Industrialisasi digital berpotensi menghilangkan sekitar 1-1,5 miliar pekerjaan sepanjang tahun 2015-2025. Demikian disampaikan Ketua BPH Unismuh Makassar Prof Gagaring Pagalung.
PWMU.CO – Ketua Badan Pembina Harian (BPH) Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar Prof Gagaring Pagalung mengingatkan pentingnya sivitas akademika memahami tantangan Revolusi Industri 4.0 dan Masyarakat Industri 5.0.
Hal itu disampaikannya dalam Wisuda Ke-73 Unismuh Makassar, di Balai Sidang Unismuh Makassar, Jalan Sultan Alauddin, Rabu (16/6/2021).
Menurut Gagaring, kebijakan merdeka belajar dan kampus merdeka (MBKM) merupakan salah satu respon terhadap Revolusi Industri 4.0 dan Masyarakat Industri 5.0. Kebijakan tersebut, lanjutnya, antara lain diwujudkan melalui revolusi otonomi PTN dan PTS, program re-akreditasi otomatis, PTN BLU, dan satker menjadi PTNBH, sertahak belajar selama tiga semester di luar prodi.
Implikasi Revolusi Industri 4.0, kata Gagaring, terkait dengan pengembangan pola pikir, inovasi, peningkatan kecerdasan, dan ketersediaan infrastruktur.
Empat Tahap Revolusi Industri
Tahap-tahap revolusi industri, sambungnya, dimulai dengan penemuan mesin uap mendorong munculnya kapal uap dan kereta api pada tahun 1800. Tahap kedua, dengan penemuan listrik dan assembly line yang meningkatkan produksi barang tahun 1900.
Tahap ketiga, melalui inovasi teknologi informasi personal komputer (PC) tahun 2000. “Saat ini, revolusi industri ke-4 meliputi kegiatan manifaktur terintegrasi melalui penggunaan teknologi wireless dan big data secara hasil,” kata Guru Besar Ilmu Akuntansi Universitas Hasanuddin ini.
Era baru industrilisasi digital, kata Gagaring, berpotensi menghilangkan sekitar 1-1,5 miliar pekerjaan sepanjang tahun 2015-2025.
“Digantikannya posisi manusia dengan mesin otomatis, dan diestimasi bahwa di masa yang akan datang 6,5 persen murid sekolah dasar saat ini, akan bekerja pada pekerjaan yang belum pernah ada di hari ini,” jelasnya.
Di samping ancaman, Gagaring juga yakin bahwa era digital juga berpotensi memberikan peningkatan tenaga kerja hingga 2,1 juta pekerjaan baru tahun 2025. Ada pula potensi pengurangan emisi karbon kira-kira 26 miliar metrik ton, dari tiga industri yaitu elektrinik 15.8 miliar, logistik 9.9 miliar serta otomitif 540 miliar dari tahun 2015-2025.
Meskipun perkembangan teknologi begitu maju, Gagaring mengutip pandangan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, bahwa manusia tidak boleh dikendalikan teknologi melainkan sebaliknya.
Perhatian terhadap pentingnya dimensi manusia dalam pengembangan teknologi, menandai lahirnya masyarakat industri 5.0 atau Society 5.0. Prioritas Society 5.0 pada masyarakat beradaptasi di masa depan yakni HOTS: higher order thinking skills, jika cara berpikir secara kompleks, berjenjang, dan sistematis dapat digunakan oleh masyarakat maka inilah yang disebut cara berpikir tingkat tinggi Society 5.0.
Keterampilan Masa Depan
Oleh karena itu, Gagaring Pagalu menekankan agar para wisudawan memiliki beberapa keterampulan masa depan. Pertama, complex problem solving, yaitu kemampuan untuk memecahkan masalah yang asing dan belum diketahui solusinya di dalam dunia nyata.
Kedua, social skill, kemampuan untuk melakukan koordinasi, negosiasi, persuasi, mentoring, kepekaan dalam memberikan bantuan hingga emotional intelligence.
Keempat, process skill, kemampuan yang terdiri dari mendengar aktif, berpikir logis, dan pengendalian diri dan orang lain.
Kelima, system skill, yaitu kemampuan untuk dapat melakukan judgement dan keputusan dengan pertimbangan cost-benefit serta kemampuan untuk mengetahui bagaimana sebuah sistem dibuat dan dijalankan.
Dan keenam, cognitive abilities, atau keterampilan yang terdiri bersikap fleksibel, kretifitas, penalaran logis, sensitivitas terhadap masalah, penalaran matematika, dan visualisiasi.
Gagaring menutup pemaparannya, dengan mengutip pendapat fisikawan Albert Einstein, “Science without religion is lame, religion without science is blind. Sains tanpa agama akan lumpuh, agama tanpa sains akan buta.”
“Di Universitas Muhammadiyah Makassar, sains dan agama diajarkan secara terintegrasi. Itulah kekuatan alumni Unismuh Makassar,” tegas Gagaring.
Wisuda sesi keempat ini juga dirangkaikan dengan penyerahan hadiah bagi pemenang lomba peringatan milad ke-58 Unismuh Makassar. Selain itu, ada pula penyerahan nama-nama Wisudawan kepada Ketua IKA Unismuh Makassar Kamaruddin Moha. (*)
Industrialisasi Digital Berpotensi Hilangkan 1 Miliar Pekerjaan: Penulis Hadisaputra Editor Mohammad Nurfatoni