PWMU.CO – Bupati Pamekasan Baddrut Tamam adalah satu dari ribuan alumni Univesitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang tersebar di penjuru nusantara, bahkan dunia, yang menduduki posisi strategis.
Ditemui di kantornya, Senin (31/5/2021) pekan lalu ia menceritakan sisi-sisi menarik saat kuliah di UMM angkatan (masuk) tahun 1998—masa awal era Reformasi politik Indonesia.
Ia memulai kisah saat mendaftar di UMM. “Saat itu saya mendaftarkan diri tepat satu jam sebelum pendaftaran ditutup,” kenangnya. Ada pengalaman menegangkan karena saat itu beberapa pesyaratan tertinggal di bus.
“Kebetulan saat itu saya dari Yogyakarta langsung ke Malang. Alhamdulillah berkat nilai rapor yang cukup bagus, saya akhirnya diterima di UMM tanpa melalui tahapan tes,” ungkap suami Naila Chasanah dengan tiga anak itu.
H Baddrut Tamam SPsi juga bercerita perihal perpustakaan UMM yang dulu menjadi basecamp baginya. Ia seringkali mengisi waktu kosong dengan membaca buku dan berdiskusi bersama teman-teman lain. Bahkan sempat membentuk lembaga kajian Islam dan psikologi bagi mahasiswa bernama Phenomenon.
Jual Krupuk
Selama mahasiswa dia mengaku kurang bisa memanajemen uang. Uang saku yang diberi ibunya seringkali habis di tengah jalan, baik untuk makan maupun membeli buku. Maka ia pun berinisiatif berjualan kerupuk demi mendapatkan uang jajan tambahan.
Tidak disangka, usahanya berjalan dengan lancar. Tiap pekan ia bisa meraup keuntungan sebesar Rp 2 juta. “Jumlah tersebut bisa dibilang cukup banyak di masanya. Akhirnya teman-teman sering saya ajak ke rumah makan Pak Soleh,” ujarnya berkelakar.
Pria yang bercita-cita menjadi pengusaha tersebut menjelaskan bahwa menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) serta Bupati merupakan jalan tersesat yang benar. Menurutnya, jabatan bukanlah sebuah tujuan, melainkan alat perjuangan. Tidak peduli apapun ‘merk dan ‘tipe kendaraannya’, hal terpenting adalah tujuannya.
Belajar pada Orang Hebat
Politisi dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu berpesan kalau ingin jadi orang hebat harus belajar pada orang hebat pula. Kala menjadi mahasiswa, ia seringkali datang ke Prof Dr Muhadjir Effendy MAP Menko PMK RI yang pernah menjabat sebagai Rektor UMM.
“Saya suka berkunjung ke beliau meski tidak dipanggil. Mengobrol, kemudian mendapatkan rekomendasi buku serta meresumenya. Hal itu sungguh memberi saya manfaat yang luar biasa,” tegas pria kelahiran Pamekasan, 2 Desember 1976 ini
Selain itu juga harus menjaga sikap kepada orang lain. Saat menjadi mahasiswa Psikologi UMM dulu, Ia mengaku belajar bahwa orang itu tidak suka dihina. Sebaliknya, mereka lebih suka diperlakukan dengan baik.
“Mungkin karena hal itulah saya bisa terpilih menjadi DPRD termuda pada 2009 dan kini menjadi Bupati Pamekasan,” ujarnya.
Sebelum menjadi BUpati Pamekasan periode 2018-2023, Baddrut Tamam adalah Anggota DPRD Jatim periode 2009-2014 dan 2014-2018. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni