PWMU.CO – PCM Rungkut menerima amanah untuk mengelola wakaf tanah seluas 252 m2 di Tambak Sawah Surabaya untuk pesantren tahfidh Muhammadiyah.
Sertifikat kepemilikan tanah atas nama Rina Nazmi Wuryanti diserahterimakan di sela kegiatan Baitul Arqam Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Rungkut yang diselenggarakan di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) 27 Rungkut (Mimdatu), Sabtu (1/2/2021).
“Saya mewakili anak saya mempercayakan pengelolaan tanah ini kepada Muhammadiyah karena memang sudah dikenal unggul dalam manajemen wakaf,” tutur Muryanto yang mewakili anaknya, Rina.
Dia menjelaskan bahwa anaknya sakit keras, lalu wafat satu pekan setelah beramanat wakaf. Rina berharap tanah yang telah diwakafkan dapat menumbuhkan manfaat bagi masyarakat luas serta menjadi tabungan kebaikannya di akhirat kelak.
“Hal ini sebagaimana hadist riwayat Muslim bahwa sedekah jariyah (yang oleh para ulama dipahami sebagi wakaf) akan tetap mengalirkan kemanfaatan (tidak terputus nilai amalan) meskipun pemberinya telah meninggal dunia,” jelasnya.
Amanat wakaf tersebut, disambut Ketua PCM Rungkut H Faishal Haqqi dengan antusias. Dia mengatakan setiap kebaikan yang telah kita niatkan akan mendapatkan petunjuk serta kemudahan dari Allah.
Gembira dalam Bermuhammadiyah
Faishal Haqqi menjelaskan sampai saat ini PCM Rungkut telah menerima tanah wakah sebanyak tiga kali. Pertama, untuk Mimdatu yang proses pembangunan dan sudah enam tahun berdiri dan tahun ini meluluskan siswa)
Kedua, untuk Masid Al-Anwar yang proses pembangunannya sedang berjalan sekitar 30 persen. Dan ketiga tanah wakaf dari almarhum Rina Nazmi Wuryanti untuk pesantren tahfidh.
Menurut Faishal kita harus berani mengelola wakaf. “Kalau ikhlas dan sungguh-sungguh insyaallah dimudahkan, hal ini berdasarkan pengalaman mengelola wakaf Mimdatu,” ujarnya.
Lalu dia mencertakan bagaimana PCM Rungkut telah berhasil membangun tanah wakaf untuk Mimdatu. “Proses pembangunan tanaf wakaf Mimdatu yang semula hanya bermodal Rp 15 juta. Saya hanya yakin saja, lalu Allah memudahkan semuanya. Sangat sulit dinalar, uang Rp 15 juta itu, kini berubah menjadi bangunan tiga lantai yang kini berusia enam tahun,” katanya.
Tiba-tiba, lanjutnya, ada saja yang datang membantu, sampai trenyuh. Bahkan kontraktor pembangunan Mimdatu membebaskan biaya tukang. Kalau dihitung merelakan biaya Rp 1.6 miliar dalam proses pembangunan tersebut.
“Kita ini sebenarnya masih jauh jika dibandingkan Kyai Dahlan yang merelakan menjual barang kesayangannya demi gaji guru Muhammadiyah. Maka dari itu, saya mengajak kepada seluruh pengurus untuk senantiasa meluruskan niat dan ber-Muhammadiyah dengan hati gembira,” tambahnya.
Dia berpendapat bahwa ketulusikhalasan akan membawa setiap aktivitas kepada petunjuk dan ridha Allah. Adapun kegembiraan, akan membawa manusia pada ketenangan hidup.
“Keduanya adalah kunci bagi seorang manusia untuk melepaskan diri dari segala problematika hidup. Maka dari itu, ayo setiap kader Muhammadiyah untk mengenalkan kegembiraan tersebut kepada keluarga dan warga sekitar sehingga mereka semua merasa tenang dan nyaman dengan kehadiran kita.”
Baitul Arqam
Faishal mengatakan acara Baitul Arqam yang digelar PCM Rungkut dilakukan secara luring dan menerapkan protokol kesehatan. Dilakukan secara luring untuk mengobati kerinduan atas pertemuan tatap muka dan memperkuat ikatan antarkader.
“Alhamdulillah mendapatkan antusiasme dari peserta dari kurang lebih 100 orang undangan. Sekitar 80-an mengkonfirmasi bisa hadir, meskipun tidak hadir secara penuh. Ada yang datang pagi, ada yang datang siang,” ungkapnya.
Dia memaparkan kegiatan Baitul Arqam dimulai pukul 08.00 WIB hingga tiba waktu berbuka puasa. Turut hadir sebagai pembicara Ketua PCM Simokerto Ir Sudarusman yang membawakan materi tentang Manajemen Loyalitas.
“Ada juga Dr Sholihin Fanani PSDM, Ketua Majelis Tabligh PWM Jawa Timur dengan materi Muhammadiyah dan Pentingnya Organisasi Otonom. Juga H Fathur Rahim dengan materi Pengembangan Ortom dan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM).”
Sinergi Kebaikan
Faishal menjelaskan dalam kegiatan ini juga diisi dengan diskusi panel dan pengelompokan kader dalam minat ortom serta ice breaking untuk mecairkan suasana yang dipandu Farid Firmansyah SPsi, Sekertaris PCM Rungkut.
“Diskusi panel sangat diperlukan untuk mewujudkan sinergi kebaikan. Ada banyak persepsi masyarakat luar tentang Muhammadiyah serta keanekaragaman para kader Muhammadiyah,” ujarnya.
Dia mengatakan setidaknya ada tiga model orang yang bergabung dengan Muhammadiyah yang jika disinergikan akan memberikan kebaikan yang lebih besar.
“Pertama, Muhammadiyah turunan, mereka yang lahir di keluarga besar Muhammadiyah, mereka ini mau tidak mau aktif di Muhammadiyah,” jelasnya.
Kedua, sambungnya, simpatisan, mereka yang di luar cyrcle Muhammadiyah, namun tertarik karena profesionalitas pengabdian Muhammadiyah, akhirnya bergabung, mereka ini kadang lebih bersemangat dari yang lain.
Ketiga sambungnya, bekerja di AUM. Setiap karyawan yang bekerja di AUM diwajibkan aktif di institusi Muhammadiyah.
“Ketiganya punya potensi dan kebaikan masing-masing, mereka harus bersinergi,” tandasnya. (*)
Penulis Adistiar Prayoga. Editor Ichwan Arif.