Mewaspadai Tipu Daya Setan, Khutbah Jumat Pilihan, oleh Dr Slamet Muliono MSi, Ketua Divisi Litbang Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim.
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَمَرَنَا بِالْإِعْتِصَامِ بِحَبْلِ الله، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ لَا نَبِىَّ بَعْدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ. أَمَّا بَعْدُ، فَقَالَ اللَّهُ تَعَالَى: يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Jamaah yang dirahmati Allah
Dalam al-Quran Allah mengingatkan kita untuk berhati-hati terhadap setan. Allah menyeru kepada manusia untuk menjauhi langkah-langkah setan agar memperoleh petunjuk dan menikmati kebahagiaan yang sejati. Allah menunjukkan bahwa setan memiliki segudang cara mengajak manusia melakukan perbuatan jahat.
Dalam kaitan ini Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ وَمَنْ يَتَّبِعْ خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ فَإِنَّهُ يَأْمُرُ بِالْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ ۚ وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ مَا زَكَىٰ مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ أَبَدًا وَلَٰكِنَّ اللَّهَ يُزَكِّي مَنْ يَشَاءُ ۗ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
Wahai orang-orang yang beriman, “Jangan mengikuti langkah-langkah setan. Barangsiapa mengikuti langkah setan, sesungguhnya dia (setan) menyuruh pada perbuatan yang keji dan munkar. Kalau bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu, niscaya tidak seorangpun diantara kamu bersih (dari perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui (an-Nur: 21).
Allah telah mendeklarasikan kepada manusia untuk waspada terhadap bisikan setan. Allah secara detail menjelaskan cara kerja setan. Setan memperdaya manusia dengan berbagai cara agar mengikuti apa yang dibisikkannya.
Dengan tipuan ini manusia dibujuk agar terperosok dan hanyut dalam kenikmatan dunia hingga berujung kesengsaraan. Hal ini diabadikan Allah dalam firman-Nya:
تَاللَّهِ لَقَدْ أَرْسَلْنَا إِلَىٰ أُمَمٍ مِنْ قَبْلِكَ فَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ أَعْمَالَهُمْ فَهُوَ وَلِيُّهُمُ الْيَوْمَ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
Demi Allah, sungguh Kami telah mengutus (Rasul-rasul) umat sebelum kamu (Muhammad), tetapi setan menjadikan terasa indah bagi mereka perbuatan mereka (yang buruk), sehingga dia (setan) menjadi pemimpin mereka pada hari ini dan mereka akan mendapat azab yang sangat pedih. (nn-Nahl 63).
Apa yang dilakukan oleh setan untuk menyesatkan manusia bukanlah barang baru. Tetapi hal itu sudah dilakukan terhadap umat terdahulu. Jalan pintas untuk memperkaya dengan menipu, berbohong, korupsi, serta menyalahgunakan wewenang atau jabatan merupakan salah satu cara tipu daya setan.
Allah menunjukkan bahwa kecerdikan setan membuat manusia terjerembab dalam kehidupan dunia sehingga melalaikan petunjuk. Peringatan ini termaktub dalam firman-Nya:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ ۖ فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا ۖ وَلَا يَغُرَّنَّكُمْ بِاللَّهِ الْغَرُورُ
Wahai manusia, sungguh janji Allah itu benar, maka janganlah kehidupan dunia memperdayakanmu dan janganlah (setan) yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah. (Fathir 5)
Contoh Tipu Daya Setan
Jamaah yang dirahmati Allah
Maraknya narkoba dan miras di kalangan pemuda, pergaulan bebas atau perzinaan, pembiaran LGBT, hingga prostitusi online bernilai puluhan juta rupiah bisa menjadi contoh bagaimana tipu daya setan terhadap manusia.
Bersenang-senang dengan kehidupan dunia tidak lepas dari bisikan yang memperindah perbuatan buruk seolah mendatangkan kesenangan dan kenikmatan. Tipu daya setan berujung pada penyesalan bagi manusia.
Dan, setan menyatakan semua itu bukan kesalahan dirinya. Tetapi semata karena lemahnya keimanan seseorang. Setan berlepas dari berbagai tuntutan. Setan ingin terbebas dari berbagai tuduhan manusia. Pengakuan jujur setan ini diabadikan Allah dalam firman-Nya:
وَقَالَ الشَّيْطَانُ لَمَّا قُضِيَ الْأَمْرُ إِنَّ اللَّهَ وَعَدَكُمْ وَعْدَ الْحَقِّ وَوَعَدْتُكُمْ فَأَخْلَفْتُكُمْ ۖ وَمَا كَانَ لِيَ عَلَيْكُمْ مِنْ سُلْطَانٍ إِلَّا أَنْ دَعَوْتُكُمْ فَاسْتَجَبْتُمْ لِي ۖ فَلَا تَلُومُونِي وَلُومُوا أَنْفُسَكُمْ ۖ مَا أَنَا بِمُصْرِخِكُمْ وَمَا أَنْتُمْ بِمُصْرِخِيَّ ۖ إِنِّي كَفَرْتُ بِمَا أَشْرَكْتُمُونِ مِنْ قَبْلُ ۗ إِنَّ الظَّالِمِينَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
Dan setan berkata ketika perkara (hisab) telah diselesaikan; “Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar dan aku pun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku.
Oleh sebab itu, janganlah kamu mencerca aku, tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku tidak dapat menolongmu, dan kamu pun tidak dapat menolongku. Sesuangguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dulu. Sungguh orang-orang yang dzalim akan mendapat siksaan yang pedih.” (Ibrahim: 22).
Ayat di atas menggambarkan setan seolah menjadi hakim dan menyatakan dirinya bebas dari berbagai tuduhan dan berbalik menyalahkan manusia karena lemahnya kekuatan diri atas ajakannya ketika di dunia. Bahkan setan menasehati manusia untuk tidak mencerca dirinya. Justru manusia harus mencerca dirinya sendiri yang lalai oleh bisikannya sehingga terjatuh pada kemaksiatan dan kenistaan.
Jamaah yang dirahmati Allah
Berulangkali Allah menyatakan bahwa janji-janji yang disampaikan oleh para Nabi dan Rasul yang diutus-Nya pasti terjadi. Bahkan berkali-kali Allah mennyatakan bahwa janji-Nya pasti benar. Dalam hal ini Allah berfirman:
وَعْدَ اللَّهِ ۖ لَا يُخْلِفُ اللَّهُ وَعْدَهُ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ. يَعْلَمُونَ ظَاهِرًا مِنَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ عَنِ الْآخِرَةِ هُمْ غَافِلُونَ
Itulah janji Allah dan Allah tidak akan menyalahi janji-janji-Nya serta tidak akan mengingkarinya tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. Mereka mengetahui yang lahir (tampak) dari kehidupan dunia, sedangkan terhadap (kehidupan) akherat mereka lalai (ar-Rum 6-7).
Tugas para Nabi dan Rasul adalah memegang teguh apa yang diperintahkan Allah dan yang dijanjikan-Nya. Untuk itu kita harus berpegang teguh pada misi yang dibawa oleh utusan-Allah. Caranya adalah dengan mentauhidkan Allah dan menjauhkan diri dari thaghut. Allah berfirman:
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ ۖ فَمِنْهُمْ مَنْ هَدَى اللَّهُ وَمِنْهُمْ مَنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلَالَةُ ۚ فَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ
Dan sungguh Kami telah mengutus seorang Rasul untuk setiap umat (untuk menyerukan), “Sembahlah Allah, dan jauhilah Thaghut. Kemudian diantara mereka ada yang diberi petunjuk dan ada pula yang tetap dalam kesesatan. Maka, berjalanlah kamu di bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang yang mendustakan (Rasul-rasul).” (an-Nahl 36).
Persyaratan untuk menjauhkan diri dari perbuatan mempersekutukan Allah dengan tidak melakukan penghambaan diri kepada selain Allah merupakan keputusan final. Namun untuk mewujudkan janji Allah pasti banyak rintangan. Salah satunya datang dari setan yang terus berupaya untuk merusak jalan manusia agar menjauh dari petunjuk Allah. Perilaku setan yang selalu menggoda manusia agar jauh dari jalan Allah digambarkan melalui firman Allah:
وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ وَلَا نَبِيٍّ إِلَّا إِذَا تَمَنَّىٰ أَلْقَى الشَّيْطَانُ فِي أُمْنِيَّتِهِ فَيَنْسَخُ اللَّهُ مَا يُلْقِي الشَّيْطَانُ ثُمَّ يُحْكِمُ اللَّهُ آيَاتِهِ ۗ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ
Dan Kami tidak mengutus seorang Rasul dan tidak (pula) seorang Nabi sebelum kamu (Muhammad) melainkan apabila dia mempunyai sebuah keinginan setan pun memasukkan godaan-godaan ke dalam keinginannya itu. Tetapi Allah menghilangkan apa yang dimasukkan seta itu, dan Allah menguatkan ayat-ayat-Nya. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana (al-Hajj 52).
Cara Setan Membelokkan Manusia
Jamaah yang dirahmati Allah
Setan senantiasa membelokkan keinginan manusia ke arah yang menyimpang. Ketika manusia ingin berbuat baik, setan membisikkan hal lain, yang kelihatannya lebih. Padahal jalan yang ditunjukkan setan itu berupa keburukan, namun terhias sehingga seolah-olah baik.
Perbuatan buruk itu seakan-akan indah, tetapi menjerumuskan dan membuat manusia dalam kehinaan. Jalan pintas untuk memperkaya diri dengan menyalahgunakan kekuasaan dan jabatan, bisa jadi mendatangkan kenikmatan, namun pada akhirnya justru membuat rumah tangganya hancur.
Sebagai bukti empirik bahwa Allah tidak mengingkari janjinya tampak pada periode awal sejarah peradaban umat yang diwarnai masa keemasan dan kejayaan. Saat itu umat Islam memenuhi persyaratan yang diberikan Allah, yakni menerapkan agama secara utuh dan tidak mempersekutukan-Nya. Allah berfirman:
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَىٰ لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا ۚ يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا ۚ وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَٰلِكَ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan yang mengerjakan amal shalih, bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka dengan agama yang telah Dia ridhai.
Dan Dia benar-benar mengubah (keadaan) mereka, setelah berada dalam ketakutan menjadi aman. Mereka (tetap) menyembah-Ku dengan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu. Tetapi barangsiapa (tetap) kafir setelah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik (an-Nur: 55).
Sejarah jatuhnya Romawi dan Persia oleh kaum muslimin merupakan bukti sejarah bahwa mereka berpegang teguh dengan agama Islam. Mereka mentauhidkan Allah dan memberantas berbagai berhala dan taghut, sehingga Allah mengangkat derajat mereka dengan menguasai peradaban di berbagai belahan dunia.
Sudah saatnya umat Islam Indonesia bangkit membebaskan diri dari berbagai budaya yang mengkerdilkan bangsa, seperti menjual agama untuk kepentingan politik.
Khutbah Kedua
ومن ولاه. أشهد أن لا إله إلا الله وأشهد أن محمدا رسول الله. معاشر المسلمين رحمكم الله أوصيكم وإياي بتقوى الله فقد فاز المتقون
قال الله تعالى فى القرآن الكريم, أعوذ بالله من الشيطان الرجيم, إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَٰٓئِكَتَهُۥ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِيِّۚ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ صَلُّواْ عَلَيۡهِ وَسَلِّمُواْ تَسۡلِيمًا. اللهم صل على محمد وعلى آله وصحبه أجمعين. اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات الأحياء منهم والأموات إنك سميع قريب مجيب الدعوات وقضي الحجات. لَا يُكَلِّفُ ٱللَّهُ نَفۡسًا إِلَّا وُسۡعَهَاۚ لَهَا مَا كَسَبَتۡ وَعَلَيۡهَا مَا ٱكۡتَسَبَتۡۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذۡنَآ إِن نَّسِينَآ أَوۡ أَخۡطَأۡنَاۚ رَبَّنَا وَلَا تَحۡمِلۡ عَلَيۡنَآ إِصۡرٗا كَمَا حَمَلۡتَهُۥ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِنَاۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلۡنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِۦۖ وَٱعۡفُ عَنَّا وَٱغۡفِرۡ لَنَا وَٱرۡحَمۡنَآۚ أَنتَ مَوۡلَىٰنَا فَٱنصُرۡنَا عَلَى ٱلۡقَوۡمِ ٱلۡكَٰفِرِينَ. رَبَّنَا ظَلَمۡنَآ أَنفُسَنَا وَإِن لَّمۡ تَغۡفِرۡ لَنَا وَتَرۡحَمۡنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ ٱلۡخَٰسِرِينَ. لَّآ إِلَٰهَ إِلَّآ أَنتَ سُبۡحَٰنَكَ إِنِّي كُنتُ مِنَ ٱلظَّٰلِمِينَ. رَبَّنَا هَبۡ لَنَا مِنۡ أَزۡوَٰجِنَا وَذُرِّيَّٰتِنَا قُرَّةَ أَعۡيُنٖ وَٱجۡعَلۡنَا لِلۡمُتَّقِينَ إِمَامًا. عباد الله, إِنَّ ٱللَّهَ يَأۡمُرُ بِٱلۡعَدۡلِ وَٱلۡإِحۡسَٰنِ وَإِيتَآيِٕ ذِي ٱلۡقُرۡبَىٰ وَيَنۡهَىٰ عَنِ ٱلۡفَحۡشَآءِ وَٱلۡمُنكَرِ وَٱلۡبَغۡيِۚ يَعِظُكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَذَكَّرُونَ. ولَذِكْرُ اللَّهِ أكبر! أَقِمِ الصلاةَ
Editor Mohammad Nurfatoni. Naskah khutbah ini pernah dimuat majalah Matan.