PWMU.CO – Din Syamsuddin: Pandangan BEM UI Cerminan Anak Muda Kritis. Demikian keterangan Guru Besar FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prof M Din Syamsuddin
“Sikap dan pandangan BEM UI tentang Presiden Joko Widodo sebagai King of Lip Service mencerminkan sikap anak muda kritis,” kata keterangan tertulis yang diterima PWMU.CO, Senin (28/6/2021) malam.
Menurutnya, mahasiswa memang diajari berpikir kritis terhadap realitas kehidupan masyarakatnya. Itu hal biasa di kampus. “Justru aneh kalau sivitas akademika kehilangan daya kritis, apalagi cenderung membenarkan yang salah dan menyalahkan yang benar,” ungkapnya.
Maka, pesannya, seyogyanya Rektorat Universitas Indonesia (UI) tidak menyikapi sikap BEM UI secara represif dan otoriter. Begitu pula, pihak yang tidak setuju dengan pandangan BEM UI, sebaiknya ajukan argumen dan fakta tandingan.
“Pandangan BEM UI sebenarnya pandangan banyak orang. Namun, BEM UI memiliki keberanian moral untuk menyuarakannya. Hal itu harus dipuji, apalagi jika pandangan itu disertai bukti atau argumentasi. Itu sikap intelektual sejati,” puji Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah 2005-2015 itu
Menurut Din Syamsuddin, upaya pembungkaman kritisisme mahasiswa hanya akan membangkitkan kritisisme kampus yang selama ini sesungguhnya tidak mati dan tidak bisa dimatikan.
Dipanggil Rektorat UI
Rektorat UI disorot publik lantaran memanggil pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM UI) terkait postingan ‘Jokowi The King of Lip Service’ di media sosial.
Mengutip detik.com pertemuan itu berlangsung di kampus UI pada Ahad (27/6/21). Ketua BEM UI, Leon Alvinda Putra hadir bersama teman-temannya, yakni Wakil Ketua BEM UI Yogie Sani, Ketua DPM UI Yosia Setiadi Panjaitan, dan Wakil Ketua DPM UI II Adul Rosyid.
Dari pihak Rektorat UI, ada Direktur Kemahasiswaan UI Tito Latif Indra, Kasubdit Kesejahteraan Mahasiswa UI, Kepala Pengamanan Lingkungan Kampus (PLK) UI, serta Kepala Asrama UI.
BEM UI mengaku sempat ditanyai pihak rektorat apakah unggahan itu bisa dihapus atau tidak.
“Lebih tepatnya itu berbentuk pertanyaan, bukan permintaan. Pertanyaannya apakah mungkin bisa di-takedown,” kata Ketua BEM UI, Leon Alvinda Putra, Senin (28/6/2021).
Saat ditanya apakah unggahan di media sosial soal ‘Jokowi King of Lip Service’ itu bisa dihapus atau tidak, “Kami jawab: tidak bisa,” kata Leon.
Dia ingat, pertanyaan itu disampaikan oleh Kepala PLK UI. BEM UI tidak mau menghapus karena punya alasan tersendiri. “Karena kita mempunyai dasar mengkritik Presiden. Kita sudah punya kajian dan apa yang kita perjuangkan sudah ada datanya,” katanya.
Kritik Jokowi
Kritikan terhadap Presiden Jokowi itu disampaikan BEM UI lewat akun Twitternya, @BEMUI_Official pada Sabtu (26/6/2021). Dalam cuitannya, BEM UI mengunggah foto Jokowi yang sudah diedit dengan background gambar bibir lengkap dengan mahkota raja.
“JOKOWI: THE KING OF LIP SERVICE,” tulis BEM UI dalam caption unggah tersebut.
BEM UI menilai Jokowi kerap mengobral janji manis. Namun, menurutnya, janji Jokowi seringkali tak selaras dengan kenyataan.
“Jokowi kerap kali mengobral janji manisnya, tetapi realitanya sering kali juga tak selaras. Katanya begini, faktanya begitu. Mulai dari rindu didemo, revisi UU ITE, penguatan KPK, dan rentetan janji lainnya,” ungkapnya.
Editor Mohammad Nurfatoni