegaskan, bahwa Ramadhan adalah bulan terbaik untuk memaksimalkan interaksi seorang hamba dengan al-Quran,” tandasnya.
Keberkahan bersama Al-Quran
Adapun ketika ayat tentang Quran bersambung dengan ayat tentang doa, maka menurutnya hal ini mengartikan, potensi terkabulnya doa akan lebih besar ketika dilakukan setelah tilawah al-Quran.
“Seseorang akan senantiasa mendapat keberkahan selama ia hidup bersama al-Quran. Kitab suci lagi mulia, dengan segala keutamaannya tidak cukup hanya dibaca,” tuturnya.
“Karena untuk menjadi ahli al-Quran, seseorang harus berupaya men-tadabburi isinya, mempelajari tafsir serta segala hal mengenai ilmu-ilmu al-Quran”, tegas pimpinan Pondok Pesantren Daarul Quran ini.
Selain itu, dia mengungkapkan, cara meraih keberkahan al-Quran adalah dengan menanamkan keyakinan kuat dalam diri sebagaimana terdapat pada surah Yunus ayat 9.
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, niscaya diberi petunjuk oleh Tuhan karena keimanannya. Mereka di dalam surga yang penuh kenikmatan, mengalir di bawahnya sungai-sungai”.
Tentang ayat ini, Yusuf Mansur menjelaskan, hidayah Allah itu berdasarkan sejauh mana keyakinan seorang hamba terhadap-Nya.
“Artinya, ketika seseorang berinteraksi dengan al-Quran, lalu ia meyakini akan keutamaannya, maka Allah pun akan memberikan fadhilah dan keberkahan dalam hidupnya. Pun sebaliknya,” papar pendakwah yang juga penulis buku ini.
Sehingga, lanjutnya, bentuk kecintaan seorang hamba terhadap al-Quran, sejatinya adalah dengan membacanya serta berusaha merawat isi kandungannya (mengamalkannya). (*)
Penulis Fithri Istiqomah Co-Editor Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni.