PWMU.CO — Amalan Menjemput Lailatul Qadar disampaikan Wakil Bendahara Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Manyar, Dzukirotul Baroroh SAg dalam kajian virtual Gerakan Perempuan Mengaji PCA Manyar Gresik edisi Ramadhan, Jumat (7/5/21).
Baroroh—sapaan akrabnya—menyampaikan sepatutnya kita bersyukur kepada Allah. “Karena sampai malam ini kita sedang menikmati indahnya sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan tak lain tak bukan semua ini karena kesehatan, keimanan dan hidayah dari Allah,’’ ujarnya.
Dia menjelaskan malam seribu bulan itulah yang kita kenal dengan Lailatul Qadar, malam yang super istimewa yang diburu oleh setiap Muslim. “Khususnya orang Islam yang sangat mencari keridhaan akhirat, karena sesungguhnya akhirat adalah pelabuhan terakhir kita,’’ jelas Ketua Majelis Ekonomi Pimpinan Ranting Aisyiyah (PRA) PPS Manyar ini.
Lailatul Qadar, sambungnya, adalah karunia Allah yang diberikan kepada ummat Rasulullah, yang kualitasnya mengalahkan kualitas dan kuantitas 1000 bulan. “Tidak ada orang yang akan bisa mendapatkan kecuali orang yang berusaha dengan keras untuk mendapatkannya dengan iman dan muhasabah,’’ tegasnya.
Ibu empat anak ini menjelaskan, tentu usaha-usaha itu tidak bisa dilakukan secara mendadak pada sepuluh hari terakhir saja atau dimalam-malam ganjil pada akhir Ramadhan saja. “Melainkan usaha-usaha itu sudah semestinya terwujud dari mulai penyambutan awal Ramadhan,’’ jelasnya.
“Perlu adanya usaha untuk memahami hikmah puasa Ramadhan, dan juga melaksanakan amalan-amalan di bulan Ramadhan,’’ tegasnya.
Dan kini kita sudah melewati sepuluh hari kedua, imbuhnya, dan masuk sepuluh hari terakhir sebagai wujud penyambutan malam Lailatul Qadar. “Tentunya ada amalan yang harus kita lakukan,” ujarnya.
Makna Lailatul Qodar
Ibu kelahiran 15 September 1973 ini menjelaskan Lailatul Qadar adalah suatu waktu di mana para malaikat turun untuk menyebarkan rahmat dan segala doa-doa kita dikabulkan. Menyitir surat al-Qadar yang artinya, “Sesungguhnya kami turunkan al-Quran pada malam al-Qodar, lalu tahukah kamu apakah malam lailatul qodar itu. Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.’’
Pada malam itu turunlah para malaikat, tambahnya, dan malaikat Jibril dengan izin Rabbnya mengatur segala urusan, malam yang penuh dengan kesejakteraan hingga terbit fajar.
Menurutnya, Lailatul Qadar secara harfiah mempunyai banyak arti. “Jika kata qadar kita pahami sama dengan kata taqdir maka malam lailatur qodar artinya malam penentu atau malam kepastian,” ungkapnya.
“Namun jika al-Qadar itu kita pahami dengan sama dengan asal kata al-Qadir salah satu sifat Allah, maka Lailatul Qadar bermakna artinya malam Kemahakuasaan Allah,” tambahnya
Amalan Menyambut Lailatul Qodar
Dia menjelaskna ada beberapa amalan untuk menyambut Lailatul Qadar, antara lain amalan membaca al-Quran sembari iktikaf di masjid. “Iktikaf adalah momen dimana kita lebih mendekatkan diri kepada Allah dengan melakukan serangkaian ibadah di masjid,’’ tuturnya.
Selain itu, imbuhnya, amalan lain adalah shalat malam, Menyitir hadits yang diriwayatkan Buhkhori Muslim yang artinya, “Barang siapa yang saolat malam saat Lailatul Qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosa yang telah lalu akan diampuni.”
“Amalan selanjutnya adalah memperbanyak doa agar kita mendapat kemuliaan pada malam Lailatul Qadar dan mohon ampun kepada Allah,” tutur Sekretaris PCA Manyar periode 2010-2015 ini.
Dia menceritakan suatu saat sahabat bertanya kepada Rasulullah, dan bertanya: “Wahai ya Rasulullah, seandainya aku berada pada malam Lailatul Qadar doa apa yang aku panjatkan?”
Rasulullah menjawab, “Berdoalah, Allahhumma innaka ‘afuwwun tuhibbul afwa fa’fuanni.” Doa yang dianjurkan Rasulullah mengandung arti, “Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha pemaaf dan Engkau menyukai permintaan maaf. Maka maafkanlah aku.’’
Di akhir kajiannya, Baroroh mengajak kepada kita semua agar selalu besyukur kepada Allah, dan selalu mengharapakan agar kita dapat hadir dan berjumpa dengan malam lailatur qodar, dimana malam itu malam yang dirindukan saat Ramadhan tiba.
“Semoga Allah memanjangkan umur kita, mengampuni dosa-dosa kita, bisa berjumpa dengan Ramadhan tahun depan dan Allah menerima ibadah Ramadhan di tahun ini, amin,’’ harapnya. (*)
Penulis Musyrifah Editor Mohammad Nurfatoni