PWMU.CO – Wali Kota Batu Dra Dewanti Rumpoko MSi menyatakan, penyandang disabilitas bisa berdikari asalkan orang-orang sekitar menyediakan fasilitas tempat yang layak bagi individu berkebutuhan khusus.
Hal itu dia sampaikan pada Seminar Pengembangan Individu Berkebutuhan Khusus (PIBK) yang digelar Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada Sabtu, (12/06/2021)
Sebagai Walikota, Dewanti mengaku seringkali memberikan kesempatan bekerja bagi disabilitas dalam sektor pemerintahan.
Berbicara materi tentang peluang berkarir bagi peserta didik berkebutuhan khusus dan kompetensi yang perlu dikembangkan, menurutnya salah satu yang bisa membuka pintu peluang bagi mereka adalah orang tua.
“Orang tua harus terus mendorong anak untuk percaya diri. Selain itu, yang dibutuhkan penyandang disabilitas bukan hanya belas kasih atau fasilitas yang mengkhususkan saja, melainkan dukungan pemerintah dengan memberi kesempatan yang sama di berbagai aspek,” tegasnya.
Dewanti mengatakan, sebenarnya orang-orang di sekitar memiliki empati yang sangat besar terhadap disabilitas.
“Demi meningkatkannya, perlu adanya dorongan menjalin kerja sama antar pengusaha, pemerintah, dan instansi untuk memberikan lapangan usaha,” tuturnya.
Burger Buto Fasilitasi Pekerjaan
Selanjutnya, Mike Ragnar, pemilik Kedai Burger Buto menerangkan terkait pengalamannya menyediakan pekerjaan bagi individu berkebutuhan khusus di Malang. Beberapa di antaranya yakni tuna grahita berat dan ringan, tuli, dan individu berkebutuhan khusus lainnya.
Menurutnya, mereka sebenarnya bisa bekerja, namun dengan perhatian ekstra “Banyak peluang untuk mereka, tetapi kita harus telaten,” ucapnya.
Sejak 2015, Kedai Burger Buto sudah mulai membuka lowongan untuk disabilitas. Dimulai dengan memberikan pelatihan sealam 3-6 bulan, kemudian baru bisa ditempatkan di berbagai bagian.
“Sebelum pandemi, kami sempat menerima training untuk anak disabilitas, tetapi semenjak ada pembatasan semua terhenti dan beberapa pekerja diberhentikan,” ungkapnya.
Menurutnya, saat ini yang terpenting adalah kualitas bukan kuantitasnya. Dia pun memiliki cita – cita untuk mempekerjakan para individu berkebutuhan khusus di garda terdepan.
“Saya mempersiapkan mereka untuk belajar menulis dan segala hal yang dibutuhkan,” jelas Mike.
Gejolak Individu Berkebutuhan Khusus di Masa Pandemi
Sementara Dosen Psikologi UMM Dr Tulus Winarsunu MSi menjelaskan lebih lanjut terkait persiapan masa transisi untuk menghadapi kehidupan setelah sekolah dan dunia kerja bagi siswa berkebutuhan khusus.
Ia memaparkan sebuah riset tentang gejolak individu berkebutuhan khusus di masa pandemi. Hasilnya, ia menemukan bahwa pandemi memunculkan kerugian bagi individu berkebutuhan khusus yang semakin mengalami gangguan double disadvantage.
‘Meski sedikit, masih ada keuntungan dari masa pandemi yang dirasakan oleh mereka, yakni mudahnya pemantauan,” jelasnya.
Tetapi sejauh ini, dia mengatakan, masalah yang terjadi jauh lebih besar daripada keuntungan. Selain itu, adapula masalah lain yang mengintai yakni perubahan mood serta kesejahteraan pada individu berkebutuhan khusus. Gejala ini dinamakan dengan gangguan worse mental well-being.
“Banyak rutinitas yang sekarang tidak biasa dilakukan atau disebut dengan lose of progress and skills. Selain itu, berkurangnya teman mengakibatkan munculnya increased social isolation serta terjadinya physical deterioration and ucertain futures,” terang Tulus.
Agenda Seminar PIBK ini dilaksanakan dalam rangka menyikapi fenomena individu berkebutuhan khusus yang perlu mendapatkan perhatian agar lebih mandiri, sehingga memperoleh akses untuk bekerja dan hidup yang layak.
Dalam sambutannya, Dekan Fakultas Psikologi UMM, Muhammad Salis Yuniardi PhD pun memberikan pengantar seputar kisah anak romawi. Anak itu selalu berusaha membantu mereka yang mengalami kegagalan, terlantar dan yatim piatu.
“Dari kisah tersebut, mari bersama-sama memberikan kontribusi dan bekerjasama untuk membantu individu berkebutuhan khusus agar mampu mendapatkan pekerjaan yang layak,” ajak Salis. (*)
Kontributor Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni