ADVERTISEMENT
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
Minggu, April 2, 2023
  • Login
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result

Refleksi Hardiknas: Pendidikan Kita Terbelenggu Imperasi Ekonomi

Minggu 2 Mei 2021 | 00:05
4 min read
233
SHARES
729
VIEWS
ADVERTISEMENT

Refleksi Hardiknas: Pendidikan Kita Terbelenggu Imperasi Ekonomi, kolom oleh Prof Zainuddin Maliki, Anggota Komisi X DPR RI Fraksi PAN (Partai Amanat Nasonal).

PWMU.CO – Ketika kita menyambut Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2 Mei 2021, bangsa Indonesia tengah dihadapkan fakta menarik.

Pendidikan yang dimaksudkan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, memanusiakan manusia, dan membangun peradaban bangsa, tengah terbelenggu imperasi (tujuan) ekonomi.

Dalam perspektif imperasi ekonomi yang belakangan kecenderungannya terus menguat, pendidikan dilihat sebagai wadah investasi guna mencari keuntungan material.

Para pengikut perspektif imperasi ekonomi—yang tampaknya memiliki bergaining politik kuat ini—sempat berusaha memasukkan pendidikan menjadi salah satu klaster dalam pembahasan omnibus law RUU Cipta Kerja tahun 2020 kemarin.

Di dalam klaster omnibus law yang dirancang untuk memberikan kemudahan masuknya investasi tersebut pendidikan tidak dipandang sebagai lembaga yang bersifat nirlaba melainkan bagian dari instrumen investasi. Spirit-nya, pendidikan tidak dilihat sebagai lembaga nirlaba yang dimaksudkan untuk membangun peradaban bangsa.

Pendidikan tidak dilihat sebagai upaya memperkuat kecerdasan intelektual, emosional, maupun spiritualitas anak didik, melainkan dilihat sebagai instrumen investasi yang dapat membantu mendatangkan devisa negara.

Berbagai kemudahan diberikan kepada lembaga pendidikan asing, termasuk yang tidak terakreditasi di negaranya, untuk berinvestasi dengan mendirikan lembaga pendidikan di Indonesia.

Amanat UU Sisdiknas

Bersyukur—tentu setelah melalui tarik menarik yang alot di parlemen—akhirnya pendidikan berhasil dikeluarkan dari klaster omnibus law UU Cipta kerja. Dengan demikian pendidikan masih dilihat sebagai organisasi nirlaba sehingga peluang untuk menjadikan pendidikan sebagai tempat mengembangkan potensi anak didik sebagaimana diharapkan oleh UU 20 tahun 2003 tentang Sidiknas masih terbuka.

UU Sisdiknas mengamanatkan agar pendidikan diselenggarakan untuk mengembangkan potensi anak didik sehingga menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Dalam pedagogi yang dikemas berdasarkan tujuan atau imperasi ekonomi, spirit pendidikan terutama digunakan dalam rangka mengejar national survival. Asumsinya jika ingin negara ini survive dalam persaingan ekonomi maka harus siap memenuhi kebutuhan pasar. Oleh karena itu harus di ciptakan pedagogi yang mengajarkan berbagai keterampilan dan kecakapan yang dibutuhkan untuk mengelola segenap sumber daya yang dimiliki oleh bangsa ini.

SDA Melimpah tapi Tertinggal

Memang, negara kita diberi karunia sumber daya alam yang melimpah, tetapi belum bisa mengatasi problem kemiskinan. Juga belum bisa dikapitalisasi dalam persaingan global. Bangsa kita masih menghadapi kenyataan menjadi negara yang yang tertinggal di halaman belakang Asia baru.

Beberapa negara tetangga di Asia, sudah berada di halaman depan di tengah-tengah pergeseran kekuatan global. Asia, seperti yang dilaporkan Kishore Mahbubani, berhasil meninggalkan Amerika dan negara-negara barat lainnya.
Berada di halaman depan Asia baru mengendalikan kekuatan ekonomi maupun politik global itu adalah Tiongkok, Jepang, India, Singapura, bahkan Malaysia dan Vietnam.

Dalam posisi tertinggal di halaman belakang Asia baru seperti ini semangat mengemas pendidikan berdasarkan imperasi ekonomi semakin menguat. Spirit yang muncul kemudian adalah mengemas pendidikan yang bisa mendekatkan lulusannya dengan dunia usaha dan dunia industri.

Anak-anak didik harus dibekali survival skills seperti nalar kritis, kecerdasan literasi dan numerasi, kreativitas dan sejumlah keterampilan vokasional yang dibutuhkan pasar maupun dunia industri yang saat ini telah memasuki era industri 4.0.

Dalam logika imperasi ekonomi, bukan dunia industri yang harus belajar inovasi kepada dunia pendidikan. Justru dunia pendidikan harus belajar inovasi kepada dunia industri karena industri telah terbukti memiliki pengalaman dan sukses menundukkan kemauan pasar yang terus berubah.

Oleh karena itu bukan LPTK atau lembaga pendidikan lainnya, tetapi dunia industri yang perlu diundang untuk hadir menjadi organisasi penggerak inovasi sekolah.

Agama Beban Kurikulum?

Dalam semangat imperasi ekonomi yang menguat seperti ini, mengajarkan karakter, mentalitas, dan penguatan nilai-nilai agama dianggap hanya membebani kurikulum sehingga menghambat akselerasi dalam mengejar kepentingan national survival tersebut.

Oleh karena itu para ‘insinyur’ kurikulum berbasis imperasi ekonomi sangat senang kalau mata pelajaran agama dihapus, frasa nilai agama tidak perlu hadir di Peta Jalan Pendidikan, atau Pancasila dibuat absen dari kurikulum.

Bagi perancang kurikulum berimperasi ekonomi, mereka berpendapat memasukkan nilai agama atau ideologi Pancasila sebagai mata pelajaran hanya akan membuang waktu sehingga membuat pendidikan tertinggal dan tidak bisa mengejar tuntutan pasar yang mengalami disrupsi.

Namun kalau para perancang kurikulum bangsa ini menggunakan logika dan imperasi ekonomi seperti itu, pertama hanya akan menjadikan bangsa ini tercerabut dari akar budaya dan sejarah bangsa yang religious.

Selebihnya jelas bertolak belakang dengan road map membangun bangsa yang berkemajuan. Sebab seperti banyak negara maju yang diriset Fukuyama, mereka maju bukan hanya bermodal survival skill tetapi terutama karena bermodal sosial kuat.

Dengan demikian sebenarnya mengejar national survival tidak cukup dengan hanya memberi bekal ketrampilan seperti yang diobsesikan para ‘insinyur’ kurikulum berimperasi ekonomi.

National survival justru akan terwujud jika diterapkan pedagogi yang mendidik anak-anak muda sehingga tidak hanya cerdas dan terampil tetapi juga bermodal sosial kuat yang hal itu akan terwujud jika memiliki nilai-nilai spiritualitas yang baik. (*)

Editor Mohammad Nurfatoni

Tags: HardiknasRUU Cipta Kerja Klaster PendidikanSisdiknasUU Cipta KerjaZainuddin Maliki
SendShare93Tweet58Share

Related Posts

Musyda Ke-12 Muhammadiyah Lamongan Digelar, Ini Harapan Anggota DPR RI

Sabtu 4 Maret 2023 | 06:58
281

Anggota DPR RI Fraksi PAN Daerah Pemilihan Lamongan Gresik, Prof Dr H Zainuddin Maliki. Musyda...

Anggota MPR RI: Indonesia Bisa Runtuh jika Tak Menghargai Perbedaan 

Kamis 2 Maret 2023 | 11:40
307

Anggota MPR-RI Fraksi Partai Amanat Nasional Prof Zainuddin Maliki dalam kegiatan Sosialisasi Empat Pilar Kehidupan...

Perjokian Karya Ilmiah, Prof Zainuddin Maliki: Mirip Kapitalis Semu

Selasa 14 Februari 2023 | 15:52
172

Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PAN Prof Zainuddin Mailik (Mohammad Nurfatoni/PWMU.CO) PWMU.CO – Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PAN Prof...

Perppu Cipta Kerja: Teori Kuda dan Burung Gereja

Minggu 29 Januari 2023 | 13:50
88

Mukhaer Pakkanna Perppu Cipta Kerja: Teori Kuda dan Burung Gereja oleh Mukhaer Pakkanna, Rektor Institut...

Perppu Omnibus Law, Melanggar Konstitusi Lagi

Selasa 3 Januari 2023 | 08:09
2.7k

M Rizal Fadillah Perppu Omnibus Law, Melanggar Konstitusi Lagi oleh M Rizal Fadillah, Pemerhati Politik...

Didominasi Akademisi, Ini Harapan Zainuddin Maliki pada PWM Jatim 2022-2027

Senin 26 Desember 2022 | 07:41
1.3k

Didominasi Akademisi: Prof Dr Zainuddin Maliki bersama Nur Cholish Huda saat mengikuti Kajian Al Manar...

Musywil Ponorogo Harus Menghindari Jebakan Zona Nyaman

Rabu 14 Desember 2022 | 12:22
1.2k

Zainuddin Maliki: Musywil Ponorogo Harus Menghindari Jebakan Zona Nyaman Musywil Ponorogo Harus Menghindari Jebakan Zona...

Pejuang Etika DPR, Prof Zainuddin Maliki Dianugerahi MKD Awards 2022

Minggu 11 Desember 2022 | 16:37
662

Prof Zainuddin Maliki (Dokumentasi PWMU.CO) Pejuang Etika DPR, Prof Zainuddin Maliki Dianugerahi MKD Awards 2022;...

Hadiri Muktamar, Anggota DPR Ini Berharap Muhammadiyah Punya Sentuhan Politik

Minggu 20 November 2022 | 09:50
7.2k

Zainuddin Maliki diwawancarai wartawan. Hadiri Muktamar, Anggota DPR Ini Berharap Muhammadiyah Punya Sentuhan Politik. Liputan...

Harapan Anggota Komisi X DPR pada Rektor Umla yang Baru Dilantik

Jumat 11 November 2022 | 10:37
238

Prof Zainuddin Maliki. Harapan Anggota Komisi X DPR pada Rektor Umla yang Baru Dilantik. (Dok...

Discussion about this post

Populer Hari Ini

  • Putranya Diterima di IPB lewat SNBP, Ini Harapan Ketua Komite Smamsatu

    18936 shares
    Share 7574 Tweet 4734
  • Tapak Suci Smamsatu Borong Medali Tingkat Nasional

    21970 shares
    Share 8788 Tweet 5493
  • Naik Lagi Jumlah Siswa Smamsatu yang Lolos PTN lewat SNBP

    9774 shares
    Share 3910 Tweet 2444
  • Dag-dig-dug Jantung Mantan Ketua IPM Smamsatu Ini Diterima di Unesa

    4747 shares
    Share 1899 Tweet 1187
  • Putri Kepala Smamsatu Diterima di Unair Jalur SNBP 2023

    11650 shares
    Share 4660 Tweet 2913
  • Tampil Apik di Musyab, Tim Musikalisasi Puisi Spemdalas Dinilai 99

    2402 shares
    Share 961 Tweet 601
  • Atlet Basket Smamsatu Masuk Jurusan Akutansi di SNBP 2023

    3203 shares
    Share 1281 Tweet 801
  • Naik Tajam, 36 Siswa Smamita Lolos SNBP 2023

    769 shares
    Share 308 Tweet 192
  • King Queen of Library SD Mugeb Kunjungi Perpustakaan Spemdalas

    2159 shares
    Share 864 Tweet 540
  • Rahasia Putri Kepala SD Mudipat Surabaya Diterima di Unesa

    1260 shares
    Share 504 Tweet 315

Berita Terkini

  • Empat Tips Menciptakan Keluarga HarmonisSabtu 1 April 2023 | 22:46
  • Menjadikan Syukur sebagai Bahan Baku Utama Kebahagiaan KeluargaSabtu 1 April 2023 | 21:17
  • Bacaan Gharib Jadi Ice Breaking Pengajian Ramadhan IniSabtu 1 April 2023 | 20:13
  • Belajar jadi saudagar
    Belajar Jadi Saudagar Kaya dari IbuSabtu 1 April 2023 | 16:19
  • Syarat taklukkan dunia
    Taklukkan Dunia Miliki Dua Syarat IniSabtu 1 April 2023 | 14:41
  • Mubaligh hijrah ramadhan
    Mubaligh Hijrah Ramadhan Muhi Gelar Pengajian Akbar di PCM KalikajarSabtu 1 April 2023 | 14:16
  • Islam Melahirkan Umat Unggul dan Peradaban MajuSabtu 1 April 2023 | 13:41
  • Siswa SD Musix Ikut Kuliah Histologi di Fakultas Kedokteran UM SurabayaSabtu 1 April 2023 | 13:30
  • Berorientasi ke Depan, Sekolah Muhammadiyah Jadi ModelSabtu 1 April 2023 | 13:03
  • Aktualisasi Islam Berkemajuan Merujuk pada Tiga Pertanyaan JibrilSabtu 1 April 2023 | 12:51

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com
  • Dewan Redaksi dan Alamat
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

No Result
View All Result
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
error: Content is protected !!