PWMU.CO – Siswa SD Mugeb: We Love Palestina. Hari pertama masuk sekolah setelah libur Idul Fitri, SD Muhammadiyah 1 GKB (SD Mugeb) adakan kegiatan yang bertema We Love Palestina, Kamis (20/5/21).
Kegiatan ini diikuti oleh semua siswa SD Mugeb, dari kelas I-VI. Kegiatan tersebut dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama dilaksanakan, Kamis (20/5/21) yang diikuti oleh siswa kelas I-III dan sesi kedua pada Jumat (21/05/21) diikuti siswa kelas IV-VI yang dilaksanakan secara virtual via Zoom Cloud Meetings.
Aditama SPdI—Wakil Kepala Sekolah Bidang Pengembangan dan Pembiasaan Karakter (PPK)—mengatakan adanya kegiatan ini agar siswa memiliki solidaritas terhadap sesama.
“Agar nantinya anak-anak memiliki solidaritas yang sama, solidaritas kemanusiaan, bisa seiman dan sesaudara,” ucapnya.
Dia menambahkan, dengan adanya acara ini diharapkan siswa juga memiliki rasa peduli yang tinggi terhadap isu kemanusiaan dan agar mereka lebih mencintai Islam karena Palestina juga bagian dari Islam.
Adi, sapaannya, menjelaskan kegiatan ini juga berkaitan dengan semangat perjuangan melawan kebatilan.
“Semangat perjuangan melawan kebatilan, lewat performance menunjukkan sejarah Palestina, memotivasi siswa dan juga untuk menggugah semangat kedermawanan atau membantu orang lain,” jelas pengajar al-Islam itu.
Kegiatan We Love Palestina
Bentuk kegiatan yang bertujuan mendukung Palestina ini adalah menyanyikan lagu Atouna El Toufoule yang bercerita tentang anak-anak Palestina yang kehilangan masa kecilnya, story telling tentang sejarah awal Palestina dijajah oleh bangsa Yahudi, doa bersama, dan penggalangan donasi.
Tidak hanya itu, sebagai bentuk rasa peduli pada Palestina, siswa kelas I-II diajak membuat bendera Indonesia dan Palestina, siswa kelas III membuat headband dengan berbagai tulisan dukungan sebagai wujud dukungan moril, sedangkan siswa kelas IV-VI membuat poster doa untuk warga Palestina.
Sejarah Palestina Dijajah Bangsa Yahudi
Syaiful Rizal SPdI, pemateri story telling menceritakan awal mula Pelestina dijajah oleh bangsa Yahudi.
“Dulu bangsa Palestina itu negara yang makmur, kemudian datang pengungsi dari Jerman yaitu bangsa Yahudi masuk ke Palestina,” ceritanya.
Karena bangsa Palestina orang yang beriman, lanjutnya, melihat bangsa Yahudi menderita ia pun menolongnya dan merima dengan baik di negera Palestina.
Pria yang akrab dipanggil Rizal ini juga memaparkan, bangsa Yahudi diberikan tanah dan pendidikan di Palestina oleh bangsa Inggris.
“Bangsa Inggris memberikan tanah, pendidikan, dan pelatihan militer kepada bangsa Yahudi,” ujar bapak kelahiran Mei itu.
Kemudian, sambungnya, pada tahun 1948 bangsa Yahudi diberikan wilayah yang hampir separuh lebih dari wilayah Palestina dan sekaligus diberikan kemerdekaan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di tahun yang sama. Akan tetapi karena ketamakan bangsa Yahudi, ia ingin menguasai bangsa Palestina hingga saat ini.
Di akhir acara, pengajar bahasa Arab itu memberikan pesan kepada para siswa untuk tidak meniru sifat bangsa Yahudi.
“Anak-anak jangan sampai kita memiliki sifat seperti bangsa Yahudi yang tidak tahu terima kasih, setelah ditolong malah membuat menderita,” pesannya.
Rizal juga menyampaikan kepada siswa agar mereka bisa mengambil pelajaran dari peristiwa ini, yaitu agar mereka peduli dengan sesama Muslim dan juga pandai bersyukur.
“Semoga dengan kegiatan ini bisa menumbuhkan rasa empati anak-anak kepada saudara mereka di Palestina yang tidak seberuntung mereka saat ini. Semoga mereka juga menjadi anak yang pandai bersyukur karena tinggal di negara yang aman dan damai karena itu merupakan nikmat dari Allah yang sangat berharga,” ujarnya. (*)
Penulis Novita Zahiro Editor Mohammad Nurfatoni