Sedekah di Bulan Ramadhan, Tak Ada Uang Tenaga pun Jadi, ditulis oleh Ustadz Muhammad Al Ghazali, Anggota Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Arab Saudi.
PWMU.CO – Orang bilang berjuang dalam hidup adalah usaha untuk mencari kebahagiaan: titik nyaman.
Sayangnya, kita hidup di dunia. Hasil dari usaha menuju kebahagiaan dan kenyamanan tidak akan abadi: fana, sementara.
Menariknya, apa yang fana dan sementara bukan berarti akan berakhir sia-sia. Tergantung, di mana dan ke mana niat berjalan.
Niat hanya cari dunia, maka insyaallah akan dapat dunia. Adapun jika niat dapat dunia-akhirat, maka insyaallah inilah yang sesuai; tidak akan sia-sia, bermanfaat dunia dan akhirat.
Sedekah untuk Ridha Allah
Dan seperti itu juga perjuangan dalam bersedekah.
Sebagai Muslim, kita sadar sedekah bukan sekadar memberi nikmat kepada orang lain. Atau memberi rasa tenang pada diri sendiri.
Tapi lebih dari itu: menjadi investor pahala, penimbun ridha Allah, masuk surga dan melihat wajah Allah, lillahi-Ta’ala.
Terlebih di bulan yang mulia, bulan Ramadhan.
Ada banyak kunci amal yang dapat membuka pintu-pintu pahala. Amal-amal personal ataupun amal-amal sosial.
Indahnya Islam: jika amal baik bisa berlipat pahala dari angka sepuluh hingga tujuh ratus kelipatan. Maka semoga Ramadhan mendorong kita untuk lebih bersemangat dalam bersedekah, dalam mengumpulkan bahagia untuk orang lain dan pahala bagi diri sendiri.
Semoga momen dan ganjaran pahala berbagi buka puasa selalu kita jadikan dorongan untuk terus berbagi dan berpahala.
Pun, jika ternyata harta yang kita miliki ‘tidak menyetujui’ keinginan untuk memberi buka puasa bagi orang lain, semoga ada tenaga yang bisa kita siapkan untuk sekadar menyiapkan atau membagikan hidangan buka puasa.
Tak ada uang, tenaga pun jadi.
Dan semoga, dengan keihklasan kita dalam berpuasa, membaca al-Quran dan beramal baik lain yang kita rutinkan tersebut, dapat menjadi investasi kita, menuju bahagia dan rasa nyaman yang tidak sia-sia; di dunia dan juga di akhirat.
“Sesungguhnya di surga terdapat ruangan-ruangan yang bagian luarnya dapat dilihat dari dalam dan bagian dalamnya dapat dilihat dari luar. Allah menganugerahkannya kepada orang yang berkata baik, bersedekah makanan, berpuasa, dan shalat dikala kebanyakan manusia tidur.” (HR at-Tirmidzi: 1984) (*)
Editor Mohammad Nurfatoni