PWMU.CO – Tragedi kemanusiaan yang dialami Muslim Rohingya di Myanmar mengusik kepedulian siswa-siswi SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya. Sekitar 270 siswa melakukan aksi solidaritas di halaman sekolah, Rabu (23/11) pagi.
Berbekal spanduk, poster, dan kotak penggalangan dana bantuan, para siswa tampak antusias melakukan aksi di bawah panasnya terik matahari. Sebagian mereka yang menjadi orator aksi menyampaikan keprihatinan atas sikap tentara Myanmar yang berlaku sewenang-wenang dengan membakar perumahan warga, masjid, sekolah, Alquran, dan bahkan menembaki warga hingga tewas.
(Baca: Hebat! SD Muhammadiyah Kembali Juara Umum Kompetisi Robot Antarnegara Islam)
“Kami sangat sedih dan prihatin atas peristiwa yang menimpa saudara-saudara Muslim di Myanmar. Kami berharap agar kekejaman itu dihentikan,” ujar Abid Faza salah satu orator.
Sedangkan, Azharia Putri, orator aksi lainnya, meminta pemerintah Indonesia agar mengambil tindakan nyata agar dapat menghentikan kejadian memilukan tersebut. “Pemerintah Indonesia jangan tinggal diam. Kasihanilah mereka yang ditindas dengan kejam,” tegasnya diikuti pekik kalimat takbir.
Selesai berorasi, kegiatan dilanjutkan dengan penggalangan dana bantuan yang dikoordinasi beberapa siswa. Dengan bergantian para peserta aksi memberikan donasinya secara tertib.
(Baca juga: SD Muhammadiyah Ini Juara Budaya Mutu Tingkat Nasional)
“Aku menyumbang 10 ribu rupiah,” ujar Tiara Allena Salsabila salah satu siswi. Dari penggalangan dana tersebut terkumpul Rp 7,1 juta rupiah. Menurut Koordinator Aksi Mukhlisin MPdI, panitia masih menerima bantuan dalam bentuk uang hingga akhir pekan ini. Selanjutnya, dana yang terkumpul akan disalurkan melalui Lazismu agar diteruskan kepada umat Muslim Rohingya.
Wakil Kepala Sekolah Muhammad Syaikhul Islam MHI mengatakan, kegiatan ini merupakan aksi solidaritas para siswa dan guru sebagai bentuk keprihatinan atas musibah yang menimpa umat Muslim Rohingya.
(Baca juga: Panahan dan Puluhan Drone Karya Siswa SD Sambut Assesor)
“Aksi ini juga sebagai media untuk mengajarkan kepada siswa tentang kepedulian terhadap sesama, lebih-lebih kepada sesama umat Islam,” urainya.
Sebagaimana diberitakan oleh banyak media mutakhir ini, bahwa etnis Rohingya yang mayoritas beragama Islam sedang diperlakukan tidak adil oleh aparat Myanmar. Bahkan, sebagian pengamat mengatakan, tindakan represif tersebut sebagai tindakan genosida terhadap etnis Rohingya yang selama ini keberadaan mereka terus dipersoalkan oleh pemerintah setempat. (Fery)