PWMU.CO – Dosen FEB UMM menggelar Pelatihan Eco-Enzym, sebagai bentuk kepedulian kelestarian lingkungan tentang pengolahan sampah rumah tangga, Jumat (18/6/21).
Melalui Program Pengabdian Fakultas, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melangsungkan pelatihan dengan tema Gerakan Produktif Pemanfaatan Sampah Rumah Tangga Melalui Eco-Enzym, di Desa Mulyoagung, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.
Inisiasi Aktivitas Pengabdian Masyarakat Dra Dwi Susilowati MSi mengatakan kegiatan ini dilaksanakan sebagai bentuk keprihatinan lingkungan yang semakin rusak.
“Maka itu kami mengangkat tema ini. Untuk itu pelatihan ini dihadiri puluhan peserta dari kalangan ibu-ibu dengan narasumber yang sudah ahli dan berpengalaman dalam bidang pengembangan eco-enzym,” ujarnya.
Menambah Wawasan Baru
Dwi Susilowati menjelaskan kegiatan ini bertujuan untuk menambah wawasan dan juga pengalaman baru, utamanya ibu-ibu PKK Desa Mulyoagung.
“Kami berharap agar apa yang didapat di agenda ini bisa disebarluaskan ke masyarakat lain sehingga manfaatnya bisa dirasakan di seluruh lapisan,” ungkapnya.
Manfaatkan Limbah Rumah Tangga
Salah satu pemateri Dhurotus Sangadah memaparkan limbah rumah tangga bisa dimanfaatkan dengan baik melalui eco-enzym. Jika dilihat dari aspek ekonomi, bahan ini dapat menekan dan menghemat pengeluaran rumah tangga.
“Hal itu tidak lepas dari kegunaannya sebagai pengganti handsanitizer, sabun mandi, sabun cuci piring, bahkan juga pupuk alami,” katanya.
Cara Membuat Eco-Enzym
Hal senada juga disampaikan Gung Endah. Pemateri ini menerangkan bagaimana cara membuat eco-enzym dengan bahan-bahan yang mudah didapat. Beberapa di antaranya adalah sayur-sayuran, buah-buahan, air gula merah dan tetes tebu atau molase.
“Adapun persentase bahan itu terdiri dari tiga liter sayur dan buah, satu liter gula merah dan tetes tebu, dan yang terakhir adalah sepuluh liter air,” ujarnya.
Dia mengatakan pada pelatihan itu para peserta tidak hanya menerima gambaran teori saja. Mereka juga langsung mempraktikkan pembuatan eco-enzym dengan bimbingan para pemateri.
“Proses yang digunakan dari bahan mentah menjadi eco-enzym memakan waktu sekitar tiga bulan. Setelah itu, bahan ini sudah bisa digunakan dalam kehidupan sehari-hari,” tandasnya. (*)
Penulis Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.