![Palestyle](https://i0.wp.com/pwmu.co/wp-content/uploads/2021/05/Zeina-n-Ahmed-Abu-Chaaban.jpg?resize=799%2C555&ssl=1)
Palestyle, produk aksesoris mewah yang memotong keuntungannya untuk pembangunan Palestina.
PWMU.CO– Jika Anda pernah menjumpai tas mewah merk Palestyle dipajang di toko fesyen seperti House of Fraser, Bloomingdales, atau Etoile, ketahuilah tas itu hasil karya pengungsi Palestina.
Tas kulit Italia yang halus dipadu sulaman tradisional Palestina berwarna-warni di antaranya sudah menjadi koleksi selebritas seperti Eva Longoria, Gwyneth Paltrow, dan Michelle Rodriguez.
Palestyle memproduksi tas, gaun, dan abaya. Produsen ini memotong lima persen dari keuntungan penjualannya untuk program pembangunan bagi warga Palestina.
Harga produk itu juga ditawarkan di toko online. Harganya berkisar 2.400 – 2.800 AED (Dirham UEA). Berkisar Rp 9 juta-11 juta. Anda membeli produk ini telah menyumbang untuk Palestina.
Di balik hasil karya aksesoris mewah berkelas itu adalah Zeina Abu Chaaban dan saudaranya Ahmed Abu Chaaban, anak muda Palestina yang hidup di Dubai yang mempekerjakan para pengungsi.
Zeina meninggalkan pekerjaannya yang mapan sebagai perencana logistik untuk Procter & Gamble (P&G) di Dubai. Dia terjun untuk pemberdayaan perempuan di kamp-kamp pengungsi warga Palestina di Yordania dan Lebanon membuka peluang kerja.
Selama tiga tahun Zeina Abu Chaaban mengembangkan idenya mendirikan perusahaan sosial yang menggabungkan mode fesyen dan warisan budaya Palestina. Tahun 2009 dia mengunjungi kamp pengungsi Palestina di Beirut Lebanon dan Amman Yordania.
Dia mengunjungi kamp berisi 100.000 orang pengungsi tinggal dalam kawasan sempit yang sempit dan sanitasi buruk. Di tempat itu dia menemukan wanita yang bisa menyulam. Lantas dia rekrut seratus wanita yang pandai menyulam untuk memberi warna etnis pada produk aksesoeris fesyen di rumah modenya.
Dia menemukan nama Palestyle, untuk merk produknya berupa tas, gaun, dan abaya. ”Mereka bangga bisa menjaga warisan budaya tetap hidup dalam produk fesyen,” kata Zeina Abu Chaaban seperti ditulis thenationalnews.com.
Dalam produk tas juga dipasang kaligrafi berlapis emas yang kalimatnya pesan motivasi bagi wanita. Pesan itu seperti Be Different, Beauty is in your Smile, dan You are Glamorous. Menurut Zeina, koleksinya trendi dalam desain, glamor dalam balutan kulit asli, dan mistik dalam kedipan budaya Palestina yang halus.
![](https://i0.wp.com/pwmu.co/wp-content/uploads/2021/05/Palestyle-tas.jpg?resize=606%2C474&ssl=1)
Motif Sulaman
Untuk mengembangkan rumah mode itu, dia dibantu saudaranya Ahmed Abu Chaaban yang bergabung dengannya pada tahun 2011 untuk mendesain produk dan memilih warna utasnya.
Wanita-wanita pengungsi Palestina bertugas membuat pola dengan jahitan silang gaya bordir pada sifon. Sulaman unik yang menempel pada tas, baju, dan abaya, kata Zeina, berbicara tentang budaya Palestina yang tak lapuk oleh penindasan bangsa Israel.
Dia menjelaskan, motif benang merah dalam satu potong warna sulaman berarti penyulamnya wanita yang sudah menikah. Detail yang rumit dengan simbol-simbol wanita kaya, pohon pinus dan sungai mewakili wilayah utara yang subur. Sulaman berupa simbol tenda mengarah ke daerah selatan yang lebih kering.
Pada tahun 2010, Palestyle memasukkan wanita di kamp pengungsi Al Baqa’a, Amman, Yordania karena tradisi menyulam yang lebih kaya di antara wanita di sana. Kamp di pinggiran kota berisi lebih dari 104.000 orang.
Rangkaian produk kemudian diperluas ke dekorasi rumah, seperti sarung bantal, hiasan dinding, dan pakaian pria. Ada harapan untuk mempekerjakan lebih banyak orang lagi. Pasar produknya ekspansi di negara Teluk Arab, Pakistan, dan Inggris Raya.
Zeina menambahkan, Palestyle membantu komunitas didukung oleh Consult and Coach for a Cause, atau C3. Ini perusahaan sosial yang membantu usaha memaksimalkan efeknya pada komunitas.
Program Kemanusiaan
Keuntungan dari penjualan produk dipotong untuk membangun Palestina. Tahun 2011, Palestyle membantu menanam 244 pohon zaitun di Tepi Barat bekerja sama dengan Kelompok Arab untuk Perlindungan Alam.
Menurut penilaian C3, hal itu menyebabkan peningkatan kumulatif pendapatan bulanan warga setempat sebesar 1.250 dirham UEA bagi para petani zaitun.
Program kedua mengganti dan memperbaiki tangki air bersih di kamp Al Baqa’a untuk memenuhi kebutuhan tiap keluarga. Satu keluarga pengungsi rata-rata ada delapan orang.
Sudah 100 keluarga memiliki tangki baru dan stasiun pompa untuk tiga sekolah. Ini memudahkan keluarga dan siswa untuk menggunakan toilet.
Penulis/Editor Sugeng Purwanto
![](https://i0.wp.com/pwmu.co/wp-content/uploads/2021/05/Pengungsi-Palestina.jpg?resize=800%2C530&ssl=1)
Discussion about this post