PWMU.CO – Menang dari Hawa Nafsu, tapI Belum Menangkan Perjuangan Palestina. Hal itu mengemuka pada khutbah shalat Idul Fitri 1442 yang digelar di lapangan Desa Dermo, Kecamatan Benjeng, Kabupaten Gresik, (13/5/2021) pagi.
Yang menyampaikan adalah Dosen Universitas Muhammadiyah Surabaya Drs Ahmad Fu’ad MSi—yang bertindak sebagai iman dan khatib.
Fu’ad mengatakan, kebenaran dan ketinggian Islam sudah barang tentu membawa ketinggian dan kemuliaan bagi pemeluknya di muka bumi. Juga membawa kebermanfaatan bagi alam semesta.
Meskipun Islam itu benar dan pemeluknya termulia, tadi tidak henti-hentinya mendapatkan perlakuan yang tidak adil. Mereka dirong-rong, diintimidasi, dan 1000 cara lain sebagai melenyapkan Islam di muka bumi ini.
“Barangkali kita masih ingat tragedi di negara Indonesia kita ini yaitu usaha kaum komunis, Marxisme, atau, PKI yang ingin mengganti ideologi negeri yang religius dengan ideologi komunis, ateis yang anti Tuhan,” ungkapnya.
Mereka ini seakan-akan ingin melenyapkan bangsa Indonesia dan menjauhkan Islam dari bangsa Indonesia. Meskipun kubu Komunis telah runtuh, namun generasi penerus dan anak-anak mereka kini berusaha bangkit.
Perjuangkan Palestina
Ahmad Fu’ad juga menyinggung kekejaman Israle terhadap umat Islam di Palestina. “Orang-orang ghairul Islam yang kejinya luar biasa ingin menghancurkan Islam di Palestina. Mereka menembaki, menyerang orang yang sedang sujud. Banyak di antara warga sipil yang lari tapi ada yang tetap mempertahankan sujudnya karena mereka yakin jika mereka meninggal saat itu, mereka termasuk orang yang beruntung,” ujarnya.
Dia mengatakan, orang-orang Yahudi dan Bani Israil tersebut benci kepada Islam dan Nabi Muhammad SAW karena Nabi Muhammad SAW adalah Nabi yang besar, dimuliakan Allah SAW.
“Orang Yahudi dan Bani Israel tidak rela karena biasanya para Nabi dan Rasul dari kelompok dan bangsa mereka, yaitu keturunan Nabi Ishaq. Tetapi Nabi Muhammad SAW adalah dari keturunan Nabi Ismail sehingga mereka bencinya luar biasa seolah-olah mereka tidak mengenal Nabi Muhammad SAW,” terang Fuad.
Hal ini, kata dia, juga sejalan dengan firman Allah dalam al- Baqarah ayat 146 yang artinya: “Orang-orang yang telah Kami beri Kitab (Taurat dan Injil) mengenalnya (Muhammad) seperti mereka mengenal anak-anak mereka sendiri. Sesungguhnya sebagian mereka pasti menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui(nya).”
Fuad menegaskan, saat Idul fitri seakan-akan kita memenangkan, tetapi kita hanya memenangkan nafsu kita. “Padahal perjuangan terbesar kita adalah bagaimana kita memperjuangkan Islam seperti orang Palestina,” ujarnya.
Fuad memberikan contoh ketika Islam dipahami dan diamalkan secara utuh seperti yang dilakukan di negara Turki oleh Presiden Erdogan, maka orientalis dan kapitalis doninasnya dikalahkan di negara itu.
“Di negara tersebut diajarkan ajaran al-Quran dan sunnah Rasul sehingga negara itu sekarang perkembangannya luar biasa dan menjadi negara superpower,” kata dia>
Menurut dia, ketika adzan berkumandang, tidak peduli profesi atau aktivitas apapun, orang-orang segera menuju ke masjid melaksanakan shalat jamaah, kajian al-Quran rutin. Dan itu selalu meningkat setiap waktunya. Para pemudanya semangat mencari ilmu, dan para pemimpin di negara tersebut adalah pemimpin yang amanah.
“Indonesia tidak kurang akan sumber daya alam dan orang-orang hebat, namun mengapa masih terpuruk. Hal itu karena kita semua di Indonesia belum menerapkan ajaran Islam dan sunnah Rasul secara utuh karena Allah berjanji memberikan kemuliaan dan kemakmuran di dunia terlebih di akhirat jika penduduk di suatu negeri bertaqwa kepada Allah SWT, ” pesannya. (*)
Penulis Hikmah Ramadhany Wismantara Editor Mohamamd Nurfatoni