38 Nasihat Dahsyat KH Ahmad Dahlan, oleh M. Anwar Djaelani, peminat biografi Tokoh Islam.
PWMU.CO – KH Ahmad Dahlan memang tak menulis buku sebagaimana H Agus Salim dan HOS Tjokroaminoto, serta sejumlah pemimpin Islam lainnya. Walau demikian, Ahmad Dahlan pernah juga menulis karangan-karangan pendek dalam bahasa Jawa. Misalnya, di dalam buku Al-Manar yang diterbitkan Muhammadiyah, Surakarta pada 1926.
Sekali lagi, buku tebal yang ditulis Ahmad Dahlan secara khusus memang tak ada. Meski begitu, kita beruntung, sebab dalam berbagai kesempatan berdakwah, berkhutbah, berpidato, dan lain-lain kesempatan, Ahmad Dahlan kerap memberikan nasihat yang bernilai seperti mutiara kata.
Berbagai mutiara kata itu dicatat oleh murid dan pengikut Ahmad Dahlan, kemudian disebarluaskan untuk diketahui oleh masyarakat luas. Belakangan, himpunan mutiara kata itu dimasukkan ke beberapa buku oleh sejumlah penulis dan tentu saja dengan judul yang berbeda-beda.
Di antara buku itu ada yang berjudul KH Ahmad Dahlan, Riwayat Hidup dan Perjuangannya. Buku itu tak mencamtumkan tahun terbitnya. Taksirannya, terbit pada 1970-an.
Selanjutnya, jika kita cermati, atas kedalaman makna dari deretan mutiara kata Ahmad Dahlan itu boleh dikata bisa mempunyai nilai sama dengan buku-buku yang ditulis pemimpin Indonesia lainnya. Penjelasannya, kurang-lebih bisa seperti berikut ini.
Ada 38 mutiara kata di buku yang telah disebut di atas. Jika masing-masing diberi penjelasan yang setara dengan minimal panjang satu artikel, maka secara keseluruhan akan bisa diterbitkan menjadi sebuah buku.
Nasihat Dahsyat
Berikut ini, di antara mutiara kata yang berhasil dikumpulkan oleh Sutrisno Kutojo dan Mardanas Safwan di buku yang judulnya telah disebut di atas, di halaman 53-57.
Untuk keperluan kejelasan makna, ada editing dan tambahan keterangan seperlunya dari saya. Juga, urutan tak seperti yang di buku. Saya urut, saya usahakan agar menjadi semacam nasihat yang mengalir, saling terkait. Mari kita hayati.
- Berhati-hatilah kamu sekalian dalam mempergunakan waktu selama hidupmu.
- Manusia hidup di dunia hanya satu kali. Maka, berjuanglah untuk kebahagiaan di dunia dan kebahagiaan di akhirat.
- Janganlah kita terus-menerus lengah hidup di dunia, supaya jangan sengsara hidup di dunia dan di akhirat.
- Harus bersungguh-sungguh hati dan tetap tegak pada pendirianmu.
- Jangan sombong dan jangan berbesar hati kalau menerima pujian.
- Berkorbanlah dengan ikhlas dan hati yang suci, baik harta ataupun tenaga.
- Jangan kamu kikir.
- Belanjakan hartamu pada saat kamu masih menguasainya.
- Janganlah mempermudah dirimu terlibat dalam urusan (sengketa) tanah. Hal ini (bisa) menyebabkan rezkemu dijauhkan oleh Allah.
- Bermacam-macam orang mengajukan pertanyaan tentang soal-soal agama. Tetapi tak satupun yang mengajukan pertanyaan, “Bagaimana diri saya selamat dari api neraka? Harus mengerjakan perintah apa? Beramal apa? Menjauhi dan meninggalkan apa?”
- Orang yang tersangkut perkara (hukum) takut dijatuhi hukuman. Tetapi, orang Mukmin takut akan bahaya yang akan mengancamnya di akhirat.
- Maut adalah suatu bahaya besar. Tetapi, lupa kepada maut adalah bahaya yang lebih besar lagi.
- Bermusyawarahlah (berdiskusilah) untuk mencari tanda bukti yang menunjukkan kebenaran.
- Manusia tidak mau menuruti kebenaran karena takut mendapat kesukaran disebabkan hawa-nafsunya.
- Meluruskan yang sudah terlanjur bengkok memang sukar dan berat. Tapi, kalau kita rajin bekerja dengan penuh kemauan dan kesadaran, Allah akan memberi jalan dan pertolongan.
- Jangan kecewa dan jangan sakit hati, kalau menerima celaan dan kritik.
- Kalau kamu meminta dengan sungguh-sungguh dan ikhlas kepada Allah, insyaallah akan dikabulkan oleh-Nya.
- Mula-mula Islam itu cemerlang, kemudian makin suram. Hal yang membuat suram itu manusianya, bukan agamanya.
- Umat Islam sebagian besar telah jauh meninggalkan ajaran agama Islam.
- Umat Islam telah merosot moralnya, sehingga sudah tidak mempunyai keberanian seperti harimau, tapi hanya mempunyai semangat seperti kambing.
- Tidak mungkin Islam lenyap dari seluruh dunia. Tapi, tidak mustahil lenyap dari bumi Indonesia. Siapa yang harus bertanggung-jawab?
- Berjuanglah bersama-sama untuk menegakkan kebenaran agama Islam.
- Saya cinta kepada Nabi Muhammad SAW, dengan mengamalkan tuntunan dan perintah-perintahnya.
- Saya hanya punya persyarikatan Muhammadiyah yang akan saya wariskan kepada kamu sekalian.
- Saya titipkan Muhammadiyah kepada kamu dengan harapan akan dipelihara dan dijaga dengan sungguh-sungguh.
- Bekerjalah dengan sungguh-sungguh, bijaksana, hati-hati, dan waspada dalam menggerakkan Muhammadiyah dan menggerakkan tenaga umat.
- Dalam menjalankan suatu tugas, hendaklah kamu berusaha supaya bisa mengerjakannya.
- Janganlah kamu menyanggupi suatu tugas (organisasi) sebelum kamu pikir dahulu.
- Urusan dapur janganlah dijadikan halangan untuk menjalankan tugas dalam menghadapi (mengurus) masyarakat
- Janganlah kamu mencari penghidupan dari persyarikatan kita, Muhammadiyah. Tapi, berusahalah untuk menghidup-hidupkan Muhammadiyah.
- Janganlah kamu sekali-kali menduakan pandangan Muhammadiyah dengan perkumpulan lain.
- Mengapa kamu mendirikan gedung untuk dirimu sendiri cepat selesai? Sementara, membantu (pembangunan) masjid dan gedung Muhammadiyah kurang kamu perhatikan atau lambat selesainya?
- Jika kamu berhalangan untuk bertabligh (berdakwah), jangan permisi kepada saya. Tapi, permisilah kepada Tuhan dengan mengemukakan alasanmu dan kamu bertanggung-jawab atas perbuatanmu.
- Saya sudah tua, umur saya telah lanjut. Kekuatan saya telah terbatas. Tapi saya wajib berjuang menjunjung tinggi perintah Allah.
- Berhati-hatilah dengan (pengurus dan anggota) Aisyiyah. KaIau Saudara-Saudara dapat memimpin atau membimbing mereka, insyaallah mereka akan menjadi teman yang setia dalam mencapai cita-cita.
- Muhammadiyah sekarang ini, lain dengan Muhammadiyah masa yang akan datang. Maka, teruslah kamu bersekolah dan menuntut ilmu pengetahuan di mana saja. (Nasihat Ahmad Dahlan di sebuah acara bersama pemuda)
- Adakah kamu tidak malu kalau auratmu sampai dilihat laki-laki? (Nasihat Ahmad Dahlan di sebuah acara bersama remaja putri)
- Kelak anak-anak kita akan tersebar bukan saja di seluruh Indonesia tapi kemungkinan juga di seluruh dunia. Tali pengikat mereka kemungkinan juga melalui perkawinan.
Keseharian dan Aplikatif
Puluhan nasihat di atas praktis dan membumi. Pendek kata, gampang difahami. Itulah hakikat nasihat yang baik, mudah dimengerti dan tak sulit mengamalkannya. Maka, selanjutnya, mari bersemangat dalam menjalankannya.
Semoga Allah mudahkan. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni