PWMU.CO – Hal-Hal Kecil Bermakna Besar disampaikan Dra Salmah Orbayinah MKes Apt Ketua Majekis Pembinaan Kader (MPK) Pimpinan Pusat (PP) Aisyiyah. Dia menyampaikannya pada kajian Ramadhan Aman dan Sehat, Kamis (29/4/21).
Kajian virtual spesial Ramadhan bersama PP Muhammadiyah ini persembahan Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC), Lazismu dan Wardah. Temanya: Pertemuan Penggerak Green Ramadhan.
Salmah mengungkap, program Green Ramadhan ini bukan kali pertama berjalan, melainkan sudah sejak beberapa tahun lalu. Tujuannya, mendidik dan menginspirasi umat Islam untuk menghijaukan Ramadhan dengan mengurangi sampah. Selain itu, untuk bisa menggunakan sumber daya secara bertanggung jawab.
Hal-Hal Kecil Bermakna Besar
Untuk mengurangi sampah, Salmah menyarankan agar mengonsumsi makanan secara bijak, yaitu menghabiskannya. “Jangan sampai menyisakan makanan yang kita buang. Itu kan sayang sekali!” tutur dia.
Selain itu, lanjutnya, kurangi menggunakan peralatan makan— seperti sendok dan piring—sekali pakai.
Menghijaukan Ramadhan selain dengan reduce, juga mengurangi sumber daya yang tidak dipakai. Misal saat pergi Tarawih matikan kipas angin. Saat wudhu juga gunakan air secukupnya. Matikan kran.
Melalui green Ramadhan, Salmah menekankan harus bisa menahan diri untuk menjaga lingkungan dengan perbuatan kecil tapi bermakna sangat besar.
Lalu, Salmah mengajak anggota Aisyiyah untuk melakukan hal-hal kecil berdampak besar itu. Misal, membawa tumblr. Kalau belanja pilih produk lokal karena bisa mengurangi emisi gas karbon dioksida (CO2).
Selain itu, dia menyarankan agar membeli di lokasi terdekat, dimana membelinya tanpa pakai kendaraan. Dikusi-diskusi tentang isu lingkungan juga terus menggelora.
Multiperan Perempuan
Menurut Salmah, banyak yang bisa perempuan lakukan selama Ramadhan. Bahkan, beban perempuan meningkat, terutama dalam pekerjaan domestik. “Perempuan harus menyiapkan sahur dan buka,” ujarnya.
Karena masa pandemi, jadi lebih banyak berkegiatan di rumah. “Kalau yang sudah (bekerja) offline jadi bebannya double. Kita bekerja dan mengurus rumah,” ungkap Salmah.
Perempuan juga dituntut harus bisa mengatur uang dengan baik, padahal di Ramadhan ini godaan banyak sekali. Banyak diskon-diskon yang menggoda untuk belanja. “Bukanya jadi beli banyak. Ternyata nanti pas buka ya cukup (kenyang dengan makan) kurma, shalat, makan, selesai,” terangnya.
Untuk itu, menurut Salmah, perempuan atau ibu-ibu perlu bisa mengatur keuangan dengan baik. Tidak hanya itu, beban bertambah ketika ibu memiliki anak yang masih kecil.
“Apalagi yang punya anak kecil juga harus megurus anak dan memberikan ketenangan di rumah,” tuturnya.
Perempuan luar biasa mempersiapkan itu semua. Tapi di sisi lain, dari perempuan juga banyak menghasilkan sampah. Lalu, menurut Salmah, perlu memanfaatkan ketekunan dan ketelatenan perempuan untuk mengelola sampah.
“Mengisiniasi bagaimana sampah itu tidak lagi menggangu lingkungan,” imbaunya.
Tiga Program Green Ramadhan Aisyiyah
Salmah mengungkap, program-program di Pimpinan Pusat (PP) Aisyiyah banyak yang bersifat green, yaitu membantu menjaga lingkungan.
“Misal program Lumbung Hidup, Rumah Gizi yang meningkatkan gizi dan mencegah stunting. Juga program Lenting_, bagaimana meningkatkan ketahanan keluarga dengan mengajari bercocok tanam,” urai dia.
PP Aisyiyah melaksanakan program Rumah Gizi untuk mengembangkan ketahanan dan kedaulatan pangan berbasis komunitas. “Sebab, Indonesia masih menghadapi masalah kekurangan gizi dan malnutrisi, sehingga program ini muncul,” terangnya.
Pelaksanaan Rumah Gizi, lanjut Salmah, terwujud melalui aksi memberi makan bagi balita, ibu hamil, dan ibu menyusui. Tujuannya, meningkatkan pemahaman gizi seimbang, menurunkan anemia, serta memanfaatkan dan meningkatkan keterampilan memasak makanan bergizi.
Salmah lalu menjelaskan program lainnya, Lumbung Hidup yang merupakan program Majelis Ekonomi dan Ketenagakerjaan (MEK) Pimpinan Pusat Aisyiyah. Lewat program ini, mengajurkan ibu-ibu yang punya lahan sempit untuk menanam tanaman yang bisa dimasak.
Pada Milad Aisyiyah Mei nanti, menganjurkan penghijauan besar-besaran yang bisa masing-masing keluarga manfaatkan.
Greening di Bulan Ramadhan
Salmah menjelaskan, pelaksanaan program penghijauan ini sengaja pada bulan Ramadhan yang berdurasi 30 hari. “Itu harapannya bisa jadi kebiasaan diteruskan setahun ke depan, jadi nggak cuma di Ramadhan ini saja,” kata dia.
Di bulan suci ini, Salmah mengimbau agar kita tidak sekadar meningkatkan spiritual hablumminallah dengan shalat, tadarus, dan ibadah lainnya. Juga tidak sekadar meningkatkan habluminannnas dengan bersedekah misalnya.
“Tapi juga berbuat baik dengan lingkungan! Kita berpuasa terhadap Allah, manusia dan lingkungan sekitar,” tegasnya.
Dampak baik lainnya menurut Salmah, ibu-ibu Aisyiyah bisa mendapat income (pendapatan). Misal dengan menjual hasil mengolah tanaman itu. “Hasilnya kalau terlalu banyak, bisa dibagi dengan tetangga atau dijual,” tuturnya.
Di samping itu, bisa juga sekaligus mendidik anak untuk memilah sampah organik dan anorganik. “Yang anorganik bisa dikasih ke bank sampah dan mendatangkan uang,” terang dia.
Untuk itu, Salmah mengajak agar istikamah berbuat baik ke lingkungan. “Ramadhan ini moment yang tepat untuk memulai bagi yang belum atau meneruskan bagi yang sudah,” katanya.
Sebab, lanjutnya, sesuatu jadi ringan kalau sudah jadi kebiasan.
Biasakan Green Ramadhan
Langkah pertama menurut Salmah, harus mulai sejak dini. Misal melalui diskusi-diskusi. PPAisyiyah juga sudah mengirim surat ke Wilayah untuk mengimbau penerapan program ini.
“Meskipun biayanya sendiri, tapi bisa meningkatkan kesadaran diri,” harapnya.
Salmah menerangkan, kepeloporan perempuan dalam isu lingkungan ini sudah dimuat di Suara Aisyiyah edisi 4 April 2021. Di bagian tajuk rencana, ada bahasan “Dampak Perubahan Iklim terhadap Bumi”.
Selanjutnya, dengan mengingatkan, kita diutus ke bumi sebagai khalifah fil ardh, tapi dalam banyak kasus kita juga yang merusak.
Lantas dia mengutip firman Allah pada surat ar-Rum ayat 41: “Zaharal-fasādu fil-barri wal-baḥri bimā kasabat aidin-nāsi liyużīqahum ba’ḍallażī ‘amilụ la’allahum yarji’ụn.”
Melalui surat ini, Salmah mengungkap, Allah sudah menjelaskan tampak kerusakan di darat dan di laut karena kerusakan tangan manusia.
Selain itu, Salmah juga mengingatkan agar tidak berlebihan, sebagaimana firman Allah pada surat al-An’am ayat 21: “Jangan kamu berlebih-lebihan. Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.”
Salmah yakin, “Bulan puasa bisa membuktikan perempuan hebat, walau sibuk masih bisa peduli dengan sampah!” (*)
Penulis Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni