PWMU.CO – Ketua PDM Lamongan: Palestina masalah kita. Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan Drs H Shodikin MPd menyampaikan hal itu dalam Silaturrahmi Keluarga Besar Muhammadiyah Daerah Lamongan, Sabtu (22/05/2021).
Acara yang bertemakan: “Dengan Memperkuat Takwa, Kita Bangun Ketangguhan Mental sebagai Solusi Berbagai Persoalan Keumatan dan Kebangsaan” itu diikuti oleh pimpinan Muhammadiyah beserta organisasi otonom, dan amal usaha Muhammadiyah secara vitrual.
Shodikin menyampaikan masalah Paletina setelah menjelaskan tema “memperkuat ketakwaan”. Menurutnya warga Muhammadiyah harus memperkuat ketakwaan, karena orang bertakwa al-muttaqin itu memiliki akhlak, punya watak.
Watak yang Dimiliki Al-Muttaqin
Watak pertama adalah sebagaimana Surah Ali Imran ayat 134 ( الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ فِى السَّرَّۤاءِ وَالضَّرَّۤاءِ ) memiliki watak gemar berinfak, dermawan, atau s
filantropi. Ini merupakan watak yang selalu dilakukan oleh Muhammadiyah.
“Dalam berbagai event ketika ada gerakan peduli sesama, masalah bencana alam dan sekarang kita hadapi kemirisan saudara-saudara kita yang di Palestina. Kita langsung himpun dana dengan luarbiasa,” ujarnya.
Akhlak al-muttaqin yang berikutnya adalah وَالْكَاظِمِيْنَ الْغَيْظَ orang yang mampu menahan amarahnya. Yakni mereka yang matang dan mempu mengendalikan emosional dan mental secara matang.
Sebagaimana yang diisyaratkan Rasulullah SAW dalam Hadits Bukhari dan Muslim
لَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرَعَةِ، إنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِي يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ
“Orang kuat itu bukanlah orang yang pandai bergulat. Akan tetapi orang kuat adalah orang yang dapat menahan dirinya ketika marah.”
Itulah, kata Shodikin yang selama ini dilakukan oleh pimpinan-pimpinan Muhammadiyah dalam menyikapi apa yang terjadi di sekitarnya. Dengan perkataan yang lembut, santun, dan senantiasa memberikan maaf kepada manusia.
Orang-orang tersebut disebut al-muhsinun atau orang-orang yang baikm” ujarnya.
Akhlak al-muttaqin yang berikutnya terkandung dalam surat Ali Imran135
وَالَّذِيْنَ اِذَا فَعَلُوْا فَاحِشَةً اَوْ ظَلَمُوْٓا اَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللّٰهَ فَاسْتَغْفَرُوْا لِذُنُوْبِهِمْۗ
“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, (segera) mengingat Allah, lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya,”
Menurut Shodikin, jika akhlak sebagaimana ayat tersebut melekat pada kita, insyaallah kita akan memiliki kepribadian yang kuat dan kita mampu menghadapi masalah-masalah keummatan dan kebangsaan.
Tantangan dan Sikap yang Harus Dibentuk
Shodikin, mengatakan, saat ini kita masih menghadapi Covid-19 dengan berbagai dampak dari berbagai aspeknya. Mulai dari sosial, pendidikan, ekonomi, hingga praktik kehidupan beragama.
“Dua tahun ini tidak ada keberangkatan haji. Kami khawatir jika di masa depan pemuda-pemuda mengenal rukun Islam tinggal empat,” ucapnya. “Ini yang menjadi tantangan kita.”
Menurutnya, bagaimana tantangan-tantangan ini kita jadikan peluang. “Tentunya dengan cara memperkuat ketakwaan dan mempertangguh mental kita. Bersama-sama mencari solusi masalah keummatan dan masalah kebangsaan,” pesannya.
Palestina adalah Masalah Kita
Sementara itu, untuk menyikapi saudara-saudara Muslim di Palestina, Shodikin mengajak seluruh warga Muhammadiyah—meskipun sudah ada gencatan senjata sejak Jumat (21/05/2021)—tetap prihatin. “Mari kita bantu dengan dukungan dana, dukungan politik, dan paling penting adalah dukungan do’a,” ajaknya.
Menurutnya, Muslim di Palestina adalah bagian dari kita. Masalah mereka di sana adalah masalah kita juga. Kita tidak boleh lepas tangan apalagi tidak peduli.
Di akhir sambutannya, Shodikin minta secara khusus kepada Sektrastis Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Dr Abdul Mu’ti MEd yang turut hadir dalam vitrual meeting tersebut sebagai pembicara, untuk mempertajam tema yang usung acara in.
“Sebagai bagian dari kesungguhan muhammadiyah untuk bersama-sama menciptakan solusi dari masalah umat dan bangsa,” ujarnya (*)
Penulis Dennis Nugroho Editor Mohammad Nurfatoni