PWMU.CO – Mudik Dilarang agar Tidak Seperti India. Mudik yang sudah menjadi tradisi orang Indonesia dilarang oleh pemerintah disampaikan Kompol Mukhlason SH, Kepolisian Sektor (Kapolsek) Krian Sidoarjo, Selasa (27/4/21).
Dalam memberi arahan di Safari Ramadhan 1442 Forkopimka Kecamatan Krian di Masjid Baiturrahman Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Krian, Desa Katerungan Krian, dia mengatakan, di India awalnya juga demikian sehingga banyak yang terpapar Covid-19.
“Ketika masyarakatnya sudah divaksin, mereka merasa lebih berani, lebih baik, dan lebih sehat tidak terkena virus,” ujarnya.
Kemudian, lanjutnya, mereka merayakan sebuah ritual, mandi semua di Sungai Gangga. Kejadian inilah yang mengakibatkan meledaknya warga yang terpapar wabah.
“Kalau bapak ibu melihat di media, ngeri. Bahkan tempat pemakaman (kremasi) itu tidak ada, dan melebihi batas kemampuannya, dibakar di mana-mana. Di negara kita, jika tidak dicegah warganya, akan terjadi hal yang sama seperti India. Ini tentunya tidak kita inginkan,” jelasnya.
Buat Vaksin Sendiri
Mukhlason mengatakan untuk vaksin, di sebagian negara juga mulai membatasi. Vaksin tidak diperuntukkan bagi negara lain. Untuk itu, kita berharap Indonesia bisa memulai lebih cepat lagi untuk memvaksin masyarakatnya, dan mudah-mudahan kita bisa membuat vaksin sendiri.
“Namun, itu juga tidak menjadi jaminan vaksin menyelesaikan masalah, kalau masyarakatnya tidak disiplin dalam penerapan protokol kesehatan (prokes) dengan baik dan benar,” terangnya.
Perhatian Pemerintah
Mukhlason menjelaskan, mudik ini menjadi perhatian pemerintah. Kalau sudah berkerumun ketika naik kereta api, pesawat, kapal, bus, dan sebagainya—dengan berbagai macam masyarakat dari luar kota—maka risiko masyarakat terpapar dengan Covid-19 lebih besar.
“Untuk sementara masyarakat tidak mudik terlebih dahulu. Kalau punya saudara, tidak apa tidak pulang dulu. Kita masih bisa bersilaturahim melalui virtual dengan menggunakan media sosial yang ada,” katanya.
Dahulu, lanjutnya, boleh mengatakan makan nggak makan asal kumpul. Tapi sekarang, kita ubah karena pandemi ini. Walaupun tidak kumpul kita masih bisa makan.
“Insyaallah, kalau situasi pandemi ini sudah meredah dan membaik, kita bisa kumpul lagi bersama keluarga,” harapnya.
Krian Zona Hijau
Mukhlason mengucapkan syukur alhamdulillah, di Kecamatan Krian sudah satu pekan lebih nol Covid-19. Artinya, Krian sudah masuk zona hijau.
“Mudah-mudahan ini bisa bertahan terus dengan kedisiplinan yang kita ciptakan bersama,” ujarnya.
Dia memaparkan, kegiatan Safari Ramadhan 1442 dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Acara ini juga dihadiri Plt Camat Krian, Probo Agus S, Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Krian Drs. H. Misbakhul Munir MHI, dan Komandan Rayon Militer (Danramil) Krian, Kapten Siswanto.
“Selain itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Krian, Perwakilan Ormas Islam dari Majelis Wakil Cabang (MWC) Nahdlatul Ulama (NU), Pimpinan Cabang Muhammadiyah, Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) dan Dewan Masjid Indonesia juga hadir,” tandasnya. (*)
Penulis Emil Mukhtar Efendi. Editor Ichwan Arif.