PWMU.CO– Zakat fitri sebanyak 4,4 ton beras dibagikan Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Malaysia dan Lazismu Kuala Lumpur kepada mustahiq menjelang Lebaran, Rabu (12/5/2021).
Zakat fitri senilai Rp 40 juta itu dibagikan kepada masyarakat miskin di Kuala Lumpur, Putrajaya, dan Selangor. Beras sebanyak 4,4 ton itu dijadikan 880 paket masing-masing seberat 5 Kg.
Wakil Ketua PCIM Malaysia Zulfan Haidar menjelaskan, penerima zakat itu seperti kalangan buruh migran Indonesia, pengungsi Rohingya, juga buruh dan pekerja warga Malaysia sendiri. ”Termasuk warga pedalaman Malaysia, suku orang asli, yang tinggal di kampung di Batu 16 Jalan Gombak dekat perbatasan negeri Selangor dan Pahang,” katanya.
Dia menerangkan, kerja sama dengan warga pedalaman sudah dilakukan sebelumnya. PCIM sudah beberapa kali menyalurkan ZIS warga Muhammadiyah ke sana.
”Tahun lalu aktivis Persyarikatan dikerahkan kerja bakti di kampung melakukan perbaikan dan pembersihan fasilitas umum seperilti mushala dan WC umum,” ujarnya.
Zulfan menambahkan, mahasiswa Perguruan Tinggi Muhammadiyah peserta KKN internasional selalu dibawa ke sana untuk gotong royong dan bakti masyarakat.
Sementara program Lazismu yang berjalan sejak hari pertama Ramadhan adalah penggalangan donasi paket takjil dan ifthar sebesar RM 6 (Rp 21.000) per paket. Donatur berdatangan silih berganti dari internal warga Muhammadiyah di Malaysia maupun warga Indonesia lainnya dan warga Malaysia.
Bendahara Lazismu Malaysia Bambang Setiawan melaporkan, sepanjang Ramadhan terkumpul sumbangan sebanyak RM 5.400 (setara Rp 18.6 juta) menghasilkan 900 paket makanan takjil dan ifthar.
Penerima paket tersebut tersebar mulai dari jamaah masjid dan surau sekitar Kuala Lumpur, sekolah tahfidh, warga rumah yatim sampai ke musafir di jalan raya.
Pemulangan TKI
PCIM Malaysia kerja sama dengan Aliansi Ormas Indonesia di Malaysia (AOMI) dan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur aktif membantu ribuan pekerja migran yang ingin pulang melalui program rekalibrasi.
Program rekalibrasi untuk pemulangan pekerja migran dibuat oleh Malaysia kerja sama dengan pemerintah Indonesia. Program ini terlaksana berkat mobilisasi, sosialiasi, dan pendampingan yang dilakukan oleh AOMI dan organisasi komponennya termasuk PCIM Malaysia.
Ketua Majelis Pelayanan Sosial dan Kesejahteraan Umat (MPSKU) PCIM Malaysia Drs Khoiruddin menjelaskan, PCIM melakukan sosialisasi dan pendampingan bagi warga Persyarikatan yang perlu dipulangkan. Prioritas diberikan kepada warga rentan seperti orang tua, orang sakit, ibu-ibu dan anak di bawah umur.
Diterangkan, tercatat sejak Februari sampai April, PCIM Malaysia memulangkan 70 orang WNI melalui program rekalibrasi. Tujuan pulang seperti Medan, Surabaya, dan Jakarta.
Menurut Khoiruddin yang pernah aktif di IMM Ciputat, meski pendanaan rekalibrasi ini dilakukan secara mandiri oleh pekerja migran, Tim MPSKU melakukan pendampingan untuk segala urusan, mulai pendaftaran, pembuatan SPLP (pengganti paspor), pemesanan tiket pesawat, urusan pelunasan denda di kantor Imigrasi Malaysia sampai ke proses pemulangan di bandara.
”Tak jarang di beberapa kesempatan, MPSKU membantu memberikan uang saku untuk pekerja migran yang sakit,” ujarnya.
Diceritakan, dalam berbagai kesempatan, PCIM Malaysia menggalang dana untuk membantu warga yang terkena musibah seperi sakit atau kehilangan keluarga. Di situlah peran MPSKU untuk memotori penyaluran dana sewaktu-waktu.
Ketua PCIM Malaysia Sonny Zulhuda mengatakan, semua program sosial di atas terlaksana dengan lancar karena solidaritas yang tinggi di kalangan warga Persyarikatan di Malaysia ini.
”Ini tidak terlepas dari semangat altruisme yang ditanamkan dalam Muhammadiyah. Semangat berbagi yang dilandasi teologi al-Ma’un yang ditanamkan oleh Kiai Ahmad Dahlan,” kata Sonny. (*)
Penulis Tim Media Editor Sugeng Purwanto