Superketat di Tes Kedokteran dan Farmasi UMM, baik dalam pengawsan maupun protokol kesehatan.
PWMU.CO – Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kembali melaksanakan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) untuk menjaring mahasiswa baru.
Tes untuk menyeleksi calon mahasiswa baru Jurusan Kedokteran dan Farmasi ini dilaksanakan dalam dua periode yakni pada 27-30 Mei dan 9-11 Juni 2021 dengan protokol kesehatan yang ketat.
Kepala Unit Pelayanan Teknis Penerimaan Mahasiswa Baru (UPT PMB) UMM, Dr Saiman MSi menuturkan, ada 1.007 pendaftar pada UTBK gelombang pertama untuk dua jurusan ini. Ia menegaskan pelaksanaannya lebih diperketat. Tidak hanya dalam hal protokol kesehatan, tapi juga keamanan akan kecurangan yang mungkin terjadi.
“Para peserta diminta untuk mengganti masker lama dengan masker baru yang sudah kami siapkan. Jumlah peserta dalams atu ruangan juga dibatasi yakni 13-15 peserta saja. Begitupun dengan handsanitizer serta sarung tangan bagi pengawas ujian,” terang Saiman.
Sementara dari sisi keamanan, Saiman mengatakan menyiapkan tim internal yang terdiri dari para sekuriti dan eksternal yang bekerja sama dengan kepolisian. Keduanya akan memeriksa ruangan serta para peserta demi kelancaran UTBK. “Kami juga menyiapkan metal detector yang akan digunakan sesaat sebelum ujian dimulai,” terang Saiman.
Dia menambahkan, tim panitia juga sudah menyiapkan bus dan mobil untuk kepentingan peserta ujian. Keduanya disiapkan untuk berjaga-jaga ketika hujan turun sehingga tidak menghambat pelaksanaan UTBK di hari tersebut.
Ikuti Prokes
Wakil Rektor I UMM Prof Dr Syamsul Arifin MSi menjelaskan pelaksanaan UTBK ini telah mengikuti prokes yang sesuai mengingat pandemi tidak kunjung usai. Ujian berbasis komputer ini juga khusus dilangsungkan untuk menyeleksi calon mahasiswa kedokteran dan farmasi.
“Sementara jurusan lainnya memiliki sistem yang berbeda. Baik melalui prestasi akademik maupun non-akademik serta hasil rapot,” tuturnya.
Syamsul mengatakan proses seleksi dilaksanakan dengan ketat. Hal itu tidak lepas dari ketentuan pusat yang membatasi kuota mahasiswa sebanyak 150 mahasiswa untuk mahasiswa kedokteran. Ia juga mengapresiasi usaha dari tim teknisi dan soal yang sudah bekerja semaksimal mungkin demi kelancaran UTBK kali ini.
“Soal dan sistem yang sudah disusun sedemikian rupa insyaallah bisa meminimalisir kecurangan dan kemungkinan adanya joki. Jadi bisa dipastikan aman dan bisa dipertanggung jawabkan,” tegasnya.
Dia berharap agar seleksi seperti ini dapat terus dipertahankan UMM serta bisa dilaksanakan untuk menjaring di jurusan lainnya, utamanya Psikologi dan Ilmu Komunikasi yang memiliki banyak peminat.
Apalagi FK dan Farmasi UMM telah memiliki reputasi yang baik di mata pemerintah dan masyarakat. “Kedua jurusan sudah diakui, baik dari segi input, output bahkan juga outcome,” pungkas Syamsul mengakhiri. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni