PWMU.CO – RSMA Jatim Ngos-ngosan, Biaya Pasien Covid Rp 380,5 M Belum Dibayar Pemerintah. Demikian keterangan yang diberikan oleh dr Sholihul Absor MKes pada PWMU.CO, Kamis (1/7/2021) siang.
Ketua Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim itu merinci, total pengajuan klaim perawatan pasien Covid-19 tahun 2020 dan 2021 dari 29 rumah sakit Muhammadiyah dan Aisyiyah (RSMA) Jatim sebesar Rp 810, 4 miliar.
Dari jumlah itu, Rp 538,5 miliar sudah disetujui alias berstatus BAHV. Adapun yang sudah dibayar sebesar Rp 429,9 milar. Sisanya Rp 100 miliar lebih dispute atau yang dianggap masih ada masalah sehingga belum bisa dicarikan.
“Sehingga total yang belum dibayar pemerintah Rp 380,5 miliar. Ini yang membuat RSMA Jatim ngos-ngosan. Uang sebesar itu belum jelas kapan dibayar,” ujarnya prihatin.
Karena itu dr Sholihul Absor meminta kepada Kementerian Kesehatan Republik Indonesia untuk segera mencairkan tunggakan itu. “Kalau tidak mampu bayar jangan paksa RS nambah tempat tidur, karena nambah bed (tempat tidur) itu perlu biaya,” ujarnya.
Pinjam Bank untuk Biaya Operasional
Sholihul Absor menerangkan tunggakan ratusan miliar itu sangat menyulitkan casflow 29 RSMA. Karena itu beberapa rumah sakti mencari solusi sendiri, misalnya dengan mengajukan pinjaman ke bank. Seperti yang dilakukan Rumah Sakit Islam (RSI) Fatimah Banyuwangi.
Direktur RSI Fatimah Banyuwangi dr Syamsul Ma’arif membenarkan soal itu. Diwawancarai PWMU.CO, Kamis siang, dia mengungkapkan kesulitan casflow karena besarnya biaya perawatan pasien Covid-19 yang belum dibayar pemerintah.
Untuk tagihan tahun 2020 saja ada sekitar Rp 10 miliar lebih biaya perawatan pasien Covid-19 yang belum dicairkan pemerintah. Fakta itulah yang mendorongnya mengajukan pinjaman ke Bank Muamalat Indonesia.
Syamsul Ma’arif berharap tunggakan itu segera diselesaikan pemerintah karena sangat membebani sistem keuangan rumah sakit RSI Fatimah Banyuwangi.
“Untuk memaksimalkan pelayanan terhadap Covid-19 dan menjaga keberlangsungan rumah sakit diharapkan bisa segera dibayarkan,” tegas dia.
Apalagi di tengah tingginya kasus Covid-19 belakangan ini. Dia menerangkan, saat ini 14 bed yang tersedia di RSI Fatimah Banyuwangi untuk pasien Covid-19 sudah terisi penuh. “Padahal masih ada lima pasien Covid-19 yang menunggu di UGD,” katanya.
Imbauan saat Covid-19 Melonjak
Di tengah banyaknya pasien Covid-19 yang memerlukan perawatan di rumah sakit, Ketua MPKU PWM Jatim dr Sholihul Absor memberikan beberapa imbauan.
“Sehubungan dengan meledaknya kasus Covid-19, kami menghimbau agar para direktur RSMA melakukan langkah-langkah sebagai berkut,” pesannya.
- Menjaga keamanan kerja dari penularan dengan memastikan kedisiplinan memakai masker kepada seluruh karyawan dan keluarganya.
- Mengamankan cashflow keuangan minimal tiga bulan
- Memastikan pasokan oksigen aman.
- Memperhitungkan dengan matang jika ada inisitif menambah kapasitas bed RIK, atas risiko keselamatan nakes dan risiko keuangan.
- Mencadangkan ruang perawatan Covid-19 untuk pimpinan persyarikatan.
- Menjalin komunikasi dengan klinik dalam pembinaan untuk membantu masalah yang timbul selama pandemi.
- Menjalin komuniasi dan koordinasi dengan Dinas Kesehatan setempat.
- Menata dan menjaga ketersediaan APD untuk nakes dan karyawan lainnya.
- Mensuplai nutrisi karyawan agar tetap sehat dan kuat
- Memperkuat iktiar spiritual dengan banyak berdzikir dan berdoa. (*)
Penulis/Editor Mohammad Nurfatoni