PWMU.CO– Orang Muhammadiyah dijamin masuk surga karena menjadi pengikut Nabi Muhammad saw dan selalu berjuang melanjutkan risalah dakwah Rasulullah.
Hal itu disampaikan Dr H Sam’un MAg pada acara silaturrahim Pimpinan Ranting Muhammadiyah dan Aisyiyah Wage bersama amal usaha bertempat di SD Muhammadiyah 3 Ikrom Wage Sidoarjo, Selasa (1/6/2021).
”Kita bersyukur masih bisa melanjutkan perjuangan orang-orang terdahulu sampai saat ini. Sesuai isi surat al-Kautsar ayat 1 yang berbunyi inna a’thoinaka al kautsar. Menjadi orang Muhammadiyah seperti mendapat nikmat yang banyak karena bisa berdakwah,” ujar Sam’un.
Dia melanjutkan, untuk menjadi orang Muhammadiyah harus punya tiga ciri. Pertama, menjadi hizbullah, artinya golongan Allah. ”Pak Amien Rais, hizbullah disebut partai Allah. Kalau berbicara politik Islam yang ada hanya perebutan kekuasaan. Kalau berbicara peradaban islam, maka yang kita dapati adalah penemuan-penemuan oleh ilmuwan muslim,” katanya.
Sam’un menjelaskan, hizbullah adalah golongan Allah, golongan orang-orang beriman yang ditanamkan, ditancapkan, dan dikuatkan keimanannya dalam hati oleh kekuatan Allah sehingga selalu dan tetap berjuang apapun yang dihadapinya.
”Berjuang hanya mencari keridhoan Allah. Dan ini yang sulit, karena ridho itu di atas ikhlas. Keikhlasan menjadi ideologi dan saat ini keikhlasan itu diuji karena banyak yang melihat dan mengukur keikhlasan itu pada kuantitas atau jumlah gaji yang diterimanya,” tandasnya.
Kedua, sambung dia, menjadi waliyullah. Waliyullah di sini bukan wali songo. Tapi waliyullah adalah orang yang beriman, bertakwa, dan tindak tanduk kita merujuk kepada kepribadian Rasulullah saw.
Ketiga, ansharallah, yaitu penolong Allah. Seperti disebut dalam surat ash-Shaf ayat 14 yang artinya, hai orang-orang beriman, jadilah kamu penolong-penolong Allah.
”Itu dibuktikan oleh Rasulullah dalam menyebarkan dan mendakwahkan ajaran agama Islam. Dalam berdakwah, Rasulullah banyak mengalami berbagai rintangan, pemboikotan, pengusiran, dicaci, dan diludahi. Rasulullah berjuang untuk menjadi ansharallah begitu juga para sahabat-sahabatnya,” tuturnya.
Abu Bakar misalnya, cerita Sam’un, dia rela menjual lahan yang dimilikinya untuk membantu perjuangan Rasulullah. Begitu juga sahabat Abdurrahman bin Auf, sahabat yang kaya raya.
Kekayaannya tidak pernah habis meskipun sudah diberikan kepada Rasulullah untuk perjuangan Islam. Dibagi-bagikan kepada fakir miskin dan membantu permodalan para pengusaha kecil. Para sahabat dan orang-orang pengikut Nabi Muhammad ini disebut sebagai Muhammadiyah.
Karena itu dia berharap dengan silaturahim ini menjadi semakin solid, kuat, dan kompak. Bisa saling memahami satu sama lain. Saling mengalah untuk menghindari perpecahan. Silaturrahim tidak hanya menyambung hubungan baik saja, tapi juga menyambung hubungan yang sudah pecah menjadi solid dan kuat kembali.
”Semoga perjuangan Rasulullah dan para sahabat mengilhami kita untuk terus berjuang memajukan dan mengembangkan persyarikatan dan amal usaha di dalamnya,” tandas Sam’un yang juga pendiri SD Muhammadiyah 3 Ikrom.
Penulis Muhammad Nasikin Editor Sugeng Purwanto