Haedar Nashir: Covid-19 Melonjak Semua Pihak Waspada. Demikian keterangan tertulis yang disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhamamdiyah Prof Dr Haedar Nashir MSi, yang diterima PWMU.CO, Jumat (25/6/2021) pagi. Redaksi memuatnya secara utuh.
PWMU.CO – Hari ini kasus Covid-19 di Indonesia melonjak sampai menembus angka 20.574—menurut data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kamis, 24/6/21). Keadaan ini sangat memprihatinkan dan perlu semakin waspada bagi semua pihak.
Menurut info, rumah sakit (RS) makin overload. Para tenaga kesehaan (nakes) juga banyak terkena, padahal tenaganya sangat dibutuhkan, selain overload tugasnya.
Makin banyak RS kekurangan persediaan oksigen. Muncul problem baru, banyak bayi butuh donor ASI, karena ibunya terkena Covid-19.
Kondisi ini betul-betul darurat yang memerlukan keprihatinan dan kebersamaan dari semua pihak dalam mengatasinya.
Kondisi Covid-19 sungguh berat. Masyarakat agar semakin berdisiplin tinggi mengikuti protokol kesehatan. Sebaiknya jangan bepergian kecuali yang sangat mendesak, urgen, dan aman secara prokes.
Kegiatan yang melibatkan banyak orang dan tidak urgen semestinya dihentikan seperti rekreasi, studi banding, pertemuan, dan sejenisnya. Taati ketentuan PPKM dan jangan mencari celah untuk melanggar. Jangan abai dan merasa aman, apalagi dengan sikap angkuh atau tidak peduli.
Masalah pandemi ini menyangkut keselamatan jiwa bersama, bukan lagi urusan kelompok atau orang per orang. Satu saja di antara warga lalai, abai, ceroboh, dan nekad maka berpengaruh terhadap yang lainnya.
Sudah saatnya semua warga bangsa bersikap superwaspada dalam menghadapi keadaan yang genting ini. Masalah ini bukan soal sikap takut atau tidak takut serta paranoid atau tidak, tetapi menyangkut pertaruhan keselamatan jiwa dan hajat hidup manusia keseluruhan yang harus dijaga dengan seksama serta agar kasua Covid-19 tidak semakin berat.
Butuh Kebijakan yang Konsisten
Karenanya kepada pemerintah dari pusat sampai daerah dengan seluruh kelembagaan atau instansinya agar betul-betul menerapkan kebijakan yang konsisten, terpadu, dan berada dalam satu langkah yang sama. Termasuk menerapkan kebijakan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat).
Inkonsistensi akan membuat langkah penanganan Covid-19 menjadi maju mundur atau fluktuatif, yang akhirnya kondisi bisa tidak terkendali. Para pejabat dan elite negeri dari pusat sampai daerah juga penting menyatukan sikap dan langkah, disertai keteladanan dalam menegakkan protokol kesehatan dan tidak memberi angin kepada warga yang membuat semuanya menjadi longgar dan lalai.
Bila prihatin dengan keadaan maka semua pihak mestinya semakin waspada, seksama, dan berusaha seoptimal mungkin dalam mengatasi keadaan pandemi dengan total dan simultan.
Imbauan untuk Cerdik Pandai dan Elite
Kepada para cerdik pandai dan elite manapun saatnya menyatukan pandangan dan langkah dalam meringankan beban masyarakat dengan tidak melontarkan atau memproduksi ujaran, pernyataan, dan apapun yang menegasikan virus Covid-19 dan usaha vaksinasi serta menimbulkan kontroversi.
Kalau masih percaya konspirasi dan punya data kuat, agar lebih elegan dan dapat diuji kesahihannya silakan tempuh jalur hukum ke mahkamah internasional, agar jelas serta tidak mengembangkan pikiran-pikiran spekulatif terus menerus yang membuat warga bangsa ragu dan tidak percaya pandemi.
Kalau mau melakukan kritik kepada pemerintah atau siapapun juga silakan secara objektif, tetapi jangan mencampuraduk urusan politik dengan penanganan Covid-19, serta terus mengembangkan pikiran-pikiran pseudo-sains yang spekulatif yang menghambat penanganan Covid-19 dan menimbulkan sakwasangka negatif di masyarakat.
Kasihan rakyat kecil yang semakin berat mengahadapi keadaan akibat Covid-19. Juga para tenaga kesehatan di garda depan dan menjadi benteng terakhir dalam mengatasi pandemi. Kasus yang meningkat semakin menambah berat tugas para dokter, tenaga kesehatan, dan pihak rumah sakit maupun para petugas yang menangani Covid.
Para dokter dan tenaga kesehatan yang menangani pasien Covid-19 selain makin overload juga rawan tertular serta secara fisik dan psikologis kian berat bebannya. Sikap empati dan simpati dari semua warga dan elite bangsa terahadap kondisi dumah sakit dan nasib dokter dan tenaga kesehatan sangatlah diperlukan, sebab mereka bertugas penuh dengan resiko.
Termasuk dengan menghentikan segala kontroversi yang menegasikan pandemi dan vaksinasi karena pengaruhnya tidak positif dalam usaha menangani Covid-19 yang semakin berat itu.
Saatnya semua rendah hati, menahan diri, toleransi, dan mengembangkan kebersamaan di saat kita menghadapi musibah yang sangat berat ini. Jauhi sikap angkuh, egois, dan sikap semaunya. Kondisi gawat ini memerlukan kebersamaan tingkat tinggi.
Kita semua belajar makin seksama dan bijaksana dalam menghadapi pandemi ini. Seraya terus ikhtiar dan munajat kepada Allah agar kita semakin diringankan dari musibah ini, serta Allah mengangkat musibah pandemi Covid-19 ini. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni
Discussion about this post