PWMU.CO – Review Renstra, Unismuh Undang Wakil Rektor UMY. Wakil Rektor V Bidang Kerjasama dan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Prof Achmad Nurmandi menjadi pembicara dalam kegiatan Review Rencana Strategis (Renstra) Universitas Muhammadiyah Makassar.
Kegiatan ini dihelat di Aula Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Unismuh Makassar, Jalan Sultan Alauddin, Sabtu (26/6/2021).
Dalam pengantarnya, Wakil Rektor I Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar Dr Abd Rakhim Nanda menyatakan, Unismuh baru mengenal istilah renstra pada tahun 2000. “Kita berharap, Prof Nurmandi bisa memberikan masukan untuk penyempurnaan renstra Unismuh 2020-2024,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Badan Pembina Harian (BPH) Unismuh Prof Gagaring Pagalung dalam sambutannya, menyatakan renstra merupakan dasar dalam bekerja bagi segenap sivitas akademika Unismuh Makassar.
“Saya minta agar renstra sudah bisa selesai sebelum raker Unismuh pada bulan Agustus mendatang. Renstra akan menjadi rujukan dalam merumuskan program kerja bagi pimpinan universitas, fakultas, hingga prodi, termasuk dalam perencanaan anggaran,” jelas Guru Besar Ilmu Akuntasi Universitas Hasanuddin ini.
Sebelum Prof Nurmandi memberikan pemaparan, Ketua Badan Perencanaan, Pengawasan, dan IT (Bapepan IT) Unismuh Makassar Dr Khaeruddin mempresentasikan draf renstra Unismuh Makassar.
“Ada tiga isu yang menjadi rujukan dalam perumusan renstra ini. Pertama, isu akreditasi. Kedua, isu pemeringkatan, dan ketiga isu IKU PTM,” urai Khaeruddin.
Dia juga banyak mengulas tentang indikator lulusan maupun dosen. “Indikator keberhasilan lulusan, antara lain mendapatkan pekerjaan, melanjutkan studi ke jenjang lebih tinggi, dan lulusan yang terjun ke dunia wirausaha,” jelasnya.
Pesan Prof Nurmandi
Guru Besar Ilmu Pemerintahan UMY Prof Nurmandi mengingatkan sivitas akademika tentang peta persaingan antarperguruan tinggi.
“Pesaing kita sudah berlari kencang, sementara kita lama tertidur. Atau mungkin kita merasa sibuk sendiri, tapi tidak jelas apa yang telah kita capai, karena kita bekerja tanpa ukuran,” ungkapnya.
Dalam perumusan renstra, kata Nurmandi, kita harus berangkat dari baseline saat ini.
“Misalnya berapa banyak SDM dosen kita yang telah berpendidikan doktor. Berapa dokumen artikel Scopus yang telah dihasilkan dosen-dosen Unismuh yang jumlahnya sekitar 650 orang itu,” terang Nurmandi.
Kalau ingin lari cepat, tambahnya, Unismuh harus menetapkan target pencapaian yang melampaui indikator akreditasi perguruan tinggi.
“Selain itu, indikator daya saing internasional mesti dimasukkan ke dalam Indikator Kinerja Utama (IKU) perguruan tinggi,” jelas Nurmandi.
Kegiatan ini diikuti para wakil rektor Unismuh Makassar, ketua badan/lembaga, dekan, serta ketua dan sekretaris prodi dalam ruang lingkup Unismuh Makassar. (*)
Penulis Hadisaputra Editor Mohammad Nurfatoni