PWMU.CO – Festival diniyah SMP Musasi digelar perdana tahun ini. Kegiatan dimulai pada 3-6 Mei dan ditutup dengan gebyar festival pada Sabtu (8/5/21).
Ketua Pelaksana Etik Retnowati SPd mengatakan, Festival Diniyah SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo (Musasi) terbagi menjadi dua kegiatan. “Sebelumnya ada munaqasyah diniyah kelas IX, dari al-Quran hingga tahfidh, yang diikuti 240 siswa. Sementara festival diniyah diwakili 71 siswa. Jadi total ada 312 peserta,” ujar Etik.
Gebyar Festival Diniyah SMP Musasi dilaksanakan secara virtual melalui live YouTube. Dipandu siswa SMP Musasi Diaz Zain dan Farah Azzahra, acara diawali dengan pembacaan ayat suci al-Quran oleh Athallah Raffi Prabowo. Berikutnya ada pembukaan dari Kepala SMP Musasi Drs Aunur Rofiq MSi.
Menurut Rofiq, Festival Diniyah digelar untuk menumbuhkan kompetensi baca dan tulis al-Quran, yang sangat dibutuhkan di sekolah. “Tidak hanya meningkatkan prestasi akademik, tapi juga pengetahuan al-Quran,” kata dia.
Dia merasa prihatin terhadap penurunan hafalan para siswa SMP Musasi di masa pandemi. “Maka, adanya festival ini, meski diselenggarakan secara virtual, semoga bisa menambah semangat dalam mempelajari ilmu al-Quran,” paparnya.
Di sisi lain, sekretasis pelaksana kegiatan Annisa Alifvia Artha SPd menuturkan, ada lima cabang lomba yang dikompetisikan. Yakni kaligrafi, khitobah, syarhil quran, tahfidz, dan murattal multilevel.
“Kelima lomba dilakukan dengan mekanisme yang berbeda. Lomba kaligrafi, khitobah, dan syarhil quran dilakukan dengan mengirimkan dokumen foto atau video, sedangkan tahfidh dan murattal multilevel memanfaatkan platform Zoom,” jelasnya.
Selain mengasah pengetahuan dan kecintaan murid terhadap al-Quran, lanjut dia, kegiatan ini juga bertujuan untuk mencetak generasi Islami di era perubahan secara global.
Penilaian Lomba
Kriteria setiap lomba, tambahnya, juga berbeda. Kaligrafi yang dinilai adalah lafadz, kreasi, kerapian, dan finishing. Sementara syarhil quran menilai adab, penampilan, dan kesesuaian. “Sedangkan untuk lomba tahfidh setiap jenjang mencakup aspek kelancaran, fashihah, tajwid, lagu, dan suara, serta adab dan kerapian,” terang dia.
Pengumuman pemenang dari setiap lomba disampaikan setelahnya. Setiap kategori mengambil tiga juara dari kelas VII dan VIII. Salah seorang pemenang lomba tahfidh adalah Calya Maheswari, siswa kelas VII-I yang berhasil menjadi juara kedua.
Dia mengaku mengikuti lomba karena diutus wali kelas. Calya senang bisa menjadi juara. Tak kurang persiapan yang dilakukannya dengan sering menghafal al-Quran juz 30. “Kadang hafalanku belum sampai, jadi aku suka takut dan bingung kalau ditanyai,” ungkapnya.
Hal sama juga dirasakan siswa kelas VIII-F SMP Musasi Ghaida Kamila. Dia ingin kegiatan ini dapat membangun motivasi siswa agar lebih semangat belajar dan menghafal al-Quran. Peraih juara ketiga lomba murattal multilevel itu mengaku antusias mengikuti kompetisi tersebut.
Persiapan yang dilakukannya adalah sering membaca al-Quran dan memastikan jaringan internetnya baik. “Alhamdulillah lancar, meski saat lomba agak sedikit gugup,” ujarnya.
Penulis Sekarayu Faradi Susilo. Co-Editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.