PWMU.CO – Aisyiyah dan Nasyiah Kembangbahu, Lamongan, berbagi pada 52 dhuafa dengan memberikan paket sembako senilai Rp 1000 ribu berisi: beras, minyak, mi, kecap, dan kopi.
Paket sembako sebagai kado Ramadhan itu secara simbolis diserahkan oleh Ketua Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Kembangbahu Uswatun Khasanah.
Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kembangbahu Samuri menyambut baik kerjas sama Aisyiyah dengan ‘putrinya’ Pimpinan Cabang Nasyiatul Aisyiyah (PCNA) Kembangbahu.
“Harapan kami, selain berbagi keberkahan dengan paket sembako, peserta yang hadir juga mendapatkan ilmu yang bermanfaat melalui kajian yang akan disampaikan,” ujarnya.
Bakti sosial Asiyiyah dengan Nasyiah—sebutan populer Nasyiatul Aisyiyah ortom perempuan muda Muhammadiyah—tersebut dilaksanakan Ahad (2/5/2021) di Gedung Dakwah Muhammadiyah (GDM) Kembangbahu.
Acara tersebut dirancang bersamaan dengan acara Safari Ramadhan Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Lamongan dengan tuan rumah Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah (PCPM) Kembangbahu.
Ketua PDPM Lamongan Anang Nafi’uzzaki menyambut baik kegiatan kolabotasi tersebut. Menurutnya, kekuatan sebuah gerakan adalah karena saling terjaganya hubungan antarorganisasi yang ada di dalamnya.
“Saling sinergi, harmonisasi seluruh komponen persyarikatan di tingkatan masing-masing menjadikan gerakan kita semakin kuat,” ujarnya.
Muhasabah 20 Hari Puasa
Ketua Majelis Pendidikan Kader Pimpinan daerah Muhammadiyah Lamongan, Fathurrahim Syuhadi, yang hadir sebagai pembicara kajian, mengajak peserta untuk bermuhasabah atas 20 hari puasa Ramadhan yang telah dijalankan.
“Selama 20 hari kita berpuasa, sudahkah kita berbagi takjil denga orang di sekeliling kita? Kalau belum, setelah ini segera agendakan!” pesannya.
Dia melanjutkan pertanyaannya: Selama 20 hari kita berpuasa, apakah kita sudah membawa uang untuk infak ketika shalat di masjid? Kalau belum, setelah pulang dari kajian ini langsung bawa infak ke masjid!”
Dia lalu berpesan kepada para orangtua yanh hadir. “Bapak-Ibu, kalau anak-anaknya berangkat ke masjid, mbok ya diberi uang saku. Kalau perlu double. Satu buat ditabung. Satunya buat kotak infak,” pesan dia.
“Adik-adik, uangnya jangan dibuat jajan loh ya,” tambahnya yang sontak mengundang tawa para jamaah yang hadir.
Persyarikatan Harus Bergerak Dinamis
Fathurrahim Syuhadi juga mengajak jamaah sebagai aktivis agar selalu berinovasi dalam melakukan gerakan di organisasi masing-masing.
“Kalau organisasi itu statis, maka tidak bisa dikatakan sebagai gerakan. Karena hakikatnya Muhammadiyah bukanlah hanya sekadar organisasi, tapi gerakan,” ujarnya.
Dia lalu mengutip Surat Ali Imran 104, “Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.”
Wakil Ketua Kwartir Wilayah Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Jawa Timur itu juga mengapresiasi PCM dan organisasi otonom Muhammadiyah se-Kecamatan Kembangbahu yang berhasil mewujudkan pembanguan Gedung Dakwah Muhammadiyah (GDM) Kembangbahu.
“Dua tahun lalu saya ngompori PCM Kembangbahu saat acara di Desa Sukosongo, bahwa ke depan Kembangbahu harus punya GDM sendiri,” ujarnya.
“Maka hari ini bisa kita lihat, tanah wakaf seluas 9×20 meter dari H Heru Susanto (Ketua PCPM Kembangbahu) itu disulap menjadi Gedung Dakwah Muhammadiyah oleh seluruh warga Muhammadiyah se-Kecamatan Kembangbahu,” ungkapnya.
Pembagunan GDM Kembangbahu ikut dibantu Klinik Surya Medika Kembangbahu sebesar Rp 200 juta. (*)
Penulis Rahma Ismayanti Editor Mohammad Nurfatoni