PWMU.CO – Darul Arqam SMA Muhammadiyah 3 (Muga) Parengan Maduran Lamongan digelar dengan mengangkat tema Membangun Generasi Qurani di Era Pandemi, Senin-Jumat (3-7/5/21).
Ketua Panitia Sholeh Prayogo mengatakan ada empat titik berat dalam kegiatan ini, yaitu tahfidh, dakwah, al-Islam dan Ke-Muhammadiyahan (AIK), serta literasi.
“Dalam Darul Arqam (DA) angkatan ke-42 ini diharapkan akan lahir generasi yang tidak hanya hafal al-Quran, tetapi juga mampu mendakwahkannya, baik secara lisan maupun tulisan,” ujarnya.
Dia berharap para siswa yang telah mengikuti DA ini dapat membentuk wadah di bidang dakwah dan literasi. “Yang tentunya IPM SMA Muga sebagai tempat mereka mengembangkan bakat tersebut,” ujarnya.
Tidak Sekadar Materi
Sholeh Prayogo mengatakan kegiatan DA bukan hanya sekadar memberikan materi, namun peserta diberi pre-test dan post-test juga.
“Ibarat waktu Darul Arqom Dasar (DAD) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) agar kita tahu kemampuan mereka sebelum dan sesudah mengikuti Darul Arqam,” jelasnya.
Hal ini, sambungnya, lebih mudah memetakan dalam menentukan strategi selanjutnya sehingga setelah kegiatan ini mereka mempunyai sebuah peningkatan. Baik dari segi hafalan, kemampuan berdakwah, hingga mungkin menghasilkan karya berupa tulisan.
Untuk pencapaian target, lanjutnya, panitia juga menghadirkan pemateri Masro’in Assyafani—Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan—dan Hendra Hari Wahyudi, aktivis literasi.
“kami harapkan siswa SMA Muga Parengan mampu membuat terobosan baru nantinya,” ucapnya.
Sekolah Menulis
Hendra Hari Wahyudi menyampaikan materi menulis yang pernah dia dapat selama mengikuti sekolah menulis bersama PWMU.CO.
Sekretaris Pimpinan Cabang (PC) Pemuda Muhammadiyah Solokuro Lamongan ini mengatakan berkat PWMU.CO mampu mendapat banyak pembelajaran tentang menulis.
“Yang sering disebut dengan 13 langkah menulis berita, misalnya. Jadi kita seakan terus diajak belajar tanpa merasa sedang belajar secara formal,” ungkapnya, Kamis (6/5/21) pagi.
Penuh Perjuangan
Hendra Hari Wahyudi pun menceritakan pengalaman menulis yang butuh proses panjang dan penuh perjuangan. Tapi ketika tulisan viral dengan puluhan ribu pembaca, seakan usahanya terbayarkan.
“Tulisan berjudul Cerita Din Syamsuddin tentang Jenderal Tito Karnavian yang Heran Dirinya Turun Jabatan dari Presiden ke Lurah Muhammadiyah ini hasil dari kegigihan menulis dan mencari bahan tulisan yang penuh semangat,” terangnya.
Oleh karena itu, lanjutnya, kita semua harus belajar menulis karena menulis hal-hal kebaikan, sama halnya dengan kita berdakwah,” tandasnya. (*)
Editor Ichwan Arif.