PWMU.CO – Tiga tokoh bangsa hadir dalam gelaran wisuda Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ke-82, di UMM Dome, Sabtu (26/11). Mereka adalah Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prof Dr Pratikno MSocSc, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Prof Dr Muhadjir Effendy MAP, dan anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Prof HA Malik Fadjar MSc.
Dalam orasi ilmiahnya Pratikno mengucapkan selamat pada UMM yang telah melahirkan banyak sarjana, sekaligus berpesan agar para wisudawan nantinya mampu berkontribusi bagi kemajuan bangsa. ”Saya merasa terhormat dikukuhkan sebagai warga kehormatan UMM,” kata mantan rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) ini.
Pratikno berharap, kultur UMM sebagai kampus yang mandiri dapat memotivasi para wisudawan untuk berperan penting di kancah global, salah satunya dengan menjadientrepreneur. ”Saya prihatin dengan peringkat kewirausahaan kita yang rendah. Berdasarkan Global Entrepreneurship and Development Index (GEDI) 2016, kita berada di peringkat 90 dunia, bahkan lebih rendah dari enam negara ASEAN,” paparnya.
Sekalipun prihatin dengan peringkat kewirausahaan Indonesia, Praktikno tak lupa mengingatkan pentingnya rasa bangsa pada Indonesia, karena dalam konteks kemajemukan, bangsa ini telah sangat siap menghadapi dunia yang kian mengglobal.
”Dalam ranah global, kita melihat dunia yang tengah dilanda krisis politik dan kemanusiaan,” ujar peraih gelar doktor dari Flinders University Australia ini.
Praktikno mencontohkan konflik di Timur Tengah, sekalipun mereka satu agama, satu etnis, satu bahasa, tapi tetap tak mudah membangun kebersatuan dan perdamaian. Akibatnya, lanjut Pratikno, terjadi eksodus pengungsi yang luar biasa ke daratan Eropa.
”Eropa yang semula merasa tenang dan damai, segala kebutuhan hidupnya telah tercukupi, ternyata mulai gelisah dengan efek terorisme yang ditandai serangan bom di Paris dan Brussels,” kata Pratikno yang pernah mengeyam studi master di Birmingham University Inggris ini.
Apa yang terjadi di Eropa, menurut Pratikno, menunjukkan kegagapan mereka terhadap kemajemukan suku, agama, ras, dan bahasa.
”Di saat Eropa masih gagap dengan kemajemukan, Indonesia telah lama menampilkan ciri kebinekaan yang tenteram dan damai. Ketika nanti dunia kian mengglobal, Indonesia akan menjadi rujukan dunia dalam membangun masyarakat penuh harmoni. Termasuk, Islam Indonesia akan menjadi contoh dunia, sebagai Islam yang menghadirkan kedamaian,” papar menteri kelahiran Bojonegoro Jawa Timur ini.
Sementara itu, di hadapan 1.111 wisudawan yang hadir, Rektor UMM Fauzan menyematkan jas almamater pada Mensesneg Pratikno sebagai simbol warga kehormatan UMM, didampingi Malik Fadjar dan Muhadjir Effendy yang masing-masing hadir sebagai ketua dan wakil Badan Pembina UMM. (hum/aan)