Soal ‘Promosi Bipang Ambawang’ Jokowi, Ini Sikap Din Syamsuddin. Ada tiga saran dari Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah 2005-2015 itu.
PWMU.CO – Prof M Din Syamsuddin menyampaikan saran atas “Promosi Bipang Ambawang” oleh Presiden Joko Widodo yang mendapat reaksi keras umat Islam.
“Sehubungan dengan reaksi umat Islam terhadap ‘Promosi Bipang Ambawang’ Presiden Joko Widodo dalam suasana Ramadhan dan Lebaran, izinkan saya menyampaikan saran,” ujarnya dalam keteragan tertulis yang diterima PWMU.CO Rabu (12/5/2021) pagi.
Pertama, Din Syamsuddin meminta agar Presiden Joko Widodo meminta maaf dan umat Islam memberi maaf. Menurut dia, ucapan Presiden tersebut memang dirasakan sebagai ‘hadiah lebaran yang pahit’.
“Namun bagi umat Islam pesan Ramadhan imsak harus dapat mengalahkan perasaan pahit itu,” tuturnya.
Kepada para pembantu Presiden, Din menyarankan untuk tidak perlu memberi jawaban apolegetik karena tidak dapat diterima akal sehat dan hanya akan menambah ketakpercayaan rakyat.
Hati-Hati Bikin Pernyataan
Kedua, Din Syamsuddin meminta kepada Pemerintah agar lebih berhati-hati memberi pernyataan terutama yang dapat menyinggung perasaan umat beragama.
“Termasuk dalam hal ini, Pemerintah agar arif-bijaksana dalam menerapkan kebijakan yang berhubungan dengan keberagamaan rakyat,” ujar mantan Ketua Dewan Pertimbangan MUI itu.
Din memberi contoh SKB Tiga Menteri tentang Seragam Sekolah yang menghilangkan budaya keagamaan umat namun akhirnya dibatalkan oleh Mahkamah Agung.
Juga soal pengaturan mudik yang berdimensi ‘festival budaya keagamaan yang sangat kuat. “Semuanya harus diterapkan secara berkeadilan. Jangan kerumunan keagamaan dilarang tapi kerumunan bisnis dan wisata dibolehkan,” tutur dia.
Ketiga, Dn Syamsuddin menyampaikan, dalam suasana demikian dan dalam rangka Idul Fitri baik kiranya diadakan silaturahmi kebangsaan. “Tentu syaratnya silaturahmi dimaksud berlangsung dalam dialog dialogis, yakni dialog yang bertumpu pada ketulusan, kesetaraan, keterbukaan untuk penyelesaian masalah,” sarannya.
Promosi Bipang Ambawang
Sebelumnya Presiden Jokowi menyampaikan pernyataan terkait larangan mudik Lebaran, Sabtu (8/5/2021). Dalam kesempatan itu Presiden mengatakan:
”Bapak, Ibu dan Saudara-Saudara sekalian, sebentar lagi Lebaran. Namun karena masih dalam suasana pandemi, pemerintah melarang mudik untuk keselamatan kita bersama.”
”Untuk Bapak, Ibu, dan Saudara-Saudara yang rindu kuliner khas daerah atau yang biasanya mudik membawa oleh-oleh, tidak perlu ragu untuk memesannya secara online. Yang rindu makan gudeg Yogya, bandeng Semarang, siomay Bandung, empek-empek palembang, bipang Ambawang dari Kalimantan, dan lain-lainnya, tinggal pesan. Dan makanan kesukaan akan diantar sampai ke rumah,” ujarnya
Seruan presiden itu sontak membuat geger. Karena promosi presiden ini berkaitan dengan oleh-oleh mudik Lebaran sebagai rankaian perayaan Idul Fitri sebagai hari raya umat Islam. Sebab di antara deretan makanan daerah itu, Jokowi menyebut bipang Ambawang, menu babi panggang. Jokowi dianggap mempromosikan babi panggang sebagai menu Lebaran. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni