Sesuai dengan rencana di awal, sampah-sampah yang terkumpul dipilah-pilah. Untuk jenis botol disendirikan. “Itu kan yang rencananya kita jual dan hasilnya akan diberikan panti asuhan terdekat,” papar dia. Tapi di luar dugaan, sampah-sampah botol yang sudah terkumpul itu ternyata hilang diambil pemulung. “Padahal sudah dalam pengawasan anggota. Kami lengah sedikit saja, sampah sudah amblas,” kisah Rina. “Ya, nggak apa-apa. Kami ikhlaskan juga koq.”
Sebenarnya, ujar Rina, masih ada harapan untuk menjual sampah kertas yang berasal dari kardus makanan. “Namun lagi-lagi belum beruntung. Setelah sampah terkumpul, hujan deras turun. Alhasil sampah kertas jadi rusak.”
(Baca: Tak Tertampung di Stadion, Puluhan Ribu Peserta Tetap Enjoy di Luar dan PKL Bangkalan Berharap Milad Muhammadiyah Diadakan tiap Hari)
Tapi Rina bersyukur, ternyata Gerakan Sabersam juga bisa menjadi ajang silaturahmi dan perkenalan antar-IPM yang ada di Jatim. “Yang tadinya mereka tidak kenal, jadinya kenalan di sana. Sebab pada titik kumpul kami yang ada di depan depan tulisan Stadion Gelora Bangkalan, kami saling bertemu dan bersama.”
Rina menjelaskan, tim IPM lebih didominasi oleh anggota cabang dan ranting. “Dari cabang/ranting bisa 30-an teman. Ada yang dari PC IPM Sepanjang, PC IPM Nganjuk dan PR IPM Wonokromo. Sementara teman-teman daerah hanya mengirimkan beberapa berwakilan, sekitar 4-6 orang,” tuturnya,
Tentu, kata Rina, gerakan kami ini tidak bisa mengcover seluruh sampah yang ada. “Bayangkan, kami yang hanya puluhan. Sedangkan peserta mencapai puluhan ribu. Tetapi setidaknya, kami telah berbuat,” kata Rina mengakhiri perbincangan (MN)