PWMU.CO– Kentang varietas unggul, granola lembang dan granola kembang, menjadi produk unggulan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Benih kentang unggulan itu telah diproduksi dan dipasarkan secara mandiri sejak Rabu (23/6/2021) lalu.
Pengembang bibit kentang Dr Ir Syarif Husen MP menjelaskan, sejak Rabu lalu UMM telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Timur.
Dengan MoU ini, kata dia, UMM dapat mengelola, memproduksi, serta memasarkan sendiri hasil bibit kentangnya kepada masyarakat. UMM menjadi satu-satunya kampus yang memiliki delegasi legalitas untuk memproduksi.
”Riset mengenai bibit kentang ini telah saya mulai sejak tahun 2015. Memasuki tahun 2018 benih hasil riset akhirnya dapat diproduksi dan dipasarkan secara luas dengan bantuan Program Pengembangan Usaha Produk Intelektual Kampus (PPUPIK) dari Kemenristek,” kata Syarif.
Pada tahun 2021, sambung dia, UMM dapat memasarkan dua varietas bibit yaitu granola lembang, delegasi dari Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) Lembang dan varietas granola kembang dari BPTP Jawa Timur.
Dosen Fakultas Pertanian dan Peternakan tersebut menerangkan, bibit yang UMM produksi ini memiliki beberapa keunggulan. Salah satunya adalah bebas dari virus. Ini mengingat pengembangan bibit dengan menggunakan teknologi kultur in vitro.
Proses ini menghasilkan benih dalam bentuk planlet dan teknologi aeroponik untuk mendapatkan benih kentang dalam bentuk umbi generasi nol (G0). ”Varietas Granola ini juga memiliki potensi produksi 30-50 ton/hektare bila dilakukan dengan teknik budidaya yang baik dan benar,” kata Syarif.
Saat ini, kata dia, UMM mampu memproduksi sebanyak 20.000 botol planlet melalui sistem pre-order. Untuk pemasarannya, kampus putih bekerja sama dengan jaringan alumni dan para petani bibit kentang di Jawa Timur.
Syarif mengatakan, dengan berbagai kemajuan yang diperoleh UMM dalam mengembangkan bibit kentang, membuktikan bahwa bibit-bibit yang UMM produksi memiliki kompetensi yang unggul.
”Saya tentu berharap kesadaran konsumen dalam menggunakan benih berkualitas semakin meningkat. Hal ini juga akan berdampak pada perkembangan industri benih, khususnya kentang. Selain itu saya juga berharap adanya produksi benih unggulan ini membantu pemerintah dalam memenuhi kebutuhan bibit nasional,” ujar Syarif. (*)
Editor Sugeng Purwanto