PWMU.CO – Puncak peringatan Milad ke-104 Muhammadiyah yang diadakan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jatim, akan berlangsung di Kota Bangkalan Madura, 27 November 2106. Untuk melihat benang merah antara Muhammadiyah dan Madura, redaksi menurunkan opini berjudul “Dari Madura, Meneguhkan Muhammadiyah di Mata Dunia”. Selamat menikmati!
***
Sejarah seabad lalu
Muhammadiyah didirikan oleh Muhammad Darwis, yang di kemudian dikenal dengan KH Ahmad Dahlan di Yogyakarta, 8 Dzulhijjah 1330 H/18 Nopember 1912. Selain berprofesi sebagai Khatib di Kraton Yogyakarta, Dahlan juga seorang pedagang dan Penasehat Central Sarikat Islam (CSI). Perjalanannya ke daerah luar Yogyakarta tampaknya sangat terkait dengan ketiga profesi itu, sehingga usahanya menyebarkan pembaharuan agama Islam tersamar dalam aktivitasnya sebagai pedagang dan penasehat CSI.
(Baca: Setelah Kongres Boedi Oetomo di Rumah Kyai Dahlan, Inilah Dampak Positifnya untuk Muhammadiyah)
Kali pertama KHA Dahlan ke Jatim terjadi sekitar 1916, atau 1 tahun setelah KH Mas Mansur sepulang dari Mekah dan Mesir menemuinya di Yogyakarta (1915). Saksi kedatangan KHA Dahlan ke Surabaya ini, dua di antaranya adalah tokoh pergerakan nasional Soekarno dan Roeslan Abdulgani. Keduanya tidak hanya menyaksikan, tetapi juga mengikuti pengajiannya di Langgar Peneleh, Plampitan, serta di Langgar dekat rumah KH Mas Mansur (Kawasan Ampel).
KHA Dahlan datang ke Surabaya dan memberikan tabligh di tiga tempat, yaitu di Kampung Peneleh, Plampitan, dan Ampel. Pada tahun yang sama, KH Mas Mansur untuk kedua kalinya datang ke rumah KHA Dahlan di Yogyakarta. Pertemuan kali ini berlangsung lebih lama daripada tahun sebelumnya, dan diisi dengan pembicaraan yang bersifat dialogis. Dari dialog inilah KH Mas Mansur tampaknya amat terkesan dengan kepiawaian KHA Dahlan dalam menafsirkan Alquran.
(Baca juga: Inilah Sejarah Sesungguhnya: Kiai Dahlan Dirikan Sekolah Nasionalis 11 Tahun Sebelum Ki Hajar Dewantara)
Kekaguman inilah yang mengantarkan KH Mas Mansur menerima ajakan KHA Dahlan untuk mendirikan Muhammadiyah di Surabaya, 4 tahun kemudian, yaitu pada 1920 (yang secara resmi dideklarasikan pada 1 November 1921). Muhammadiyah Surabaya ditetapkan oleh Surat Ketetapan HB Muhammadiyah No 4/1921 dan langsung berstatus Cabang yang diketuai oleh KH Mas Mansur, dibantu oleh H Ali, H Azhari Rawi, H Ali Ismail, dan Kiai Usman Dari situlah Muhammadiyah mulai tumbuh di Surabaya dan sekitarnya. Bersambung ke hal 2 …