PWMU.CO– Sekolah Lazismu Indonesia telah dibangun untuk anak-anak Palestina di kamp pengungsian Shatila, Beirut, Lebanon. Pendirian sekolah ini didanai oleh donatur Lazismu.
”Soft opening dilakukan hari Jumat, 6 November 2020. Jadi sudah satu tahun berjalan. Sekolah ini berdiri kerja sama dengan Forum Pemuda Lebanon-Palestina,” kata Duta Besar RI di Beirut, Hajriyanto Y. Thohari dihubungi Selasa (25/5/2021).
Dijelaskan, sekolah ini memiliki program pengajaran al-Quran, tafsir, dan hafidh. Murid-muridnya adalah anak-anak dan orang dewasa Palestina dan Lebanon. Pengajar berasal dari Lembaga Darul Fatwa dengan kepala sekolah Syeikh Ibrahim Al Ashi dan guru Al-Hajjah Aliya Umi Nabiel.
Jumlah murid per tanggal 23 Mei sebanyak 130 anak-anak para pengungsi di Kamp Shatila. Jumlah ini tertanggal 23 Mei 2021. Mereka belajar di ruang sekolah yang kecil hanya seluas 40 meter persegi terdiri dua lantai. Sekolah ini berada di lorong sempit pemukiman Shatila.
Pembelian rumah ini berasal dari donatur Lazismu sebesar 5.500 dolar AS. Penyerahan dana lewat Kedutaan Besar RI kepada Yayasan Pemuda Lebanon – Palestina. Penyerahan pertama 3.000 dolar, disusul penyerahan kedua 2.500 dolar.
”Sekolah ini dibuka atas besarnya permintaan dari Yayasan Pemudaan Lebanon – Palestina untuk mendirikan madrasah. Yayasan melihat kebutuhan tempat belajar untuk anak-anak pengungsi di kamp tersebut yang akhirnya meminta kepada KBRI Beirut agar mencarikan donatur. KBRI menghubungkannya dengan Lazismu,” tuturnya.
Dalam kamp Shatilah ini, sambung dia, dulu belum ada kelas pendidikan yang mengajarkan al-Quran kepada penduduk sekitar. Berdasarkan pengamatan aktivis Pemuda Lebanon-Palestina, pendidikan sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kemampuan dalam membaca maupun memahami berbagai bidang ilmu, khususnya Ilmu al-Quran.
”KBRI lantas memfasilitasi keinginan Yayasan Pemuda dan penyaluran donasi dari Lazismu untuk mendirikan madrasah itu,” tandasnya.
Ketua Pemuda Lebanon-Palestina Ahmad Syawish mengucapkan terima kasih atas bantuan dari Lazismu dan rakyat Indonesia untuk Palestina. Dengan bantuan ini anak-anak Palestina bisa mengaji dan menghafalkan al-Quran.
Program Berkelanjutan
Sementara Ketua Lazismu Hilman Latief mengatakan, setiap tahun punya program tentang Palestina. Salah satunya program untuk pengungsi di Palestina maupun di negara tetangga.
Menurut Hilman, isu Palestina akan menjadi agenda panjang bagi Lazismu. Ia berkomitmen agar Lazismu dengan Muhammmadiyah Aid terus mendiskusikan rancangan program-programnya di Palestina.
”Nanti segera kita ajukan ke PP Muhammadiyah mengenai kick off untuk menjalankan program, baik program jangka menengah maupun jangka panjang,” kata Hilman seperti ditulis Lazismu.org.
Menurut dia, sejak satu pekan yang lalu Lazismu telah mengeluarkan surat edaran galang dana untuk Palestina. Dan galang dana akan terus dilaksanakan hingga dua pekan ke depan.
”Mudah-mudahan cukup efektif. Tentu saja untuk berikutnya Lazismu tetap menjalankan kegiatan fundraising untuk isu-isu domestik, isu-isu nasional, isu-isu yang menjadi indikator kinerja aksi layanan Lazismu secara nasional yang harus dipenuhi baik di bidang pendidikan, kesehatan, sosial ekonomi, sosial dakwah, kemanusiaan dan lingkungan,” paparnya.
Penulis/Editor Sugeng Purwanto