PWMU.CO – Berkunjung ke lokasi SMP Muhammadiyah 17 di Desa Keduyung Kecamatan Larena, Kabupaten Lamongan, Kepala SMAM 10 Surabaya Ir Sudarusman mendapat banyak curahan hati dari Pimpinan Ranting Muhammadiyah setempat.
Cak Sudar, begitu ia dipanggil, mengabarkan bahwa air Bengawan Solo menggenangi hampir seluruh lahan milik SMPM 17 itu.
Empat pimpinan Persyarikanan dan 1 guru yang menyambutnya, kata Cak Sudar, terlihat tetap bersemangat dan yakin, bahwa apa yang terjadi ini atas kegendak Allah. “Pasti ada hikmah di balik kejadian ini,” kata Cak Sudar menirukan mereka.
(Berita terkait: Disambangi Banjir Bengawan Solo, Sekolah Muhammadiyah Ini Tidak Libur)
Cak Sudar yang diajak masuk ke dalam lolasi sekolah yang tergenang air itu kemudian mendapat curhatan. “Keberadaan SMPM 17 Keduyung Laren Lamongan ini mula-mula berjarak sekitar 50 meter dari bibir sungai Bengawan Solo,” ujar Munawar Cholil, Ketua PRM Keduyung, sambil sesekali melihat sudut sekolah yang tergenang air setinggi 50 cm itu.
Namun, lanjutnya, tanpa disadari kekuatan erosi tanah dan berfungsinya Bendung Gerak Barat Barage ternyata menimbulkan arus sungai semakin deras. Dan dampaknya mulai dirasakan. Dua kamar mandi terbawa arus sungai. “Kini jarak antara kelas dengan sungai Bengawan Solo hanya dipisahkan oleh dinding,” tambah Munawar.
(Baca juga: Terancam Longsor Bengawan Solo, Sekolah Muhammadiyah Ini Butuh Penanganan Darurat dan Tergerus Arus Bengawan Solo, SMPM 17 Lamongan Butuh Perhatian Pemerintah)
Melihat kenyataan itu, pimpinan dan warga Muhammadiyah akan terus mecarikan solusi dengan membangun talud atau plensengan. Tujuanya, mengantisipasi banjir yang sewaktu-waktu datang saat musim hujan dan mewujudkan kenyamanan para peserta didik.
Untuk mewujudkan itu semua, Munawar berharap warga Persyarikatan Muhammadiyah di tempat lain untuk peduli membantu meringankan beban saudaranya di Desa Keduyung Kecamatan Laren yang hampr tiap tahun dilanda musibah banjir itu.
Mendapat curhatan itu Cak Sudar berjanji datang lagi bersama tim arsitek dan ahli kontruksi, untuk memberikan beberapa solusi, di antaranya perlunya relokasi. “Insyaalah saya kana kembali ke sana.” (MN)