PWMU.CO – Dakwah Aisyiyah di Jawa Timur mengalami kemajuan yang sangat pesat. Salah satu faktornya adalah kiprah para Pimpinan Ranting Aisyiyah (PRA) yang selalu berjuang menggerakkan anggota dan simpatisan Aisyiyah melalui program-program yang telah diputuskan melalui Musyawarah Ranting.
Dalam perbincangan dengan pwmu.co di sela-sela acara Konsolidasi Organisasi Pimpinan Wilayah dan Pimpinan Daerah Muhammadiyah se-Jatim, Ahad (20/11) lalu, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jatim Dra Hj Rukmini Amar mengatakan, PRA adalah ujung tombak dakwah. “Maka Pimpinan Cabang Aisyiyah harus memberi apresiasi pada setiap langkah yang diambilnya. Demikian pula struktur yang di atasnya.”
(Baca: Cara Aisyiyah Bantu Pecandu untuk Berhenti Merokok)
Dengan demikian, kata Rukmini, gerak dakwah mereka yang bottom up akan senantiasa terpantau. “Itu juga untuk memudahkan evaluasi guna perbaikan ke depan,” ujar Wakil Ketua yang membidangi Majelis Pembinaan Kader, Majelis Tabligh, dan Keluarga Sakinah itu.
Rukmini menjelaskan, 12 tradisi khas Muhammadiyah yang disampaikan Ketua PP Muhammadiyah Hadjriyanto Y Thohari harus diintegrasikan pada individu-individu, kemudian ditransformasikan dalam bentuk amaliyah nyata oleh para pimpinan dan warga Aisyiyah. (Berita terkait: Ternyata, Bukan Antitradisi: Inilah Bukti 12 Tradisi yang Berkembang di Muhammadiyah)
“Disiplin organisasi misalnya. Satu dari 12 tradisi khas Muhammadiyah itu sangat penting. Kenapa? Lihat saja bila disiplin organisasi bisa diterapkan maka semua yang diprogramkan akan terlaksana. Semua persoalan juga akan dapat diselesaikan dengan baik,” tegas mantan Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Kota Malang itu.
Beberapa daerah di Jawa Timur, menurut dia, sudah menerapkan disiplin itu sehingga memiliki keunggulan masing-masing. Seperti PDA Surabaya dengan Bank Sampah di Bulak, Lamongan dengan Qorya Toyyibah di Bedingin Sugio, Malang dengan Lembaga Bantuan Hukum dan Perkaderan, atau Blitar dengan Koperasi BUEKA-nya. (Uzlifah)