PWMU.CO – UMM Dampingi Branding Panti Putri Aisyiyah Malang. Agar panti asuhan tak dilihat sebelah mata yang berakibat santri merasa kurang percaya diri dan tidak mudah bergaul.
Hal ini menjadi keprihatinan Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Muhammadiyah Malang untuk memberikan pendampingan kepada Panti Asuhan Putri, Aisyiyah, Dinoyo, Kota Malang.
Tim yang diketuai Dr Oman Sukmana MSi ini beranggotakan Dra Juli Astuti MSi dan Nasrullah MSi. Ketiganya memulai mendampingi para santri dan pengurus panti untuk melakukan branding diri dan lembaganya. Kegiatan dimulai dengan pembekalan yang berlangsung Rabu (9/6/2021).
Kepala Panti Asuhan Putri Aisyiyah, Aning Rochani, mengaku senang memperoleh parhatian dari tim UMM. Setiap program pengabdian yang melibatkan panti selalu membawa hasil yang psoitif.
“Saya berharap tim UMM ini juga menambah kepercayaan diri santri-santri kami dalam pergaulan maupun bekal untuk masa depannya nanti,” kata Aning.
Oman menjelaskan alasan memilih melakukan pendampingan kepada panti asuhan. Ketua Prodi Kesejahteraan Sosial UMM ini mengaku keterikatan prodinya dengan dunia panti sangat erat. Panti merupakan institusi sosial yang memiliki andil besar dalam mengangkat derajat para santrinya.
“Prodi Kesos memili concern kepada pemberdayaan, terutama kepada kelompok masyarakat yang memerlukan perhatian,” kata Oman.
Antara Ainur Rohimah dengan Inul Daratista
Sementara itu dalam paparannya, Nasrullah mendorong pengurus dan santri memiliki mindset terbuka meski berada di dalam lingkungan panti. Di masa pandemi Covid-19, di mana santri diperbolehkan memegang smartphone untuk keperluan sekolah, diperlukan perhatian khusus agar tidak digunakan untUk hal-hal negatif.
“Jika ingin bermain media sosial, maka gunakanlah untuk keperluan yang produktif,” kata Nasrullah yang hari itu ditunjuk sebagai pengisi materi pertama.
Lebih lanjut santri dibekali bagaimana melakukan branding melalui media sosial. Nasrullah yang juga dosen Prodi Komunikasi UMM ini memaparkan branding yang baik akan meningkatkan added value seseorang atau sebuah institusi. Dia menyontohkan ketika Inul masih belum siapa-siapa, nama aslinya adalah Ainur Rohimah.
“Ainur Rohimah adalah nama, Inul adalah merk. Mengundang Ainur Rohimah untuk manggung di acara mantenan tentu masih terjangkau harganya. Tetapi sekarang dengan merk Inul, tarifnya ratusan kali lipat. Bahkan nama Inul dapat digunakan untuk ekstensifikasi usaha karaoke dengan merk Inul Vista,” terang Nasrullah menyontohkan.
Untuk menuju merk atau brand yang kuat itulah diperlukan upaya-upaya cerdas. Salah satunya menemukan diferensiasi atau pembeda.
“Jadi kalau kalian mau terkenal, maka galilah potensi yang ada di dalam diri yang dapat dipublikasikan di media sosial. Bagi yang suka berceramah pakai bahasa daerah, cobalah kemampuan itu untuk membranding diri. Mulailah dengan berlatihlah di depan kamera HP,” lanjutnya.
Era serba digital mengharuskan semua orang terhubung dengan gadget. Peluang ini dapat digunakan untuk menaikkan promosi panti agar tidak lagi dilihat sebagai institusi yang membebani masyarakat. Sebaliknya dari dalam panti ini harus dimunculkan kemampuannya untuk memberdayakan diri, misalnya melalui Aisyiyah Mart yang sudah ada.
“Jadi mari memulai mempromosikan dagangan Aisyiyah Mart ini melalui media sosial. Buatlah cara-cara unik dan mudah dulu,” ajak Nasrullah.
Tim UMM juga memberikan bantuan berupa lemari arsip berbahan plat besi. Diharapkan dengan bantuan itu panti dapat lebih rapi lagi dalam menyimpan surat dan arsip-arsip santrinya. Pendampingan akan terus berlanjut dibantu oleh mahasiswa yang mengikuti program Pengabdian Mahasiswa kepada Masyarakat (PMM). (*)
Editor Mohammad Nurfatoni