PWMU.CO– Dubes (Duta Besar) RI untuk Jepang merangkap Federasi Mikronesia, Heri Akhmadi, mengajak wisudawan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menjadi manusia unggul dan merdeka.
Hal itu disampaikan Dubes Heri Akhmadi dalam wisuda ke 100 Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada Sabtu (26/6) lalu.
Acara berlokasi di Dome UMM dengan luring dan daring dilaksanakan dengan mematuhi protokol kesehatan. Mulai dari tes antigen, cek suhu hingga masker.
Dubes Heri Akhmadi memberi selamat kepada UMM atas raihan anugerah kampus Islam terbaik dunia dan rekognisi internasional lain yang dicapai merupakan hasil kinerja dan komitmen dari seluruh pimpinan dan civitas akademika.
Dia mengatakan, para wisudawan tidak hanya dituntut untuk menguasai ilmu pengetahuan, juga harus melakukan penelitian untuk mengembangkan ilmu pengetahuan itu pula. ”Saudara juga harus mengabdi kepada masyarakat. Ketiga poin inilah yang biasa kita sebut dengan Tri Dharma perguruan tinggi,” tutur Heri.
Ia juga menyinggung Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Menurutnya, program tersebut memiliki pengaruh yang sangat besar bagi dunia pendidikan. Satu di antaranya adalah memerdekakan kampus dari berbagai sekat yang selama ini membuat proses pendidikan terkesan lamban dan tidak inovatif.
MBKM, kata dia, memberikan kebebasan bagi mahasiswa untuk menetapkan mata kuliahnya sendiri dengan pilihan yang luas. Tidak hanya di lingkup Prodinya, juga berkesempatan untuk memperoleh mata kuliah dari Prodi lain.
”Bahkan mereka juga didorong untuk bisa mengambil mata kuliah di perguruan tinggi lain. Tidak terbatas pada perguruan tinggi level Indonesia saja, juga bisa memperoleh suasana pembelajaran di luar negeri. Begitupun dengan pemberian kesempatan bagi peserta didik untuk merasakan atmosfer dunia kerja dengan sertifikat yang diakui,” ujarnya menerangkan.
Heri juga menuturkan, tujuan dari pembelajaran model ini adalah untuk membangun manusia yang unggul. Tidak hanya menjadi manusia yang merdeka, beriman, bertakwa, berilmu dan berbudaya saja. Namun juga menjadi pribadi yang selalu berusaha mengabdi pada masyarakat dengan ide-ide terbaik dan inovatif.
Terakhir, ia berharap kebijakan MBKM tidak hanya dipraktikkan ketika berkuliah, tapi juga bisa dilanjutkan setelah para wisudawan dikukuhkan. Sehingga akan terwujud manusia yang selalu belajar dan memperbaiki diri secara merdeka.
”Pada 2045, Indonesia akan memasuki era emas. Tentu kita berharap akan ada manusia-manusia unggul yang muncul dengan kualifikasi yang sudah saya sampaikan tadi,” tandas Heri.
Prestasi UMM
Rektor UMM Dr Fauzan MPd dalam sambutannya mengatakan, bersyukur atas keberhasilan UMM yang kembali mendapatkan rekognisi internasional.
Setelah awal tahun ini ditetapkan sebagai perguruan tinggi Islam terbaik dunia versi UniRank, UMM juga dinobatkan sebagai kampus bintang tiga oleh QS Stars, lembaga yang berpusat di London, Inggris pada Kamis (24/6).
”Ada dua variabel yang kita raih dengan nilai sempurna lima bintang, yakni employability dan fasilitas. Artinya, kompetensi yang dimiliki oleh alumni-alumni UMM sudah layak bersaing tidak hanya di level nasional, tapi juga di tingkat internasional,” tegasnya.
Fauzan juga tidak lupa memberi selamat kepada para wisudawan yang telah berjuang menyelesaikan pendidikannya hingga akhirnya hari ini bisa dikukuhkan.
Ia juga berharap berbagai ilmu yang didapat bisa menjadi ilmu yang bermanfaat untuk kebaikan bersama. ”Tidak ada istilah tidak percaya diri karena saudara dilahirkan dari almamater yang memiliki reputasi internasional. Saya mendoakan para wisudawan agar bisa menjadi kebanggaan keluarga dan bangsa dalam waktu dekat,” ungkap Fauzan. (*)
Editor Sugeng Purwanto