PWMU.CO – Budikdamber (budidaya ikan dalam ember) menjadi salah satu program kerja Pengabdian Masyarakat Internal yang dicanangkan oleh Program Studi Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG).
Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka ingin berkontribusi dalam mensejahterakan masyarakat Gresik di masa pandemi dengan cara membekali ketrampilan bertani dan beternak ikan dalam ember, Jumat (4/6/2021)
Bertempat di Auditorium lantai 3 UMG, acara yang dilaksanakan dengan protokol kesehatan ini untuk mengaplikasikan budidaya ikan dalam ember serta membekali pembuatan pakan lele dari bahan baku kangkung kering.
Dr Farikha, nara sumber dari Prodi Perikanan UMG mengatakan, teknologi budidaya ikan dalam ember merupakan inovasi dari Prodi Teknik Industri UMG yang patut diapresiasi.
“Budikdamber ini cocok untuk karakter kota yang tidak luas atau lahan sempit yang dapat dimanfaatkan untuk rantai produksi ikan dan sayur,” terangnya.
Diteliti Tahun 2015
Dia juga menegaskan, sejatinya budikdamber bukanlah teknologi yang baru. Sudah lama, tetapi terus mengalami regenerasi untuk diperbaiki setiap kekurangan yang ada.
“Budikdamber diteliti tahun 2015 oleh Pak Juli Nursandi, Dosen Budidaya Perikanan di Politeknik Negeri Lampung. Dia menginginkan kulkas segar di rumah. Di mana pun dan kapanpun dia ingin menangkap ikan ataupun memasak sayur, tinggal ambil di budikdamber,” kata Dr Farikha.
Dr Farikha juga menjelaskan, untuk saat ini, mendapatkan ember budikdamber tidak perlu repot-repot membuat, karena sekarang banyak dijual lewat online shop, sehingga kita mudah untuk mendapatkannya.
“Mesin budikdamber harus berada di cahaya kuat, tidak boleh ada naungan. Kebutuhan ikan lele untuk oksigen itu mutlak. Oksigen masuk ketika ada guncangan atau angin. Jika ada penutup, justru menahan adanya oksigen. Sehingga butuh modifikasi lagi, agar kebutuhan ikan terpenuhi dan tanaman tumbuh subur,” tambahnya.
Dr Farikan pun mengaku sangat berbahagia bisa menjadi bagian dari pengisi acara tersebut.
“Saya sangat bahagia bisa ikut andil dalam acara ini, mengingat Teknik Industri merupakan salah satu Prodi unggulan di UMG. Dari sini bisa dibuktikan, bahwa prodi-prodi di UMG bisa berkesinambungan dalam membangun suatu fasilitas untuk kepentingan masyarakat sekitar,” ungkapnya.
Gandeng PKK Yosowilangun dan Yatim Mandiri
Sementara itu, Sekretaris Program Studi Teknik Industri, Mohammad Dian Kurniawan mengatakan sangat mengapresiasi program Budikdamber ini.
“Di sini kita bisa membuktikan bahwa Teknik Industri tidak hanya melulu bicara soal manufaktur, tetapi juga bisa bicara soal industri bertani,” tuturnya.
Dalam mensukseskan acara tersebut, turut diundang PKK Yosowilangun, Gresik dan Yayasan Yatim Mandiri.
“Kami sangat bahagia bisa diundang dalam acara ini. Perlu diketahui bahwa Yosowilangun sudah memperoleh predikat desa terbaik nomor 5 se-Kabupaten Gresik. Ini mungkin juga bisa masuk program kerja kami. Acara ini bisa mendorong ketahanan pangan desa,” tutur Iriana Yudhaningsih, Lurah Yosowilangun.
Prinsip kerja utama budikdambar adalah ekosistem yang seimbang. Dalam ember ada interaksi antara ikan, air, dan mikroba.
Ketika air ada gas beracun karena ada CO2, teknologi budikdamber mengintegrasikan ikan dengan tanaman. Akar bisa menyerap hasil perombakan oleh ikan. Proses kerja akar harus seiring dengan proses perombakan mikroba. Sehingga ikan dalam ember tidak boleh overload.
Budikdamber lebih mensejahterakan ikan ketika ada naungan dari tanaman. Ada simbiosis mutualisme antara ikan dan makanan.
Setelah pembekalan teori selesai, selanjutnya peserta digiring untuk diperlihatkan hasil ternak budikdamber milik Teknik Industri UMG. Perbedaan antara budikdamber miliki Tekni Industri UMG dengan yang lain adalah budikdamber Teknik Industri menggunakan 4 media berbeda yakni Arang Briket, Cocopeat, rockwool, dan hidroton.
Efta Priyana, dosen dan Ketua Pengabdian juga sangat bersyukur acara tersebut cukup disambut baik oleh tamu undangan.
“Semoga apa yang kita berikan bisa berdampak positif bagi masyarakat. Jika diapresiasi untuk program kerja mereka ke depan, semoga bisa membuahkan hasil yang maksimal dan menular ke kerabat tamu undangan sekalian, sehingga akan banyak masyarakat yang terbantu,” harapnya. (*)
Penulis Efta Dhartikasari Priyana Co-Editor Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni