Doa yang Dikabulkan, Perhatikan 5 Adab Berdoa Ini, ditulis oleh Ustadz Hanif Asaduddiin, Anggota Lembaga Khidmah Haji dan Umrah PCIM Arab Saudi.
PWMU.CO – Bulan Ramadhan merupakan saat yang tepat bagi seorang Muslim untuk berdoa dan meminta kepada Allah. Karena di bulan ini Allah memberikan ‘promo’ besar-besaran bagi hamba-Nya untuk berdoa.
Allah berfirman:
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌۖ أُجِيبُ دَعۡوَةَ ٱلدَّاعِ إِذَا دَعَانِۖ فَلۡيَسۡتَجِيبُواْ لِي وَلۡيُؤۡمِنُواْ بِي لَعَلَّهُمۡ يَرۡشُدُونَ
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku Kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran.” (al-Baqarah 186)
Tentu sebagian dari kita tahu bahkan hafal tentang ayat ini karena seringnya diulang-ulang oleh dai atau ustadz dalam ceramahnya.
Pertanyaannya adalah dalam bab apa ayat ini tertulis di mushaf? Ayat ini masuk dalam rangkaian ayat diwajibkannya puasa Ramadhan.
Syaikh Muhammad Thahir ibnu Asyur dalam kitabnya Tafsir Tahrir wa Tanwir berkata, menjadi isyarah bahwa doa orang yang berpuasa dan doa di bulan Ramadhan merupakan doa yang mustajab.
Setelah Allah menjamin hamba-Nya akan dikabulkan doa, maka perlu kita perhatikan ada lima adab berdoa ini:
Memulai Doa dengan Memuji Allah dan Bershalawat
“Apabila kalian berdoa, hendaknya dia memulai dengan memuji dan mengagungkan Allah, kemudian bershalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian berdoalah sesuai kehendaknya.” (HR Ahmad, Abu Daud dan dishahihkan Al-Albani)
وَعَنْ بُرَيْدَةَ رضي الله عنه قَالَ: ( سَمِعَ اَلنَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم رَجُلاً يَقُولُ اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِأَنِّي أَشْهَدُ أَنَّكَ أَنْتَ اَللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ اَلْأَحَدُ اَلصَّمَدُ اَلَّذِي لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ فَقَالَ: لَقَدْ سَأَلَ اَللَّهُ بِاسْمِهِ اَلَّذِي إِذَا سُئِلَ بِهِ أَعْطَى وَإِذَا دُعِيَ بِهِ أَجَابَ ) أَخْرَجَهُ اَلْأَرْبَعَةُ وَصَحَّحَهُ اِبْنُ حِبَّانَ
Dari Buraidah radliyallaahu ‘anhu berkata: Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam pernah mendengar seseorang berdoa: ( Ya Allah aku memohon kepada-Mu dengan wasilah bahwa aku bersaksi bahwa Engkaulah Allah yang tiada Tuhan selain Engkau yang Mahaesa tempat semua manusia meminta yang tidak melahirkan dan tidak pula dilahirkan dan tiada seorang pun yang menyamai-Nya).
Lalu Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Ia telah memohon kepada Allah dengan nama-Nya yang bila diminta dengan nama itu akan memberi dan bila dipanggil akan menjawab.” Riwayat Imam Empat. Hadis shahih menurut Ibnu Hibban
Memperbanyak Taubat dan Memohon Ampun
Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Tidak ada ibadah yang dilakukan hamba-Ku yang lebih Aku cintai melebihi ibadah yang Aku wajibkan. Ada hamba-Ku yang sering beribadah kepada-Ku dengan amalan sunah, sampai Aku mencintainya. Jika Aku mencintainya maka …jika dia meminta-Ku, pasti Aku berikan dan jika minta perlindungan kepada-KU, pasti Aku lindungi..” (HR Bukhari).
Menghadap Kiblat dan Mengangkat Tangan
Dari Jabir radhiallahu anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berada di Padang Arafah, beliau menghadap kiblat, dan beliau terus berdoa sampai matahari terbenam. (HR Muslim)
Dari Salman radhiallahu anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Tuhan kalian itu Malu dan Maha Memberi. Dia malu kepada hamba-Nya ketika mereka mengangkat tangan kepada-Nya kemudian hambanya kembali dengan tangan kosong (tidak dikabulkan).” (HR Abu Daud dan Tirmidzi dan beliau hasankan).
Waktu yang Mustajab
Di antara waktu yang mustajab adalah hari Arafah, Ramadhan, sore hari Jumat, dan waktu sahur atau sepertiga malam terakhir.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Allah turun ke langit dunia setiap malam, ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Allah berfirman, ‘Siapa yang berdoa kepada-Ku, Aku kabulkan, siapa yang meminta, akan Aku beri, dan siapa yang memohon ampunan pasti Aku ampuni’.” (HR Muslim)
Keadaan yang Mustajab
Di antara keadaan yang mustajab untuk berdoa adalah: ketika perang, turun hujan, ketika sujud, antara adzan dan iqamah, atau ketika puasa menjelang berbuka.
Abu Hurairah radhiallahu’anhu mengatakan, “Sesungguhnya pintu-pintu langit terbuka ketika jihad fi sabillillah sedang berkecamuk, ketika turun hujan, dan ketika iqamah shalat wajib. Manfaatkanlah untuk berdoa ketika itu.” (Syarhus Sunnah al-Baghawi, 1 327)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Doa antara adzan dan iqamah tidak tertolak.” (HR Abu Daud, Nasa’i, dan Tirmidzi)
Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Keadaan terdekat antara hamba dengan Tuhannya adalah ketika sujud. Maka perbanyaklah berdoa.” (HR Muslim)
Terakhir, mari kita manfaatkan hari-hari terakhir di bulan Ramadhan dengan menambah ketaatan dan doa-doa terbaik kita. Semoga Allah mengabulkan doa-doa kita dan kita mendapatkan Lailatul Qodar. Amin ya rabbal alamin. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni