Efek Ganda Pahala Sedekah dengan Cara Ini oleh Arin Setiyowati.
PWMU.CO– Ramadhan menjadi bulan istimewa karena berdimensi ruhaniah sangat tinggi. Begitu dekatnya dengan Sang Khalik. Amal kebaikan mendapat balasan berlipat ganda. Kesalahan mendapatkan ampunan penghapusan dosa.
Nabi Muhammad saw bersabda, siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga. (HR Tirmidzi dan Ahmad)
Hadist lain menyebutkan, tiga orang yang doanya tidak ditolak: pemimpin yang adil, orang berpuasa ketika dia berbuka, doa orang yang terzalimi. (HR Tirmidzi dan Ibnu Hibban)
Muslim mana yang tidak tergiur dengan pahala berlipatganda bulan Ramadhan ini?
Tak pelak di bulan ini banyak orang berbuat baik. Sedekah bertebaran di mana-mana. Berbuka dan sahur bersama. Memberi takjil di masjid, panti asuhan, hingga ke jalan raya. Ada THR dan kiriman parsel Lebaran.
Ada yang diberikan diam-diam seperti ibarat tangan kiri tak melihat tangan kanan yang memberi. Ada pula yang pamer penuh publikasi, bikin antrean panjang, atau memacetkan jalan. Mereka beralasan itu siar dakwah. Mengajak orang lain bersedekah. Membantu sesama. Syukur-syukur bisa mengentaskan kemiskinan.
Mustahik penerima sedekahpun semua manusia. Yang berpuasa maupun tidak. Mereka merasakan berkah rahmatan lil aalamiin. Tak usah heran ketika melihat ada penerima takjil langsung menyantapnya padahal belum adzan Magrib. Mereka pemburu takjil yang ngalab berkah bulan Ramadhan.
Pegiat zakat, infak, sedekah dan wakaf (Ziswaf) boleh jadi berkomentar kondisi seperti ini menjadi optimalisasi penghimpunan dan penyaluran dana ziswaf berkurang. Tidak tepat sasaran. Akibatnya tak bisa mengatasi kemiskinan.
Empat Keuntungan
Terlepas dari kemeriahan sedekah bulan Ramadhan ini, saatnya berpikir meraup pahala berlipat ganda dalam sedekah Ramadhan dengan manajemen ziswaf yang baik kepada lembaga ziswaf seperti Lazismu. Pahalanya yang berlipat-lipat makin terasa efek ganda dan jelas mustahiknya.
Data outlook zakat Indonesia pada 2021 menunjukkan potensi zakat Indonesia mencapai Rp327,6 triliun. Angka tersebut terdiri atas zakat perusahaan Rp144,5 triliun, zakat penghasilan dan jasa Rp139,07 triliun, zakat uang Rp58,76 triliun, zakat pertanian Rp19,79 triliun, dan zakat peternakan Rp9,52 triliun.
Namun, hasil riset Baznas menunjukkan, realisasi dana zakat baru mencapai Rp71,4 triliun. Bahkan lebih dari 85 persen pengumpulan zakat melalui Organisasi Pengumpul Zakat tidak resmi. Artinya, banyak lembaga amil zakat tak dikenal masyarakat. Atau muzakki lebih suka menyalurkan zakatnya sendiri.
Pusat Kajian Strategis (Puskas) BAZNAS memaparkan, jumlah pembayaran ZIS melalui institusi informal, seperti masjid dan atau membayar langsung ZIS ke penerimanya meningkat dari Rp59 triliun pada 2019 menjadi Rp61 triliun pada tahun 2020.
Secara fikih menyalurkan dana ziswaf langsung ke mustahik maupun ke masjid boleh, namun kalau lewat lembaga amil zakat resmi pertimbangan dampak makroekonomi dan multiplier effect atau efek ganda publiknya jauh lebih besar.
Keuntungan penyaluran dana ziswaf ke lembaga seperti Lazismu adalah pertama, mobilisasi dana zakat akan besar. Kedua, lembaga ziswaf mampu meningkatkan efisiensi dan efektivitas program pendayagunaan zakat, sehingga target pengentasan kemiskinan mudah untuk direalisasikan.
Ketiga, menjaga kepastian dan disiplin pembayar zakat. Keempat, pembayaran ziswaf melalui lembaga maslahahatnya yang lebih tinggi. (*)
Editor Sugeng Purwanto