Kantor Layanan Virtual Lazismu PWMU.CO oleh Drh Zainul Muslimin, Ketua Lazismu Jawa Timur.
PWMU.CO– Sebentar lagi diresmikan Kantor Layanan Virtual Lazismu PWMU.CO. Ini gerak fundraising Lazismu Jawa Timur di dunia maya bekerja sama dengan website Muhammadiyah Jatim ini.
Rapat koordinasi bersama tim PWMU.CO dan Lazismu Jawa Timur, Jumat (21/5/2021) lalu, telah bersepakat terjun menggalang dana masyarakat lewat media sosial.
Kantor Layanan Virtual Lazismu PWMU.CO dan Amil Go akan kita launching saat Lazismu Wilayah Jawa Timur menggelar Rakersus di Hotel Kapal, Malang, pada tanggal 1-2 Juni 2021. Kami mengundang Direktur Utama Lazismu Pusat M Sabeth Abilawa dan Manajernya Joko Intarto untuk meresmikan.
Pembukaan kantor virtual itu belajar dari beberapa organisasi fundraising yang bisa sukses dan eksis mengumpulkan dana masyarakat untuk program-program filantropi. Sistem virtual itu sangat praktis. Tapi butuh kepercayaan dan kredibilitas sebagai lembaga fundraising.
PWMU.CO, website Muhammadiyah Jawa Timur sudah memenuhi syarat itu. Beritanya valid, cermat, bisa dipercaya dan menjadi rujukan warga Muhammadiyah dan masyarakat luas. Website ini juga sudah sukses menggalang dana untuk beberapa peristiwa kemanusiaan. Dari pengalaman itulah maka sekalian diseriusi menjadi Kantor Layanan Lazismu Virtual.
Berkah Uang Receh
Jumlah Kantor Layanan Lazismu seluruh Indonesia ada 700 lebih. Sementara yang memberikan laporan perolehan ZIS (zakat, infak, sedekah) setiap harinya selama bulan Ramadhan yang lalu di kisaran 110 sampai 139 Kantor Lazismu setiap harinya. Tidak sampai sepertiganya.
Artinya jumlah kantor Lazismu sudah dibuka itu belum sepadan dengan prestasi gerakan fundraisingnya. Setidaknya itu tampak dalam penyampaian paparan beberapa kali oleh Ketua Lazismu Pusat Hilman Latief. Saya menangkap ada kegeraman dari pernyataan Ketua Lazismu itu. Tapi Pak Hilman kan bukan orang Jawa Timur yang punya karakter Bonek.
Lahir sebagai orang Sunda dengan tutur kata dan sikap lakunya halus lembut apalagi besar di lingkungan pesantren serta hidup keseharian di Yogyakarta, klop sudah. Melahirkan karakter yang penuh etika dan tata krama adiluhung, yang lembut dan sopan.
Kalau sekelas Ketua Lazismu Pusat dengan karakter seperti itu sudah mengatakan kita tutup saja Kantor Lazismu yang tidak ada prestasinya, justru menjadi beban, maka menurut saya ini adalah masalah sangat serius yang harus dicarikan jalan keluarnya.
Ya, kantor Lazismu yang banyak dan tidak menghadirkan hasil fundraising yang memadai memang hanya akan menjadi beban. Beban operasional, beban psikologis, serta beban biaya audit.
Sejak awal saya ingin meng-copy paste keberhasilan minimarket di Indonesia yang jumlahnya puluhan ribu outlet mampu mengumpulkan donasi recehan seratus dua ratus perak dari uang kembalian. Hasilnya sampai miliaran itu. Sehingga terpikir di Jawa Timur harus ada 2.500 sampai 3.000 outlet Kantor Layanan Lazismu. Ini sebetulnya memungkinkan, walau sampai sekarang 500 kantor saja belum.
Melihat kegelisahan dan kegeraman Ketua Lazismu Pusat itu maka teman-teman Lazismu Jawa Timur menggagas Kantor Layanan Virtual dan Amil Go. Amil mulai bergerak menjelajahi dunia maya mendekati para donatur.
Tetap semangat berbagi dan tebar manfaat. Untuk ke depan menjemput dan meneguhkan Lazismu yang berkemajuan. Salam semangat dari kami di Jawa Timur. Bismillah. (*)
Editor Sugeng Purwanto