PWMU.CO – MPK PDM Gresik adakan Pelatihan Marketing, Branding, dan Beasiswa Program Indonesia Pintar (PIP) MTs Muhammadiyah 5 Daun, Kecamatan Sangkapura, Bawean, Senin (28/6/21).
Dalam kegiatan yang diinisiasi Majelis Pendidikan Kader (MPK) dan Majelis Pustaka Informasi (MPI) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Gresik dihadiri kalangan pengajar dari lingkungan sekolah Muhammadiyah dan komunitas pegiat literasi mahasiswa Jendela Belajar Bawean (JBB).
Ketua MPK PDM Gresik Al-Muslimun mengatakan dalam rangka menyambut Nawacita—sembilan prioritas pembangunan lima tahun ke depan—kepemimpinan bupati Gresik terpilih, salah satu fokusnya adalah Bawean sebagai pulau rintisan pendidikan.
“Dengan alasan tersebut, maka Muhammadiyah harus fokus di bidang pendidikan,” ujarnya.
Untuk mewujudkan program tersebut, lanjutnya, dibutuhkan percepatan di setiap lini pendidikan Muhammadiyah di Bawean. Kita, tekannya, harus memperkuat kerja sama.
“Kita bangsa besar yang mandiri, berdiri di kaki sendiri,” katanya, mengutip perkataan Bung Karno dalam pengantar pembukaannya.
Berubah atau Tenggelam
Dalam materi pelatihan dengan temaKuasai Strategi Marketing, Berubah atau Tenggelam” Ketua MPI PDM Gresik Dewi Musdalifah menceritakan pengalamannya jatuh bangun menjadi marketer sekolah.
Guru SMA Muhammadiyah 1 Gresik ini mengatakan satu hal yang dia pegang selama ini adalah tidak pernah mengatakan bahwa lembaganya yang terbaik, namun bagaimana proses perwujudan visi misi sekolah dan program pembelajaran dan capaian-capaiannya.
“Strategi yang dilakukan, mempersiapkan siswa di kelas Passion untuk berbagi kemampuan yang telah didapatkan. Misalnya Passion kesehatan melakukan bakti sosial pengecekan tes asat urat, kolestrol di beberapa pasar tradisionsal,” jelasnya.
Dengan teknis ini, sambungnya, diharapkan mampu menjadi syiar bagi lembaganya Karena masyarakat langsung merasakan manfaatnya.
Langkah Strategis Marketing
Dewi, sapaan akrabnya, menjelaskan langkah strategis dalam marketing, pertama melakukan analisis berupa riset survai internal, ekstern, dan evaluasi . Dari sini sekolah mendapatkan data untuk pemetaan.
“Kedua, terukur untuk mengetahui posisioning, potensi, dan kendala. Sekolah bisa memetakan secara akurat bila telah memiliki pedoman yang objektif,” tuturnya.
Ketiga, sambungnya, kreatif untuk melakukan strategi marketing, fleksibel, timeline, dan deadline. Semua sekolah bisa melakukannya untuk ini, apalagi ditambah era digital dapat mendukung percepatan informasi bagi pembangunan sekolah.
“Selanjutnya sekolah harus berbagi kebaikan kepada sekolah yang menjadi target warga sekolah, komite, alumni, persyarikatan, amal usaha, instansi pemerintahan, masyarakat umum yang isinya sesuai kebutuhan.”
Komunikasi Guru Senior Junior
Dewi mengatakan semua permasalahan sekolah itu kurang lebih sama karena sekolah itu harus ikut perkembangan zaman. Yang harus dilakukan adalah bagaimana sekolah mampu menyelesaikan dengan baik.
Bagaimana cara menyatukan guru senior dan junior? Dewi menjelaskan sekolah harus membangun komunikasi yang efektif. Contoh sederhananya, mereka harus kolaborasi antara guru senior dan yunior dalam proses belajar mengajar.
“Guru yunior membantu dalam hal perangkat informasi teknologi dan guru senior berbagi pengalamannya menghadapi siswa,” tandasnya. (*)
Penulis Sawaluddin Eka Saputra. Editor Ichwan Arif.