PWMU.CO– Konflik Palestina – Israel makin memanas. Ratusan korban berjatuhan dan bangunan hancur akibat serangan rudal dari kedua pihak. Data dari Palestina dilaporkan 126 warga meninggal, termasuk 31 anak-anak dan 20 wanita di Gaza dan 11 orang di Tepi Barat.
Shafik Mandhai dari Middle East Eye melaporkan, krisis tahun ini dimulai pemukim Israel didukung oleh polisi merebut rumah warga Palestina di kampung Syeikh Jarrah, Yerusalem Timur. Warga Palestina diusir.
Di bawah hukum internasional, tanah itu milik Palestina. Tapi pengadilan Israel yang tidak memiliki yurisdiksi di sana memutuskan mendukung para pemukim Israel. Hakim Israel berdalih perumahan di kota tua itu awalnya milik Yahudi.
Perebutan itu telah berlangsung sejak aneksasi sepihak Israel atas Yerusalem Timur yang diduduki pada tahun 1980. Yahudi Ortodoks yakin Yerusalem adalah miliknya. Tak boleh ada kuil yang dibangun di situs Al Aqsa sampai kembalinya Mesias Yahudi.
Warga Palestina setempat memprotes perampasan di rumah di Syeikh Jarrah. Demonstrasi dalam beberapa pekan terakhir direspon pasukan Israel dengan menembakkan gas air mata dan peluru karet. Kelompok sayap kanan Israel pun turut menyerang dan mengintimidasi penduduk Palestina.
Kekerasan ini Israel menimbulkan kemarahan lebih besar. Memasuki bulan suci Ramadhan mencapai klimaksnya. Masjid al-Aqsa menjadi tempat demonstrasi. Pada malam lailatul qadr, 28 Ramadhan 1442 H atau Sabtu, 8 Mei 2021, pasukan Israel menyerbu masjid. Menembakkan gas air mata dan peluru karet kepada jamaah yang sedang shalat Tarawih.
Peristiwa itu menggemparkan dunia. Konflik Palestina – Israel berkembang menjadi serangan rudal. Dunia muslim bereaksi keras seperti Yordania yang berwenang atas wilayah Masjid al-Aqsa. Turki juga menghubungi sekutunya untuk menghentikan kebrutalan Israel.
Gaza Membara
Kekerasan di Yerusalem segera menyebar ke Gaza. Di sini kelompok-kelompok Palestina menembakkan roket ke wilayah Israel setelah penguasa negeri Zionis itu tak mau membebaskan jamaah yang ditangkap selama penggerebekan al-Aqsa. Israel memulai kampanye serangan udara di wilayah Gaza yang berpenduduk padat itu.
Lebih dari 126 warga Palestina terbunuh. Serangan Israel ini yang terburuk sejak perang Gaza 2014, di mana lebih dari 2.000 warga Palestina tewas.
Selama sepekan terakhir, rekaman gerombolan sayap kanan Israel yang menyerang bisnis milik Palestina dan individu di daerah dekat Tel Aviv menjadi viral.
Dalam satu insiden, seorang jurnalis Israel yang bekerja untuk penyiar publik Kan News juga diserang oleh ultra-nasionalis. Yoav Zehavi ditendang dan dipukuli dengan helm sepeda motor di pinggiran Tel Aviv. Peralatan kameranya pun dirampas pada hari Kamis.
Di tempat lain, gerombolan pemuda Israel berkeliaran di jalan-jalan kota Lod, menyerang rumah-rumah Palestina dengan alat pembakar dan bertempur di jalanan dengan pemuda Palestina yang menjaga komunitas mereka.
Video dari kota Lod, yang dikenal sebagai Lydd hingga Palestina, menunjukkan pria melarikan diri dari suara tembakan berulang kali. Foto juga mengungkapkan korban luka ringan di antara kelompok ultra-nasionalis Israel.
Di Yerusalem, setidaknya satu pria Palestina ditembak pada Kamis malam dan seorang pria tua di Syeikh Jarrah terluka setelah terkena lemparan batu oleh para pemukim.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah mengatakan kepada polisi tidak perlu khawatir tentang penyelidikan di masa depan tentang perilaku mereka menindak ”perusuh” warga Palestina. (*)
Penulis/Editor Sugeng Purwanto